Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tolak Gencatan Senjata dan Jeda Kemanusiaan, Ini Alasannya

Baca di App
Lihat Foto
ABIR SULTAN/AP PHOTO/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken untuk melakukan gencatan senjata sementara kecuali sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Netanyahu melalui konferensi pers usai pertemuannya dengan Blinken di Tel Aviv.

“Saya menjelaskan bahwa kami melanjutkan kekuatan penuh dan Israel menolak gencatan senjata sementara yang tidak mencakup pembebasan sandera kami,” ujar Netanyahu dikutip dari Reuters, Jumat (3/11/2023).

Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan terus menggempur maju dengan seluruh kekuatannya.

Israel juga mengatakan bahwa mereka telah berjanji untuk memusnahkan Hamas yang menguasai Jalur Gaza Palestina setelah kelompok tersebut menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Perbatasan Rafah, Pintu Utama Evakuasi Warga Gaza ke Mesir di Tengah Konflik Hamas-Israel


Gencatan senjata diperlukan untuk pengiriman bantuan

Dalam pertemuannya dengan Netanyahu, Blinken menyerukan adanya jeda kemanusiaan agar  bantuan bisa masuk ke Gaza.

Selain itu, gencatan senjata itu diharapkan dapat memfasilitasi upaya untuk mengamankan pembebasan sandera sekaligus memungkinkan Israel mencapai tujuannya mengalahkan Hamas.

"Kami percaya semua upaya ini akan difasilitasi oleh jeda kemanusiaan dengan pengaturan di lapangan meningkatkan keamanan bagi warga sipil dan memungkinkan distribusi bantuan kemanusiaan yang lebih efektif dan berkelanjutan," katanya saat konferensi pers di Tel Aviv, dikutip dari Euro News, Jumat (3/11/2023).

Kendati demikian, Blinken juga menyatakan AS tetap mendukung Israel dengan mengatakan bahwa Israel berhak mempertahankan diri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan hal tersebut tidak terulang kembali.

"Israel tidak akan pernah sendirian," dia menekankan.

Baca juga: Krisis Gaza dan Daftar Negara yang Tarik Dubesnya dari Israel, Mana Saja?

Raja Abdullah serukan jeda kemanusiaan

Di sisi lain, dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan Presiden AS Joe Biden, Raja Abdullah dari Yordania juga telah menekankan perlunya gencatan senjata dan jeda kemanusiaan di Gaza sehingga bantuan dapat dikirimkan, dilansir dari The Guardian, Sabtu (4/11/2023).

Pada Jumat, lebih dari 5.000 orang Yordania berdemonstrasi di Amman, meminta raja untuk memaksa gencatan senjata.

Para pengunjuk rasa juga ingin raja menggunakan perjanjian damai Yordania dengan Israel sebagai pengaruh.

Pada hari Rabu (1/11/2023), Yordania telah memanggil pulang duta besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Gaza.

Israel telah mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan keputusan Yordania tersebut.

Sebagai informasi, konflik antara Israel-Hamas ini mulanya dipicu ketika Hamas melancarkan serangan berdarah melintasi perbatasan ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pejabat Israel mengatakan militan membunuh lebih dari 1.400 orang, terutama warga sipil, dan menyandera 241 orang.

Sementara itu, lebih dari 9.200 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 23.000 orang terluka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi