KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan kawanan burung layang-layang berterbangan di langit Yogyakarta, ramai di media sosial.
Video tersebut dibagikan oleh akun X (Twitter) @merapi_uncover pada Minggu (22/10/2023).
"[Breaking News] ribuan burung migrasi mungkin gelombang 1 sudah mampir di Jogja lokasi depan Indomaret jln Kha Dalhlan," tulis pengunggah.
Diketahui, migrasi burung layang-layang yang memasuki Yogyakarta dan sekitarnya merupakan aktivitas tahunan.
Hingga Senin (23/10/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 121.000 kali dan disukai lebih dari 370 pengguna.
Beberapa warganet juga membagikan video di kolom komentar. Sementara beberapa lainnya menyebutkan, burung-burung tersebut bermigrasi lantaran di Yogyakarta sudah akan mulai masuk musim hujan.
"Soalnya daerah utara udh masuk musim dingin," tulis akun @fillebenie_
"Itu artinya persediaan makanan mereka sdh tdk ada serta perubahan suhu," tulis @masaris01.
"Berarti tanda2 musim hujan sebentar lagi," kata akun @ichsannn10.
Lantas, benarkah migrasi kawanan burung layang-layang tersebut sebagai tanda akan segera datang musim hujan?
Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat 22-24 Oktober 2023, Mana Saja?
Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Masuk Musim Hujan 21-31 Oktober 2023, Cek di Sini
Jenis burung layang-layang
Presiden Indonesian Ornithologist Union (IdOU) Ignatius Pramana Yuda mengatakan, burung-burung yang ada dalam unggahan tersebut adalah jenis burung layang-layang Asia (Hirundo rustica).
"Burung migran yang bertengger di kabel-kabel di daerah itu disebut layang-layang Asia (Hirundo rustica), ada juga yang menyebut layang-layang kabel," kata Yuda, Senin.
Menurutnya, burung-burung tersebut biasanya akan bertengger di pohon atau di kabel-kabel listrik.
"Migrasi burung-burung ini bersifat musiman dan terjadi setiap tahun saat musim dingin di daerah Asia, mereka bermigrasi di daerah tropis yang lebih hangat," lanjutnya.
Migrasi saat musim dingin
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Hidayat Azhari mengatakan, burung tersebut masuk dalam jenis burung layang-layang Asia (Hirundo rustica) dan layang-layang batu (Hirundo tahitica).
Ia mengatakan, burung-burung tersebut akan bermigrasi saat akan memasuki musim dingin.
Burung-burung tersebut akan bermigrasi karena di lokasi berkembangbiaknya sedang mulai masuk musim dingin, oleh karena itu mereka cari daerah yang lebih hangat.
"Selain itu, karena musim dingin tidak ada banyak makanan, makanya mereka cari tempat yang hangat dan masih banyak makanan," jelasnya.
Penjelasan BMKG
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan memasuki awal musim hujan umumnya pada bulan November nanti.
Reni menyampaikan, saat ini Yogyakarta sudah mulai masuk pancaroba, yakni masa peralihan antara dua musim, dalam hal ini musim kemarau ke musim hujan.
"Di sekitar Yogyakarta sudah masuk pancaroba dengan suhu udara maksimal ada di 36 derajat Celsius pada tanggal 15 Oktober 2023," ujarnya.
Sementara itu, untuk suhu harian rata-rata yang terjadi di Yogyakarta dalam beberapa waktu belakangan ini berkisar dari 32-34 derajat Celsius.
Ia menyampaikan, meskipun di beberapa wilayah saat ini sudah mulai berlangsung diguyur hujan, namun untuk musim hujan di DI Yogyakarta tahun ini diperkirakan baru akan terjadi pada November dan berlanjut sampai awal tahun 2024.
"Puncak hujan di DI Yogyakarta diprakirakan terjadi pada bulan Februari 2024," imbuhnya.
Baca juga: BMKG Ungkap Alasan Sejumlah Wilayah Masih Alami Suhu Panas padahal Area Lain Sudah Diguyur Hujan
Prakiraan awal musim hujan di Yogyakarta
BMKG telah memprakiraan awal musim hujan 2023 di DI Yogyakarta terjadi pada:
- November dasarian I (meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian utara).
- November dasarian II (meliputi Kabupaten Sleman bagian utara dan Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan selatan).
- November dasarian III (meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian tengah dan selatan, sebagian Kabupaten Bantul bagian barat, Kabupaten Bantul bagian tengah dan selatan, Kabupaten Gunungkidul bagian utara).
- Desember dasarian I (meliputi Kabupaten Sleman bagian selatan, Kabupaten Bantul bagian utara, sebagian Kabupaten Gunungkidul bagian barat).
Baca juga: BMKG Sebut Tanda-tanda Tsunami di Tiap Daerah Berbeda-beda, Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.