KOMPAS.com - Miliaran tahun yang lalu, permukaan bumi yang dihuni manusia saat ini merupakan lautan batuan cair.
Saat magma yang mendidih ini berangsur-angsur mendingin, ia membentuk cangkang berbatu yang berkesinambungan.
Mineral-mineral yang lebih padat menyatu ke bagian dalam bumi dan mineral yang tidak begitu padat naik ke permukaan. Begitulah cara lempeng terbentuk di permukaan bumi.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Angin Matahari? Simak Penjelasan Berikut
Dikutip dari laman Badan Survei Geologi Amerika Serikat, lempeng tektonik (lempeng litosfer) adalah lempengan batuan padat masif yang bentuknya tidak beraturan.
Ukuran lempeng bisa sangat bervariasi, mulai dari beberapa ratus hingga ribuan kilometer, dengan Lempeng Pasifik dan Antartika adalah yang paling besar.
Ketebalan lempeng juga bisa sangat bervariasi, mulai kurang dari 15 kilometer untuk litosfer samudera muda hingga sekitar 200 kilometer atau lebih untuk litosfer benua kuno.
Baca juga: Proses Terbentuknya Fosil dalam Waktu Ribuan hingga Jutaan Tahun
Sebagian besar batas antar lempeng tidak dapat dilihat karena tersembunyi di bawah lautan.
Namun batas lempeng samudra dapat dipetakan secara akurat dari luar angkasa melalui pengukuran satelit GEOSAT.
Aktivitas gempa bumi dan gunung berapi terkonsentrasi di dekat batas-batas ini. Lempeng-lempeng tektonik mungkin terbentuk pada awal sejarah bumi yang berumur 4,6 miliar tahun.
Baca juga: Mengenal Struktur Lapisan Bumi, Apa Saja?
Jumlah lempeng tektonik bumi
Jumlah lempeng bumi cukup bervariasi berkisar dari selusin hingga puluhan lempeng. Perbedaan tersebut tergantung bagaimana Anda melihatnya.
Dilansir dari laman Live Science, kebanyakan ahli geologi sepakat bahwa terdapat antara 12 dan 14 lempeng "primer" yang menutupi sebagian besar permukaan bumi.
Dengan 7 lempeng besar sebagai berikut:
- Lempeng Amerika Utara
- Lempeng Afrika
- Lempeng Eurasia
- Lempeng Indo-Australia
- Lempeng Amerika Selatan
- Lempeng Antartika
- Lempeng Pasifik.
Baca juga: Mengenal Mantel, Salah Satu Struktur Lapisan Bumi yang Paling Tebal
Yang paling besar adalah Lempeng Pasifik, yang luasnya mencapai 103,3 juta kilometer persegi, diikuti oleh Lempeng Amerika Utara dengan luas 75,9 juta kilometer persegi.
Selain tujuh lempeng yang sangat besar, ada lima lempeng lainnya yang berukuran lebih kecil yakni lempeng Laut Filipina, Cocos, Nazca, Arab, dan Juan de Fuca.
Beberapa ahli geologi menghitung Lempeng Anatolia (bagian dari Lempeng Eurasia) dan Lempeng Afrika Timur (bagian dari Lempeng Afrika) secara terpisah.
Keduanya bergerak dengan kecepatan berbeda dari lempeng utamanya. Hal ini menjelaskan mengapa perkiraan lempeng utama berkisar antara 12 hingga 14.
Baca juga: Apa Perbedaan Atmosfer dan Lapisan Ozon? Simak Penjelasan Berikut
Lempeng mikro
Segalanya menjadi lebih kompleks jika Anda melihat batas lempeng, di mana lempeng tektonik menyebabkan lempeng pecah menjadi pecahan lebih kecil yang disebut lempeng mikro.
Luasnya kurang dari 1 juta kilometer persegi, dan beberapa ilmuwan memperkirakan ada sekitar 57 di Bumi.
Tapi mereka biasanya tidak dimasukkan dalam peta dunia – sebuah perbedaan yang mencerminkan ketidakpastian tentang bagaimana mereka terbentuk.
Baca juga: Mengenal Palung Laut: Pengertian, Proses Pembentukan, dan Habitatnya
Jumlah lempeng mikro akan terus berubah, tergantung pada bagaimana para ilmuwan memilih untuk mendefinisikannya.
Ketika para ahli geologi memahami teka-teki dinamis ini, pergerakan lempeng bumi menciptakan beberapa skenario yang menarik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.