KOMPAS.com - Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika ada sesuatu yang menghalangi suplai darah ke bagian otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah.
Dalam kedua kasus tersebut, bagian otak dapat menjadi rusak atau bahkan mati.
Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke, Rutin Cek Kadar Kolesterol dan Tensi Darah
Dikutip dari laman Pusat Pengendalian Penyakit AS, otak mengontrol fungsi tubuh, gerakan manusia, menyimpan ingatan, serta merupakan sumber pikiran, emosi, dan bahasa.
Untuk dapat bekerja dengan baik, otak membutuhkan oksigen. Arteri mengantarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian otak.
Jika terjadi sesuatu yang menghalangi aliran darah, sel-sel otak akan mati dalam beberapa menit, karena tidak dapat memperoleh oksigen. Kondisi inilah yang menyebabkan stroke.
Baca juga: Bisakah Penderita Tekanan Darah Rendah Terkena Stroke?
Jenis-jenis stroke
Ada dua jenis stroke, yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di sisi lain, ada jenis serangan iskemik transien (TIA) atau yang disebut “stroke ringan”.
Stroke ringan terjadi ketika karena aliran darah ke otak terhambat, namun hanya dalam waktu singkat, biasanya tidak lebih dari 5 menit.
Baca juga: Bisa Menyerang Usia di Bawah 45 Tahun, Kenali Penyebab dan Gejala Stroke di Usia Muda!
1. Stroke iskemikKebanyakan stroke yang terjadi adalah stroke iskemik, yakni ketika gumpalan darah atau partikel lain menyumbat pembuluh darah ke otak.
Timbunan lemak yang disebut plak juga dapat menyebabkan penyumbatan dengan menumpuk di pembuluh darah.
2. Stroke hemoragikStroke hemoragik terjadi ketika arteri di otak mengalami kebocoran darah atau pecah. Darah yang bocor memberi tekanan terlalu besar pada sel-sel otak, sehingga merusaknya.
Tekanan darah tinggi dan aneurisma (tonjolan seperti balon di arteri yang dapat meregang dan pecah) adalah contoh kondisi yang dapat menyebabkan stroke hemoragik.
Baca juga: Manfaat Rutin Jogging untuk Menurunkan Kadar Kolesterol
Waspada gejala awal stroke
Menurut American Heart Association, berikut ini adalah tanda peringatan awal yang bisa mengindikasikan stroke. Oleh karena itu, Anda perlu waspada bila mengalami gejala berikut:
1. Wajah terkulaiJika Anda merasa bahwa salah satu sisi wajah terkulai, terasa berat dan layu, atau mati rasa, cobalah untuk tersenyum.
Perhatikan pada cermin, apakah senyuman Anda normal atau salah satu sisi wajah justru tidak bergerak.
Baca juga: Manfaat Positif Bersepeda untuk Menurunkan Kolesterol Jahat
2. Lengan terasa lemahJika Anda merasa salah satu lengan sangat lemah atau mati rasa, cobalah mengangkat kedua tangan Anda. Kemudian pertahankan posisinya.
Perhatikan apakah lengan Anda bisa bertahan di posisi tersebut atau ada salah satu lengan yang perlahan turun ke bawah
3. Kesulitan berbicaraApakah Anda kesulitan berbicara, atau tidak jelas saat berbicara? Ini bisa menjadi indikasi awal risiko stroke. Sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: Khasiat Buah Pare untuk Menurunkan Kolesterol Menurut Penelitian
Indikasi gejala stroke secara umum:
Mengalami mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai, terutama pada salah satu sisi tubuh.
- Kebingungan, seperti kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
- Kesulitan melihat pada salah satu atau kedua mata.
- Masalah saat berjalan, seperti pusing, kehilangan keseimbangan, atau koordinasi.
- Sakit kepala parah yang tidak diketahui penyebabnya.
Stroke adalah keadaan darurat dan setiap menit sangat berarti. Jika Anda mengalami salah satu gejala di Atas, segera hubungi dokter. Catat waktu kapan gejala pertama kali muncul.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.