Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Ular Tangga, Permainan Klasik India untuk Ajarkan Hukum Sebab-Akibat

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Jain Miniature
Permainan Ular Tangga pada abad ke-19 di India.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ular Tangga atau Snakes and Ladders merupakan permainan papan klasik yang mengandalkan keberuntungan untuk menang.

Terdiri dari dua pemain atau lebih, permainan menggunakan papan kotak berjajar dan bernomor yang dilengkapi pemandangan tangga dan ular sebagai lapangan tempur.

Tak sekadar permainan, Ular Tangga nyatanya adalah penemuan India kuno yang mengajarkan pesan moral pada anak-anak.

Dilansir dari Scholarly Community Encyclopedia, Ular Tangga bertujuan membawa bidak pemain dari garis awal di kotak bawah menuju garis akhir di pojok paling atas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, langkah bidak untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah dan sangat bergantung pada angka yang tercantum dalam dadu.

Baca juga: Sejarah Permainan Monopoli, Dibuat untuk Menyindir Tuan Tanah


Asal-usul permainan Ular Tangga

Dikenal dengan nama Mokshapat atau Moksha Patamu, masih belum diketahui secara pasti siapa maupun kapan permainan Ular Tangga ditemukan.

Dikutip dari Times of India, Minggu (12/10/2008), permainan ini diyakini telah dimainkan sejak abad ke-2 Sebelum Masehi (SM).

Kendati demikian, beberapa sejarawan mengungkapkan, Moksha Patamu ditemukan oleh penyair Saint Gyandev pada abad ke-13 Masehi.

Semula, permainan dengan papan dipenuhi tangga dan ular ini digunakan sebagai bagian dari pengajaran moral Hindu kepada anak-anak.

Kotak tempat tangga berada masing-masing dianggap melambangkan kebajikan. Sedangkan, kotak yang menampung kepala ular dianggap sebagai lambang kejahatan.

Sama seperti Snakes and Ladders saat ini, Moksha Patamu pada masa lalu juga memiliki papan dan jumlah kotak yang berbeda-beda.

Salah satu versi dari papan ini berisi total 72 kotak, sedangkan versi lain dapat mencapai 100 kotak. Namun, setiap kotak dapat melambangkan sifat buruk, netral, serta sifat baik.

Misalnya, pada papan permainan yang terdiri dari 72 kotak, kotak nomor 24, 44, dan 55 masing-masing memiliki sifat buruk berupa pergaulan buruk, pengetahuan palsu, dan ego.

Lantaran permainan Hindu ini sangat menekankan karma atau prinsip sebab dan akibat, setiap sifat buruk yang dilambangkan dengan kepala ular akan melahirkan suatu konsekuensi.

Konsekuensi dari setiap perbuatan itu tercermin dalam kotak tepat di ujung ekor ular, yang semakin jauh dari garis akhir permainan.

Di sisi lain, sifat baik layaknya bersuci, keimanan yang benar, serta hati nurani terdapat pada kotak nomor 10, 28, dan 46 yang ditandai dengan anak tangga.

Masing-masing anak tangga tersebut akan mengarahkan bidak pemain semakin ke atas, menuju alam surga, alam kebenaran, dan kebahagiaan,

Sementara itu, dalam versi papan ini, tujuan atau garis akhir para pemain adalah untuk mencapai kotak nomor 68, yaitu titik Siwa.

Baca juga: 4 Permainan Pemanggil Arwah di Seluruh Dunia

Diadopsi di berbagai wilayah dunia

Saking populernya, permainan Moksha Patamu pun diadopsi dan diadaptasi oleh agama-agama lain di anak benua India.

Dikutip dari Ancient Origin, Senin (7/5/2018), hal tersebut lantaran konsep sebab dan akibat serta imbalan dan hukuman hampir selalu ada dalam ajaran agama.

Permainan ini juga dapat dimainkan sebagai bentuk meditasi, latihan komunal, dan bahkan bagian dari studi agama tanpa menggunakan buku atau ceramah konvensional.

Bukan hanya kawasan India, permainan papan kuno dengan beberapa modifikasi dibawa ke Inggris oleh penguasa kolonial pada akhir abad ke-19.

Moksha Patamu hasil modifikasi tanpa ajaran agama ini kemudian disebut sebagai Snakes and Ladders alias Ular dan Tangga.

Hingga pada 1943, permainan yang sama mulai diperkenalkan di dataran Amerika Serikat dengan nama Chutes and Ladders.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi