Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Risiko Kanker dan Diabetes, Ini 3 Efek Samping Kayu Secang

Baca di App
Lihat Foto
DOK.SHUTTERSTOCK/Rezmita Anggriani
Ilustrasi wedang jahe secang. Efek samping kayu secang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kayu secang adalah tanaman obat penghasil warna merah alami yang banyak dimanfaatkan masyarakat.

Menurut Kementerian Kesehatan, tanaman dengan nama ilmiah Caesalpinia sappan ini kaya akan sifat antimikroba, antialergi, serta antioksidan.

Tak heran, masyarakat Indonesia sering mengolahnya menjadi wedang atau minuman untuk berbagai kebutuhan.

Mengonsumsi wedang secang juga membantu meningkatkan sistem imun, sehingga tubuh tidak mudah sakit di tengah peralihan musim seperti saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian mengungkapkan, antioksidan kayu secang berasal dari senyawa flavonoid dan terpenoid.

Dua senyawa tersebut membantu menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh manusia.

Kayu secang juga bermanfaat sebagai ramuan obat tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit kronis dan degeneratif, seperti kanker dan diabetes.

Menjadi salah satu tanaman obat, tumbuhan ini juga kerap digunakan untuk meredakan diare, berak darah, malaria, serta mempercepat penyembuhan luka berdarah.

Banyaknya manfaat kayu secang tak terlepas dari beragam kandungan kimianya, seperti asam galat, tanin, resin, resorsin, dan brasilin.

Lantas, adakah efek samping kayu secang?

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Wedang Serai Terlalu Sering, Apa Saja?


Efek samping kayu secang

Rebusan atau wedang secang secara umum dapat menghasilkan residu, tetapi lebih mudah terdegradasi daripada bahan sintetik.

Selain itu, mengonsumsi wedang secang juga relatif aman, bahkan membawa banyak manfaat untuk tubuh.

Namun, seperti bahan herbal pada umumnya, secang juga dapat menimbulkan efek samping jika diminum berlebihan atau tidak sesuai dosis.

Sementara itu, dilansir dari laman Gramedia, dosis mengonsumsi kayu secang yang dianjurkan adalah 3-9 gram setiap kali merebusnya.

Berikut efek samping kayu secang:

1. Masalah pencernaan

Salah satu manfaat kayu secang adalah meringankan gejala diare. Kandungan antimikroba, termasuk antibaterinya membantu membasmi bakteri penyebab diare.

Bukan hanya itu, mengonsumsi minuman herbal ini saat diare dapat mencukupi kebutuhan cairan, sehingga penderita dapat terhindar dari dehidrasi.

Sayangnya, seperti jamu lainnya, terlalu banyak minum air rebusan secang justru dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti diare dan muntah.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dalam jangka panjang, kebanyakan minuman herbal juga berpotensi mengganggu fungsi ginjal.

Sisa-sisa metabolisme bahan herbal termasuk secang akan dikeluarkan melalui urine. Jika melebihi dosis, ginjal sebagai organ yang bertanggung jawab pun dipaksa untuk bekerja lebih keras.

Baca juga: Hangatkan Tubuh dan Kontrol Gula Darah, Kenali 3 Efek Samping Minum Rebusan Jahe

2. Kurang darah

Masih dari laman Gramedia, kayu secang tidak boleh diberikan kepada orang yang didiagnosis menderita anemia atau kurang darah.

Anemia adalah masalah kesehatan saat darah tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup, sehingga aliran oksigen ke organ tubuh turut berkurang.

Kondisi tersebut memicu beberapa gejala, termasuk kelelahan, kulit pucat, pusing, limbung, sesak napas, dan detak jantung lebih cepat.

Konsumsi kayu secang sendiri dikhawatirkan dapat membuat sel darah merah sehat dalam tubuh semakin berkurang.

Oleh karena itu, penderita anemia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mulai minum wedang secang.

3. Risiko pada ibu hamil

Selain penderita anemia, wedang secang, baik dibuat secara langsung dari kayu secang maupun produk olahan, juga sebaiknya tidak sembarangan diminum oleh wanita hamil.

Tidak hanya ibu hamil, seorang wanita yang tengah aktif memberikan ASI pun perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin mengonsumsi kayu secang.

Pasalnya, tanaman herbal ini dapat mengganggu kesehatan wanita hamil dan memengaruhi air susu ibu yang menjadi makanan utama bayi.

Baca juga: Sering Diolah Jadi Bahan Jamu, Kenali 5 Efek Samping Kunyit bagi Tubuh

Resep wedang secang

Cita rasa wedang secang umumnya merupakan perpaduan antara manis karena ditambah gula dan pedas dari jahe.

Minum wedang secang sendiri memberikan efek instan menghangatkan tubuh, sehingga cocok dikonsumsi saat cuaca dingin.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/10/2020), berikut resep wedang secang yang menyehatkan:

  • 5 liter air
  • 50 gram secang
  • 40 gram jahe
  • Seperempat kilogram gula pasir
  • 2 batang serai
  • Daun pandan
  • 20-30 gram kapulaga
  • 50 gram kayu manis.

Selanjutnya, ikuti langkah-langkah cara membuat wedang secang berikut:

  • Bersihkan jahe dan memarkan.
  • Rebus air hingga mendidih dan masukkan semua bahan. Kemudian, kecilkan api.
  • Rebus semua bahan sampai 45 menit. Jangan rebus lebih dari 45 menit karena kandungan nutrisi rempah bisa hilang.
  • Dinginkan ramuan yang telah selesai direbus, dan saring ke dalam botol.

Namun, pastikan untuk tidak langsung menghabiskan kayu secang lantaran dosis yang aman adalah 3-9 gram per hari.

Sisa air rebusan kayu secang dapat disimpan di dalam kulkas. Sebelum diminum, pastikan untuk menghangatkannya terlebih dahulu agar lebih nikmat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi