Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Rantai Makanan di Laut, Ini Bukti Kecerdasan Orca Paus Pembunuh

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Paus Orca adalah mamalia laut yang besar. Selain itu, paus orca termasuk hewan dengan gigitan terkuat dan mematikan, bahkan lebih kuat dari gigitan buaya.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Orca (Orcinus orca) adalah hewan laut yang berada di puncak rantai makanan. Mereka dikenal sebagai paus pembunuh karena kemampuannya dalam berburu mamalia laut.

Tak hanya itu, orca bahkan menjadi salah satu hewan laut paling cerdas karena keahliannya dalam berburu. Hewan ini dapat mencapai panjang 10 meter dengan berat 11 ton (11.000 kg), menurut Live Science.

Orca memiliki kehidupan sosial yang berbeda dengan mempelajari beragam strategi berburu yang luar biasa untuk membunuh apa pun, mulai dari paus biru hingga hiu putih besar.

Berikut ini bukti yang menunjukkan kecerdasan orca sebagai paus pembunuh:

Baca juga: 99 Persen Paus Orca Alami Penyakit Kulit, Apa Dampaknya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Memiliki perilaku unik

Orca merupakan hewan yang cepat untuk belajar, membuat perilaku yang kemudian ditiru hewan lain, lalu meninggalkan kebiasaan tersebut. 

Sebagai contoh, sebuah populasi orca di Pasifik pernah mengalami fase menggunakan ikan salmon sebagai "topi" pada tahun 1980-an.

Tren ini dimulai ketika seekor orca betina membawa salmon mati di kepalanya dan dalam beberapa minggu kemudian, perilaku ini menyebar ke dua kawanan lainnya di komunitas yang sama.

Para peneliti melihat kawanan orca yang membawa ikan salmon melakukan perilaku yang sama pada tahun berikutnya dan kemudian tidak pernah melihat mereka membawa ikan di kepala mereka lagi.

Di sisi lain, serangan orca baru-baru ini terhadap kapal-kapal di Eropa mungkin juga merupakan contoh lain dari perilaku paus pembunuh.

Baca juga: Kisah Tragis Lolita, Orca yang Terkurung 53 Tahun di Akuarium dan Mati Sebelum Kembali ke Lautan

2. Mereka memiliki ritual upacara penyambutan

Paus pembunuh memiliki ritual sosial yang rumit dan terlibat dalam apa yang disebut oleh para peneliti sebagai "upacara penyambutan."

Dalam hal ini, paus kan berbaris dalam dua barisan dan kemudian berguling-guling bersama, demikian yang dilaporkan oleh Majalah Smithsonian.

Selain itu, menurut peneliti, penyambutan tersebut bertepatan dengan sebuah kelahiran orca baru.

Tiga kawanan paus orca bertemu kembali di Selat Juan de Fuca di perbatasan antara AS dan Kanada pada tahun 2020, dan ketika paus-paus tersebut bersiul dan saling bersahutan, seekor paus betina yang sedang hamil melahirkan seekor anak paus, demikian dilaporkan oleh KUOW, stasiun berita National Public Radio di Seattle.

Paus-paus tersebut tidak mencari makan dan tampaknya hanya untuk bersosialisasi pada hari kelahiran.

Baca juga: Fakta Orca, Mengapa Disebut Paus Pembunuh?

3. Mereka memiliki "dialek" yang berbeda

Orca hidup dalam kawanan yang terdiri dari beberapa induk dan keturunannya. Setiap kawanan memiliki panggilan khasnya sendiri, seperti dialek yang berbeda dari bahasa yang sama.

Spesies ini dapat belajar menirukan suara-suara baru, yang dapat membantu mereka membentuk dialek-dialek ini.

Para peneliti mengajari seekor paus orca betina bernama Wikie untuk menirukan kata-kata manusia seperti "halo" dan "selamat tinggal", serta panggilan beberapa hewan lain.

Wikie belajar dengan cepat dan dapat mereproduksi beberapa suara baru pada percobaan pertamanya.

4. Menggunakan strategi berburu khusus

Orca mempelajari strategi berburu yang sangat terspesialisasi dan mewariskan pengetahuan tersebut kepada keturunannya.

Beberapa paus pembunuh di Argentina menuju pesisir pantai untuk menangkap anjing laut.

Sementara di Antartika, populasi lain menciptakan gelombang untuk mendorong anjing laut dari es laut yang mengambang.

Hal ini menunjukkan kecerdasan orca dalam bermain dan menangkap mangsanya.

Baca juga: Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...

5. Mereka pemilih makanan 

Beberapa populasi orca tampaknya telah mengetahui bahwa hati hiu sangat kaya akan nutrisi. Untuk itu, mereka membunuh hiu dan membuang sisa bangkainya hanya untuk mendapatkan organ bergizi tersebut.

Para peneliti telah mendokumentasikan populasi paus pembunuh yang mengincar hati berbagai jenis hiu, termasuk menyerang hiu putih besar (Carcharodon carcharias) di lepas pantai Afrika Selatan dan mengoyak hati hiu paus (Rhincodon typus) di Meksiko.

6. Mereka tampaknya memiliki teman

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B menemukan, ikatan sosial orca sebanding dengan ikatan sosial pada primata, termasuk manusia.

Paus pembunuh lebih banyak berinteraksi dengan anggota kawanannya, biasanya yang memiliki usia dan jenis kelamin yang sama.

Direktur penelitian Pusat Penelitian Paus di negara bagian Washington yang memimpin penelitian ini Michael Weiss mengatakan, dua paus jantan yang masih berkerabat dekat yang selalu bersama selama penelitian.

"Setiap kali Anda melihat sekelompok paus, dua paus itu ada di sana berinteraksi satu sama lain," kata Weiss. 

Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Orca yang Bisa Hidup hingga 80 Tahun

7. Mereka tampaknya bisa berduka

Pada 2018, para peneliti melihat seekor paus orca betina yang tampak berduka sedang mendorong anaknya yang baru lahir.

Paus orca yang bernama Tahlequah ini mendorong anaknya yang sudah tidak bernyawa setidaknya selama 17 hari, menempuh jarak 1.000 mil (1.600 kilometer) lautan sebelum akhirnya melepaskannya.

Menurut Pusat Penelitian Paus (whale research), mereka menggambarkannya sebagai "tur kesedihan".

Lembaga amal satwa liar Whale and Dolphin Conservation mencatat di situs webnya bahwa para peneliti telah mendokumentasikan beberapa spesies paus dan lumba-lumba yang membawa anak paus atau lumba-lumba yang telah mati.

Mereka menyebut ini sebagai "perilaku berkabung" yang kemungkinan besar biasa terjadi di antara mamalia sosial yang berumur panjang.

8. Mereka dapat dilatih

Manusia telah melatih paus dalam kurungan selama beberapa dekade.

Di SeaWorld, misalnya, paus pembunuh berpose menyerang, menyiram kerumunan, melambaikan sirip dada, dan umumnya melakukan salto sesuai perintah.

Memelihara paus pembunuh di lingkungan buatan masih kontroversial, dengan beberapa ahli berpendapat bahwa hal itu menyebabkan stres dan berkontribusi terhadap penyakit.

SeaWorld mengumumkan bahwa mereka mengakhiri program penangkaran paus orca pada 2016, dan paus-paus orca yang mereka miliki saat ini merupakan generasi terakhir yang mereka rawat.

Baca juga: Kisah Kiska, Paus Orca Paling Kesepian di Dunia yang Mati di Penangkaran

9. Mereka peduli satu sama lain

Para peneliti telah mendokumentasikan banyak contoh orca yang membantu sesama anggota kawanannya. Sebagai contoh, paus orca membantu anggota keluarga yang terluka atau cacat untuk bertahan hidup dengan menangkap makanan untuk mereka.

Induk paus pembunuh juga merawat anak-anaknya hingga dewasa, dan nenek orca merawat cucu-cucunya setelah mereka mengalami menopause (salah satu dari segelintir spesies yang melakukannya).

Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menunjukan, betina yang lebih tua juga memandu anggota kawanannya mencari makanan, terutama pada masa-masa sulit ketika makanan langka.

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa orca yang tidak lagi berkembang biak mendukung peluang kelangsungan hidup kawanannya dengan memberikan kebijaksanaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi