Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Makna Slogan "From River to The Sea" bagi Perjuangan Palestina?

Baca di App
Lihat Foto
pexels.com/@radio
Bendera Palestina dikibarkan pada saat demonstrasi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Slogan "from river to the sea, Palestine will be free" ramai digunakan untuk menyampaikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. 

Kalimat slogan tersebut berarti "dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka".

Kalimat dukungan "From river to the sea, Palestine will be free" belakangan digaungkan, terutama di media sosial, setelah rentetan serangan Israel ke wilayah Palestina. 

Tak hanya di media sosial, kalimat tersebut diucapkan dalam pidato-pidato dukungan bahkan poster-poster demonstrasi.

Kalimat "from river to the sea" memiliki sejarah panjang sebelum digunakan untuk mendukung Palestina pada tahun ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa makna dari "from river to the sea" yang dijadikan slogan dukungan kepada Palestina?

Baca juga: Kenapa Semangka Jadi Simbol Dukungan kepada Palestina?


Makna slogan "from river to the sea"

Kalimat "from river to the sea, Palestine will be free" merupakan penggalan slogan yang populer di Palestina sejak 1960-an.

Dikutip dari The Guardian (31/10/2023), slogan ini mengacu kepada tanah milik negara Palestina yang berada di antara Sungai Yordan di sebelah timur Tepi Barat hingga Laut Mediterania di sebelah barat.

Sungai Yordan berbatasan dengan wilayah yang saat ini ditempati Israel.

Seiring waktu, pendukung Israel seperti Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman menganggap slogan tersebut bermakna sebagai semangat genosida terhadap Israel.

Menurut Yousef Munayyer seorang penulis keturunan Palestina-Amerika, frasa tersebut tidak berhubungan dengan genosida atau upaya menghancurkan Israel.

Sebaliknya, kalimat ini berarti keinginan warga Palestina untuk hidup di tanah mereka sebagai warga negara yang bebas dan setara, tidak didominasi oleh orang lain atau mendominasi mereka.

Baca juga: Mengenal Kamp Jabalia, Rumah Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Jadi Sasaran Israel

Sejarah awal wilayah Palestina terbagi dua

Memahami slogan "from river to the sea" tidak terlepas dari sejarah wilayah negara Palestina terbagi menjadi dua dan ditempati oleh Israel.

Dikutip dari Dawn (28/10/2023), Kerajaan Inggris yang menjajah Palestina mengakhiri masa penjajahannya pada 1940-an.

Namun setelah itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat perjanjian akan membagi wilayah Palestina menjadi dua, sebagian ditempati warga asli dan sebagian menjadi negara bagi penganut agama Yahudi bernama Israel.

Perjanjian ini ditentang oleh negara-negara Arab. Hal ini kemudian memicu peristiwa Nakba berupa perang besar pada 1948 yang dilakukan oleh Israel ke Palestina.

Akibat Peristiwa Nakba, lebih dari 700.000 warga Palestina mengungsi secara permanen dari wilayah yang ditempati Israel. Negara Yahudi itu lalu mendeklarasikan diri sebagai negara terpisah.

Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan mewakili rakyat Palestina dan aspirasi nasionalnya terhadap situasi tersebut.

Baca juga: Panduan Memahami Konflik Israel-Palestina yang Berlangsung 100 Tahun

Kemunculan slogan "from river to the sea"

Dikutip dari Voice Wales (26/10/2023), pada akhir 1960-an, PLO memiliki gagasan menciptakan kehidupan yang berdampingan antara Palestina dan Israel dalam satu negara yang sama dan setiap warga berkedudukan setara.

Pada tahun tersebut, muncullah slogan "from river to the sea, Palestine will be free". Slogan tersebut terutama banyak digunakan selama Perang Enam Hari pada 1967.

Diberitakan Kompas.com (6/6/2022), Perang Enam Hari terjadi pada 5-10 Juni 1967 antara Israel dengan Mesir, Yordania, dan Suriah.

Perang tersebut terjadi karena sejumlah negara tidak menerima pendirian Israel di Palestina. Namun, peperangan itu berakhir dengan kemenangan Israel berkat ditengahi oleh PBB.

Pada 1974, pemimpin PLO Yasser Arafat menyampaikan pidato di depan Majelis Umum PBB yang berisi ide penggabungan Palestina dan Israel dalam demokrasi "from river to the sea".

Sayangnya, gagasan mengenai Palestina-Israel menjadi satu negara hanya mendapat sedikit tanggapan dari kalangan Yahudi Israel.

Israel dan negara-negara Barat menyalahartikan gagasan tersebut sebagai seruan untuk melakukan genosida dan “mendorong orang-orang Yahudi ke laut'.

Gagasan penyatuan Israel dan Palestina tidak terlaksana. PLO pada 1988 terpaksan menerima pembagian dua negara dan menerima terbentuknya Israel.

Dilansir dari The Atlanta Journal Constitution (28/10/2023), pada Desember 2012, slogan "from river to the sea" kembali muncul.

Pemimpin Hamas Khaled Mashaal menggunakan slogan tersebut dalam pidatonya memperingati hari jadi kelompok tersebut yang ke-25.

“Negara akan bangkit dari perlawanan, bukan negosiasi. Pembebasan dulu, baru kenegaraan. Palestina adalah milik kita mulai dari sungai hingga laut dan dari selatan hingga utara," ujar dia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi