Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Cukup tapi Masih Mengantuk, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Stokkete
Ilustrasi cukup tidur tapi mengantuk.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai memperbincangkan cukup tidur, tetapi masih mengantuk.

Topik tersebut dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @convomf, Kamis (2/11/2023) pagi.

"Padahal tidur mah cukup tapi kenapa gue ngantuk tiap saat," tulis pengunggah.

Menanggapi pengunggah, beberapa warganet mengatakan, penyebab cukup tidur tapi mengantuk berkaitan dengan kondisi kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Stress sama biasanya gula darah lu tinggi, soalnya w prnah ngantuk mulu terus di cek gula darah ternyata tinggi," komentar akun @toppoiki.

"Bisa jadi kamu anemia nder," tulis warganet dengan akun @wildflowero9.

Hingga Jumat (3/11/2023) pagi, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 321.000 kali, disukai 14.000 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 5.500 warganet.

Lantas, apa penyebab cukup tidur, tetapi mengantuk?


Penyebab cukup tidur tapi mengantuk

Praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Andreas Prasadja menjelaskan, tidur cukup tetapi mengantuk disebut dengan hipersomnia.

"Jadi, ada insomnia atau sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, bangun tidur tengah malam sulit tidur kembali. Hipersomnia adalah tidur sudah cukup tapi masih mengantuk," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/11/2023).

Andreas menyampaikan, insomnia dan hipersomnia bukanlah suatu penyakit, melainkan hanya gejala yang merujuk pada penyakit tertentu.

Kondisi ini mirip seperti demam yang dapat menjadi gejala penyakit demam berdarah, flu, Covid-19, dan sebagainya.

"Begitu juga dengan insomnia, hipersomnia, parasomnia ini adalah gejala-gejala penyakit tidur," kata Andreas.

Baca juga: Bangun Tidur Tidak Merasa Segar tapi Justru Pegal-pegal dan Lelah, Apa Penyebabnya?

Menurutnya, hipersomnia atau kondisi cukup tidur tapi mengantuk disebabkan oleh beberapa penyakit tidur, salah satunya sleep apnea.

Sleep apnea merupakan masalah tidur dengan gejala khas berupa mendengkur hingga tersedak karena henti napas.

"Jadi, secara berkala saluran napasnya penderita tersumbat, jadi dia tercekik. Tidak bisa napas, dan dia akan terbangun tanpa terjaga, namanya microarousals," jelas Andreas.

Jika sepanjang malam mengalami microarousals, kualitas tidur seseorang akan memburuk dan terpotong-potong, sehingga terjadilah hipersomnia.

Baca juga: Sering Alami Sakit Leher Saat Bangun Tidur? Ini Cara Mengatasinya

Ciri-ciri hipersomnia

Andreas menerangkan, para pakar menyepakati orang dewasa membutuhkan tidur sekitar 7-9 jam setiap malam.

Artinya, jika seseorang telah tidur dengan durasi minimal 7 jam per malam tetapi masih mengantuk, maka masuk kategori hipersomnia.

Kendati demikian, Andreas mengingatkan, remaja dan dewasa muda dengan rentang usia di bawah 20 tahunan membutuhkan durasi tidur lebih panjang, minimal sekitar 8,5 jam.

"Kalau ada yang hipersomnia, saran saya, sebelum berpikir jauh-jauh, coba refleksikan dulu tidurnya sudah cukup belum, teratur belum," ujarnya.

Baca juga: Gejala Stroke di Pagi Hari, Muncul Saat Bangun Tidur

Dengan memperbaiki durasi tidur, menurutnya, kondisi hipersomnia akan cenderung membaik, sehingga tak perlu berkonsultasi ke dokter.

Namun, jika jam tidur telah sesuai dengan porsi usia masing-masing, serta diikuti gejala lain seperti mendengkur, maka perlu memeriksakan diri untuk mengetahui penyakit penyebabnya.

"Harus diperiksakan ke dokter kalau ada mendengkur, ada gerakan kaki, sering ketindihan (sleep paralysis), itu tanda tanda penyakit tidurnya," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi