Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut Orang Kelahiran di Bawah 1980 Lebih Kebal Cacar Monyet, Mengapa?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/MIA Studio
Ilustrasi cacar monyet. Ahli membeberkan ciri-ciri cacar monyet terbaru sejak mewabah pada 2022. Gejala cacar monyet ini sedikit berbeda dari wabah sebelumnya. Apakah cacar monyet bisa sembuh sendiri? Simak penjelasan berikut.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jumlah kasus cacar monyet Indonesia tembus 17 orang berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Jumat (27/10/2023).

Namun, satu orang sudah dinyatakan sembuh sehingga tinggal 16 kasus cacar monyet yang masih aktif.

Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama menyampaikan, jumlah kasus tersebut merupakan akumulasi pada Oktober 2023.

Semua orang yang terkonfirmasi positif cacar monyet adalah laki-laki dengan rentang usia 25-50 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka tertular virus tersebut melalui kontak seksual dan mengalami gejala ringan.

"Dua kasus di antaranya domisili di luar DKI Jakarta," ujar Ngabila dikutip dari Antara, Jumat.

Meski jumlah kasus mencapai 17 orang, ternyata orang kelahiran di bawah 1980 lebih kebal terhadap cacar monyet.

Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca juga: Kemenkes Sebut Belum Ada Obat Spesifik untuk Cacar Monyet, Bagaimana Pengobatannya?

Orang kelahiran di bawah 1980 lebih kebal cacar monyet

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, orang kelahiran di bawah 1980 lebih terproteksi terhadap cacar monyet karena terjadi eradikasi cacar pada tahun tersebut.

"Sehingga sejak saat itu tidak ada imunisasi cacar," ujar Nadia kepada Kompas.com, Sabtu (28/10/2023).

"Sementara ini adalah penyakit yang disebutkan Mpox, masih dari famili atau jenis virus yang sama," sambungnya.

Adapun, Mpox yang disinggung Nadia sebelumnya dikenal dengan monkeypox.

Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dan termasuk penyakit zoonosis.

Jenis penyakit tersebut memungkinkan terjadinya penularan dari hewan ke manusia bahkan manusia ke manusia.

Nadia menjelaskan, bila berpatok pada tahun 1980, banyak orang yang berusia di bawah 30 tahun tertular cacar monyet.

Baca juga: Vaksinasi Cacar Monyet Sudah Dimulai, Apakah Akan Bersifat Wajib untuk Masyarakat?

Tidak 100 persen kebal

Meski orang kelahiran di bawah 1980 lebih kebal terhadap cacar monyet, mereka tidak terproteksi 100 persen.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Nusa Dua, Badung, Bali tahun lalu.

Ia mengatakan, orang dengan kelahiran di bawah 1980 lebih kebal terhadap cacar monyet karena mereka mendapatkan vaksinasi cacar air yang berlaku seumur hidup.

Vaksinasi cacar air membuat penyebaran virus cacar monyet di Asia sangat rendah dibandingkan dengan Eropa.

Sebab, vaksinasi di Benua Biru tidak dilakukan secara menyeluruh lantaran cacar air cepat hilang.

"Orang Indonesia karena dulu karena pandemi cacarnya masih kena, orang-orang kayak saya itu divaksinasi cacar sehingga masih ada antibodinya," ujar Budi dikutip dari Kompas.com, Senin (22/8/2022) lalu.

"Dengan demikian, diharapkan orang-orang yang lahir dibawa 1980 seharusnya masih ada antibodinya," tambahnya.

Budi juga menjelaskan, tingkat kematian akibat cacar monyet terbilang rendah dibandingkan dengan Covid-19.

Hanya 12 dari 35 orang yang terkena cacar monyet yang meninggal dunia berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan dunia (WHO).

Kalaupun penderita cacar monyet meninggal, hal ini disebabkan oleh komplikasi, bukan virus.

"Cacar monyet ada dua tipe yaitu Afrika Barat dan Afrika Tengah, yang satu fatal dan yang satu tidak fatal. Dan biasanya banyak di Eropa dan yang di Indonesia bukan yang fatal," tutur Budi.

Baca juga: 17 Orang Positif Cacar Monyet di Jakarta, Kemenkes Ungkap Cara Mencegah Penularan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi