Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Mengonsumsi Madu terhadap Gula Darah Berdasarkan Penelitian

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Alena Bogdanova
Ilustrasi efek mengonsumsi madu terhadap gula darah.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar tanaman.

Produk madu tersedia dalam berbagai bentuk dan umum dijadikan sebagai bahan dalam makanan atau minuman.

Madu dikenal memiliki beberapa manfaat kesehatan potensial karena kaya akan nutrisi dan antioksidan, memiliki sifat antibakteri, dan dapat berperan dalam pengelolaan diabetes sebagai bagian dari pola makan seimbang.

Baca juga: 5 Efek Samping Kurma, Waspadai Berat Badan dan Gula Darah Naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari laman Verywell Health, dalam bentuk murni dan belum diolah, madu kaya akan antioksidan dan senyawa tanaman lainnya.

Kandungan tersebut disebut dapat membantu menstabilkan gula darah dan melindungi dari penyakit jantung.

Beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa mengonsumsi madu dalam jumlah sedang sebenarnya memiliki beberapa manfaat bagi penderita diabetes.

Baca juga: 7 Gejala Diabetes yang Muncul di Mata, Mulai dari Mata Merah dan Penglihatan Buruk


Efek madu terhadap gula darah

Dilansir dari laman Healthline, mengonsumsi madu lebih baik untuk kadar gula darah dibandingkan dengan mengonsumsi gula biasa.

Meskipun madu meningkatkan kadar gula darah seperti jenis gula lainnya, antioksidan yang dikandungnya dapat membantu melindungi terhadap sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.

Para peneliti telah menemukan bahwa madu dapat meningkatkan kadar adiponektin, hormon yang mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah.

Ada juga bukti bahwa asupan madu setiap hari dapat meningkatkan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes tipe 2.

Baca juga: Khasiat Air Jeruk Nipis untuk Mengontrol Gula Darah

Namun, meski madu cenderung lebih baik daripada gula rafinasi, khususnya bagi penderita diabetes, masyarakat tetap harus mengonsumsinya dalam jumlah sedang.

Penting juga untuk diketahui bahwa, pastikan mengonsumsi madu asli. Sebab, beberapa produsen mengencerkan madu dengan sirup biasa.

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Medical News Today, sebuah studi menemukan bahwa madu, tidak seperti pemanis lainnya, memiliki potensi baik untuk kesehatan kardiometabolik.

Dalam sebuah studi baru dari para peneliti di University of Toronto, bagi orang yang menjalani pola makan sehat tidak lebih dari 10 persen kalori hariannya berasal dari gula, madu justru memberikan manfaat kardiometabolik.

Baca juga: Punya Efek terhadap Gula Darah, Apakah Nanas Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes?

Penelitian ini merupakan tinjauan dan meta-analisis terhadap efek madu dalam 18 percobaan pemberian makanan terkontrol yang melibatkan 1.105 individu.

Secara keseluruhan, uji coba menunjukkan bahwa madu menurunkan glukosa darah puasa, kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta penanda penyakit hati berlemak.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa madu mentah dan madu monofloral memberikan manfaat kardiometabolik paling banyak.

Baca juga: Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan, Bisa Mencegah Risiko Diabetes

Keistimewaan madu

Madu mengandung 80 persen gula, dan meskipun semua jenis gula dikaitkan dengan masalah kardiometabolik, penelitian menyarankan bahwa madu termasuk dalam kategorinya sendiri, dan layak mendapat pertimbangan khusus sebagai makanan sehat.

Tidak seperti kebanyakan gula, kekuatan pemanis madu tidak hanya berasal dari gula biasa, seperti fruktosa dan glukosa.

Sekitar 15 persen madu terbuat dari gula langka, seperti isomaltulosa, kojibiosa, trehalosa, melezitosa, dan lain-lain.

Baca juga: Manfaat Pare untuk Menurunkan Gula Darah Berdasarkan Penelitian

Kandungan tersebut terbukti memiliki banyak manfaat fisiologis dan metabolik termasuk meningkatkan respons glukosa, mengurangi resistensi insulin, dan meningkatkan metabolisme.

Madu juga mengandung banyak molekul bioaktif, termasuk polifenol, flavonoid, dan asam organik yang memiliki serangkaian sifat farmakologis.

Sifat farmakologis tersebut termasuk efek antibiotik, efek anti kanker, efek anti-obesogenik (anti-obesitas), perlindungan terhadap radikal bebas, dan mengurangi peradangan, dll.”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi