Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Hasil Tangkapan Liar dan Budi Daya, Ini Perbedaannya

Baca di App
Lihat Foto
Jakub Kapusnak
Ilustrasi ikan segar
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Ikan merupakan bahan makanan yang bisa diolah menjadi berbagai masakan atau hidangan.

Ikan bisa diperoleh dari hasil tangkapan liar ataupun budi daya.

Rupanya, ada sejumlah perbedaan pada ikan dari cara memperolehnya tersebut.

Lalu, apa saja perbedaannya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apakah Ikan Bisa Merasakan Haus? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Perbedaan ikan hasil tangkapan liar dan budi daya

Dikutip dari TasteAtlas, berikut sejumlah perbedaan antara ikan hasil tangkapan liar dan budi daya.

1. Warna daging

Warna daging ikan sering kali menjadi indikator visual asal usulnya.

Ikan liar umumnya menampilkan warna yang lebih dalam dan cerah karena pola makan alaminya yang bervariasi.

Sedangkan, ikan budi daya yang diberi pakan terkontrol dapat memiliki warna yang lebih terang atau bahkan konsisten.

2. Tekstur daging

Tekstur daging ikan dapat sangat bervariasi antara varietas liar dan budi daya.

Ikan liar yang aktif berenang dan mengarungi perairan cenderung mengembangkan otot yang lebih kencang dan padat, sehingga menghasilkan tekstur yang lebih berisi daging saat dimasak.

Sebaliknya, ikan budi daya yang hidup di ruang lebih terbatas dan seringkali menjalani gaya hidup kurang aktif, dapat memiliki tekstur yang lebih lembut dan halus karena perkembangan otot dan distribusi lemak yang lebih sedikit.

Baca juga: Ukuran Ikan di Laut Menciut karena Pemanasan Global, Apa Dampaknya?

3. Ukuran dan bentuk

Ikan liar seringkali memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi karena proses seleksi alam di habitatnya yang luas, sehingga menyebabkan beragam susunan genetik dan karakteristik fisik.

Banyak spesies liar cenderung memiliki profil yang lebih datar dan ramping untuk berenang jarak jauh dan menghindari predator.

Sedangkan ikan yang dibudidayakan biasanya bertujuan untuk mendapatkan keseragaman dan hasil yang optimal.

Hal tersebut seringkali menghasilkan tubuh ikan yang lebih bulat atau gemuk karena pola makan yang terkontrol dan ruang yang terbatas.

Itu juga menghasilkan ukuran dan bentuk konsisten yang merupakan ciri khas praktik akuakultur.

Baca juga: Cara Mengatasi Tulang Ikan yang Tersangkut di Tenggorokan

4. Tampilan ikan

Ikan liar yang berenang bebas di habitat alaminya lebih sedikit mengalami lecet fisik dan seringkali memperlihatkan sisik yang masih asli, sirip utuh, dan mata jernih.

Akibatnya, energi mereka lebih konsisten disalurkan ke dalam pertumbuhan, sehingga berpotensi menghasilkan ukuran yang lebih besar dibandingkan ikan hasil budi daya.

Selain itu, ikan liar juga seringkali menampilkan warna lebih cerah dan beragam pada kulitnya yang mencerminkan kaya dan beragamnya makanan yang tersedia di alam liar.

Ikan liar biasanya memiliki mulut yang lebih menghadap ke depan, mencerminkan kebutuhan mereka untuk mencari makan atau berburu makanan ke berbagai arah di habitat aslinya.

Baca juga: Ramai Penampakan Ikan Berbaring Disebut Tengah Terlelap, Bagaimana Posisi Ikan Tidur?

Karena terkurung di dalam kandang yang padat penduduk, ikan budi daya seringkali mengalami kerusakan fisik seperti sirip robek, sisik tergores, dan mata kabur serta terluka akibat kontak dekat dengan ikan lain dan batas kolamnya.

Hal ini terkadang dapat berdampak pada pertumbuhan mereka secara keseluruhan karena energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dialihkan untuk penyembuhan.

Ikan budi daya mungkin menunjukkan warna yang lebih kusam karena pola makan yang lebih seragam dan kondisi kehidupan yang berbeda.

Ikan hasil budi daya seringkali memiliki mulut menghadap ke atas karena diberi makan dari atas, menyesuaikan fisiologinya dengan lingkungan tempat makanan berasal dari permukaan.

Baca juga: Benarkah Makan Ikan Asin Bisa Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasan Dokter

5. Rasa saat disantap

Ikan liar biasanya menunjukkan rasa yang lebih nyata dan berbeda, mencerminkan beragamnya pola makan alami yang mereka konsumsi di perairan terbuka.

Hal tersebut dapat menghasilkan rasa yang digambarkan sebagai "asin" atau seperti "kaya mineral".

Sedangkan ikan budi daya cenderung memiliki rasa yang lebih lembut dan konsisten, sebagian besar dipengaruhi oleh pakan yang dikontrol.

Oleh karena itu, varietas yang dibudidayakan mungkin dikategorikan sebagai "mentega", "kurang amis", atau "lebih berlemak".

6. Nilai gizi

Nilai gizi ikan liar dan ikan budi daya menunjukkan perbedaan yang mencolok.

Ikan liar yang diberi makanan alami di perairan terbuka, cenderung memiliki kandungan protein lebih tinggi, lebih sedikit lemak, serta spektrum vitamin dan mineral yang lebih kaya.

Meskipun ikan liar dan ikan budidaya menawarkan asam lemak omega-3 yang berharga, varietas ikan yang dibudidayakan seringkali mengandung kadar omega-6 yang lebih tinggi.

Kadar omega-6 yang terlalu tinggi dapat menyebabkan peradangan, sehingga berpotensi mengimbangi manfaat omega-3.

Karena ikan budi daya memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi, kalorinya juga lebih tinggi dibandingkan ikan liar.

Selain itu, karena praktik budi daya, ikan yang dibudidayakan juga mungkin memiliki kadar antibiotik dan dioksin yang tinggi, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan implikasi kesehatannya.

Namun, jika menyangkut merkuri, ikan yang dipelihara di laut akan memiliki jumlah yang sama dengan ikan yang bebas berkeliaran karena keduanya menempati habitat yang sama.

Baca juga: 4 Cara Memilih Ikan Asin yang Benar, Jangan Pilih Warna Putih Bersih

5 langkah memilih ikan segar

Terkadang, pembeli akan dihadapkan pada akuarium sebagai display untuk memilih ikan yang masih hidup dan segar.

Meski begitu, pembeli tidak begitu saja bisa dengan mudah memilih ikan mana yang sebaiknya dipilih untuk dibeli.

Oleh karena itu, ada beberapa langkah memilih ikan yang segar saat membelinya. Ini juga bisa berlaku jika memang ikannya sudah tidak di akuarium.

Dilansir dari MichelinGuide, berikut lima langkah memilih ikan yang segar saat membelinya:

Baca juga: Ramai soal Pelihara Ikan di Bak Mandi, Apakah Aman?

1. Periksa matanya

Jika tidak punya waktu luang atau memilih untuk tidak menyentuh ikan segar, cara tercepat untuk mengetahui apakah ikan utuh masih segar adalah dengan memeriksa matanya.

Mata ikan yang sehat harus jernih, menonjol dengan pupil gelap, dan terlihat senyata mungkin.

Sedangkan mata yang keruh dan pupilnya tidak terlihat merupakan tanda pasti bahwa ikan tersebut sudah tua atau tidak segar.

2. Periksa sirip dan ekornya

Sirip dan ekor ikan merupakan tanda lain apakah ikan telah ditangani dengan benar.

Ini adalah bagian yang paling menonjol dan kesalahan penanganan dapat menyebabkan siripnya robek.

Untuk menguji apakah ikan utuh masih segar, sentuh bagian ekornya untuk memastikan masih gesit.

Sirip yang kering dan rapuh merupakan tanda ikan sudah tua jika masih hidup.

Baca juga: Tidak Punya Paru-paru, Apakah Ikan Bisa Bersin?

3. Mencium aroma ikan

Jika berada di pasar untuk membeli ikan, pastikan untuk mengendus atau mencium aromanya dengan baik.

Sebab, ikan segar seharusnya berbau segar seperti laut. Sedangkan jika sudah tercium bau aneh bahkan busuk, itu pertanda ikan sudah tak layak untuk dibeli.

4. Periksa insang

Intip insangnya untuk memastikan bagian dalamnya berwarna merah. Ini terutama merupakan tempat pembuluh oksigen ikan berada.

Semakin segar ikan tersebut, semakin cerah warna merahnya pada insang.

Insang cenderung menjadi gelap seiring berjalannya waktu karena mioglobinnya akan teroksidasi menjadi metmioglobin.

Hindari ikan yang insangnya sudah berubah warna menjadi coklat atau bahkan hitam.

5. Sentuh sisiknya

Sisik merupakan aspek lain yang bisa dijadikan cara untuk melihat apakah ikan masih segar atau tidak.

Hal itu lantaran sisik sebaiknya harus tampak berkilau dan kokoh saat disentuh. Sedangkan jika sisik cenderung mudah lepas, ikannya sudah tidak terlalu segar.

Baca juga: Cara Memilih Ikan yang Segar dan Menyimpannya di Kulkas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi