Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Terjang Amran Sulaiman, Dua Kali Jadi Mentan di Bawah Kepemimpinan Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Darsil Yahya M
Mantan Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman, saat diwanwancara awak media usai menggelar buka puasa bersama Pengurus Pusat IKA Universitas Hasanuddin di AAS Building Makassar, Sabtu (1/4/2023) malam.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian (Mentan), Rabu (25/10/2023).

Amran dilantik untuk menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri sebagai menteri pertanian pada bulan lalu usai ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Pelantikan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 101/P Tahun 2023 tentang Pengangkatan Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Tahun 2019-2024 yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti.

"Demi Allah bersumpah bahwa saya akan setia kepada UUD 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik baiknya dengan penuh rasa tangung jawab," sumpah Amran dalam pelantikannya, dikutip dari Setkab.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatan Mentan bukan menjadi hal baru bagi Amran. Sebelumnya, dia pernah mengemban jabatan yang sama di bawah kepemimpinan Jokowi pada periode pertama.

Sepak terjang Amran Sulaiman

Dilansir dari Harian Kompas, Amran pernah bergabung ke dalam kabinet di era awal kepemimpinan Jokowi.

Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini dipercaya menjadi menteri pada 2014-2019.

Namanya pertama kali diperkenalkan Jokowi sebagai praktisi pertanian. Sebab, Amran merupakan lulusan S1-S3 di bidang ilmu pertanian.

Dia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan perkebunan dan memiliki perusahaan yang bergerak di bidang produksi alat pengendali hama pertanian.

Bisnis pertamanya berupa pengembangan racun tikus sudah dipatenkan atas namanya sendiri. Berkat bisnis itu, Amran mendirikan 10 perusahaan.

Sebelum bergabung ke kabinet Jokowi, Amran dipercaya menjadi koordinator relawan Sahabat Rakyat Kawasan timur Indonesia (KTI) pada Pilpres 2014.

Saat itu, dia bertugas sebagai ujung tombak pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di KTL.

Namun, namanya tidak ada dalam daftar kabinet Jokowi untuk periode kedua.

Baca juga: Amran Sulaiman Jadi Mentan Lagi, Pernah Dideklarasikan Jadi Cawapres Cak Imin untuk Pilpres 2024

Catatan Amran selama jadi Mentan 2014-2019

Saat menjabat sebagai Mentan pada 2014 silam, Amran bisa dibilang gagal dalam menjalankan upaya swasembada beras.

Bahkan, Jokowi pernah sesumbar akan memecat Amran lantaran kegagalan swasembada berasnya.

"Saya sudah beri target Menteri Pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati, tiga tahun belum swasembada, saya ganti menterinya," kata Jokowi, dilansir dari Kompas.com, Rabu (25/10/2023).

Namun, janji pemecatan itu tak kunjung direalisasikan.

Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengaku menyayangkan keputusan Jokowi untuk menggaet Amran kembali ke dalam kabinetnya.

Pasalnya, menurut Bhima, selama Amran menjabat sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019, terdapat banyak permasalahan yang sulit dilupakan.

"Pada tahun 2018, impor beras tercatat 2,2 juta ton dari tahun sebelumnya 305 ribu ton. Kenaikan impor beras yang cukup tajam jelang Pemilu 2019 menimbulkan pertanyaan terkait program kemandirian pangan pemerintah," jelas dia kepada Kompas.com, Rabu.

Selain masalah impor beras, terjadi pula lonjakan impor gula sejak Amran menjabat Mentan di era pemerintahan Jokowi yang pertama.

"Impor gula saat itu menyentuh 4,6 juta ton dengan nilai 1,7 juta USD. Bukan angka yang kecil. Apakah ada perubahan gaya Menteri Pertanian soal pengendalian impor gula? Ini masih dipertanyakan," tanas Bhima.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi