Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Kebocoran, Bagaimana Sejarah Selokan Mataram Yogyakarta?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Tangkapan layar dari video yang dikirimkan BPBD Sleman terkait bocornya pondasi lantai Selokan Mataram di Kadipiro, Margodadi, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Selokan Mataram yang berlokasi di Kadipiro, Margodadi, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta mengalami kebocoran.

Kebocoran pada Selokan Mataram ini berdampak pada satu rumah dan beberapa kolam ikan yang tergenang air dari selokan.

Dugaan sementara, bocornya Selokan Mataram ini karena adanya proses pembangunan jalan tol.

Meski demikian, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan nantinya akan ada tanggung jawab dari pihak yang menyebabkan bocornya Selokan Mataram.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nanti otomatis akan diperbaiki. Wong ngerusakke (merusak) kok ya diperbaiki," kata Sri Sultan Hamengkubuwono X, dikutip dari Kompas.com, Senin (23/10/2023).

Adapun kebocoran di Selokan Mataram tersebut menurut Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Bambang Kuntoro terjadi pada Minggu (22/10/2023) pada pukul 02.30 WIB.

Menurutnya, kebocoran diduga terjadi karena ada pengerukan di sebelah pondasi untuk pembangunan jalan tol.

Selokan Mataram di Yogyakarta adalah salah satu bangunan yang memiliki sejarah cukup panjang. Selokan tersebut dibuat pada zaman penjajahan Jepang.

Lantas, seperti apa sejarah Selokan Mataram Yogyakarta?

Baca juga: Video Viral Selokan Mataram Jebol, Berlokasi di Dekat Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

Sejarah Selokan Mataram

Dikutip dari Kompas.com (31/3/2022), Selokan Mataram merupakan saluran irigasi yang menghubungkan Kali Progo dengan Kali Opak, di sebelah timur Yogyakarta.

Kanal irigasi ini dibuat pada tahun 1944 untuk mengairi lahan pertanian seluas 15.734 hektar.

Selokan Mataram dibangun sebagai upaya Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam berdiplomasi dengan Jepang.

Pasalnya, pada zaman penjajahan Jepang, rakyat diharuskan untuk melakukan kerja paksa (romusha). Tenaga rakyat akan diperas untuk membantu Jepang menghadapi sekutu pada Perang Dunia II.

Saat itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX merasa prihatin atas kebijakan Romusha Jepang tersebut.

Oleh sebab itulah, guna menghindarkan rakyat melakukan kerja paksa, Sultan pun melakukan lobi agar rakyat terhindar dari romusha sekaligus agar rakyat menggunakan tenaga untuk kepentingan mereka sendiri.

Adapun caranya yakni dengan membangun saluran irigasi yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

Sultan menjelaskan kepada Jepang, bahwa kondisi rakyat Yogyakarta sangat miskin, tanahnya gersang, dan pertaniannya kurang produktif.

Oleh sebab itulah, diperlukan pembuatan saluran irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Kali Opak.

Saat itu, Sultan mengusulkan supaya Jepang mengutamakan kemakmuran warganya terlebih dahulu. Ia beralasan, nantinya hal itu bisa membantu tentara Jepang dalam melawan Sekutu ke depannya.

Menurut Sultan, jika hasil pertanian baik maka bisa diberikan guna kepentingan sumber daya alam Jepang.

Usulan Sultan pun kemudian diterima oleh Pemerintah Jepang.

Sultan kemudian diberi dana untuk membangun saluran irigasi sepanjang 31,2 kilometer.

Baca juga: KAI Ungkap Alasan Pengendara Sepeda Motor Masuk ke Stasiun Tugu Yogyakarta

Menyelamatkan rakyat Yogyakarta dari romusha

Pembangunan Selokan Mataram yang disetujui ini kemudian membebaskan rakyat Yogyakarta dari romusha.

Pasalnya, rakyat Yogyakarta yang seharusnya dipaksa ikut romusha dialihkan untuk membangun kanal irigasi ini.

Keberadaan Selokan Mataram pun terbukti menyediakan kebutuhan air untuk lahan pertanian penduduk, khususnya Sleman, Kulon Progo, dan Bantul.

Pembangunan Selokan Mataram dilakukan selama sekitar 2 tahun yakni dari 1942-1944.

Dikutip dari Kompas.com (23/7/2022), Jepang menamai saluran ini dengan nama kanal Yoshihiro yang mengacu pada nama jenderal perang Shimazu Yoshihiro (1535-1619).

Sosok tersebut dikenal karena memimpin 300 pasukan yang mampu mengalahkan 3.000 pasukan musuh dalam perang Kizakihira di Kyushu tahun 1572.

Saat ini, Selokam Mataram menjadi tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Baca juga: Video Viral Selokan Mataram Jebol, Berlokasi di Dekat Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi