Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Patung Jokowi di Gunung Sunu, NTT yang Jadi Tempat Ritual Adat

Baca di App
Lihat Foto
Dokumen Dewa
Warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan latar belakang Patung Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat TTS
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.comWarga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendirikan patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Puncak Bukit Sunu.

Patung tersebut dibuat pada 2021, dan warga Sunu kerap menggelar ritual adat di depan patung Jokowi itu. 

Terbaru pada Sabtu (21/10/2023), warga setempat pergi ke Bukit Sunu untuk menyampaikan doa dan harapan di depan patung Jokowi.

Baca juga: Menari dan Gelar Ritual Adat di Depan Patung Jokowi, Warga NTT Minta Gibran Jangan Dipaksakan Jadi Cawapres

Warga minta Gibran jangan dipaksakan jadi cawapres

Tak hanya itu, warga juga menggelar ritual berupa tarian bonet mengitari patung Jokowi. Tarian dengan gerakan melingkar ini merupakan tanda kebersamaan dan tidak boleh putus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lewat ritual adat bersama di depan patung Presiden Jokowi, para warga desa berharap Presiden Jokowi dapat tetap menjadi bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk sekelompok orang, atau keluarga saja," ujar Kepala Desa Sunu Yakob Kase, diberitakan Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Bagi warga Desa Sunu, Jokowi merupakan presiden sekaligus bapak bangsa yang menyentuh kehidupan mereka secara nyata.

Namun, mereka melihat ada potensi nama Jokowi dirusak di akhir masa jabatan karena banyak pihak mencalonkan putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.

"Jangan sampai, dengan pencalonan Gibran, merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakan ketokohan beliau," ungkapnya.

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya patung Jokowi di puncak Bukit Sunu, NTT?

Baca juga: 4 Fakta Patung Soekarno di Bandung Barat, Rp 10 Triliun untuk Bangun Kota Mandiri


Sejarah patung Jokowi di NTT

Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten TTS El Njukambani mengungkapkan, pembuatan dan peletakkan patung Jokowi di puncak Gunung Sunu merupakan keinginan masyarakat desa.

Menurut El, patung tersebut memiliki berat 700 kilogram dengan tinggi 3,5 meter itu. Untuk mengarak patung Jokowi, warga membutuhkan waktu 4,5 jam sampai puncak.

El mengatakan, patung Jokowi mulai diarak ke puncak gunung Sunu yang memiliki ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021.

"Kegiatan ini juga sebagai bentuk penghargaan dari masyarakat Sunu terhadap Presiden Jokowi karena pada saat upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan pada 2020 lalu, Pak Jokowi mengenakan busana adat mereka," ujar El dikutip dari Kompas.com (14/11/2021).

Patung itu dibuat di Bali beberapa bulan sebelumnya. Namun, nama seniman atau pembuat patung tersebut tidak disebutkan.

Baca juga: Doa di Patung Jokowi, Warga NTT: Biarkan Gibran Matang Secara Alami

Peletakan pertama pembangunan patung itu telah dilaksanakan sebelumnya oleh Bupati TTU Epy Tahun pada 30 Oktober 2021.

Patung yang terbuat dari campuran beton itu lantas dikirimkan ke NTT menggunakan kapal.

Dikutip dari Kompas.com (14/11/2021), pembangunan patung merupakan inisiatif dari Aslog Kasdam IX Udayana, Kolonel Simon Kamlasi putra asli Asmanatun.

Ibu kandung Kolonel Simon Kamlasi, Janse Halena Kamlasi Aploegi mengatakan Gunung Sunu dipilih sebagai lokasi peletakkan patung karena memiliki letak strategis dan memiliki nilai sejarah budaya.

El menyebut, warga membangun jalan di gunung yang memiliki jalur pendakian terjal tersebut sebelum mengarak patung. Warga berharap patung Jokowi ini dapat menjadi tempat wisata di Gunung Sunu.

Kata dia, proses mendirikan patung dan waktu pelaksanaannya diputuskan melalui diskusi bersama antara masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah setempat.

Baca juga: Perjalanan Patung Jokowi Menuju Mandalika

Pakaian di patung Jokowi

Patung Jokowi di NTT dibuat dengan desain memakai pakaian adat tradisional orang Amanatun.

Patung Jokowi itu mengenakan baju berwarna putih yang dilengkapi kain tradisional berwarna merah bermotif kuning. Hiasan kalung berwarna cokelat dikalungkan di lehernya.

Pemilihan pakaian ini sesuai dengan pakaian yang dipakai Jokowi pada upacara Detik-detik Proklamasi 2020 meskipun berbeda warna dan motif.

Diberitakan Kompas.com (17/8/2020), baju tersebut memiliki motif kain berantai nunkolo. Motif ini sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah yang berartì sumber air.

Di bagian pinggir tampak bergerigi dan melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok.

Warna merah pada kain tersebut juga melambangkan keberanian laki-laki nunkolo.

Jokowi juga memakai ester atau ikat kepala berbentuk dua tanduk kecil sebagai simbol raja yang melindungisekaligus tanda kebesaran raja seperti mahkota.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi