Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fenomena Supernova dan Sesuatu yang Terjadi Setelahnya

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/coffeekai
Ilustrasi ledakan supernova.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Supernova adalah ledakan dahsyat yang terjadi di luar angkasa, yang dapat memancarkan lebih banyak energi daripada Matahari.

Dikutip dari laman Britannica, secara historis, hanya tujuh supernova yang diketahui tercatat sebelum awal abad ke-17.

Supernova yang paling terkenal terjadi pada tahun 1054 dan terlihat di salah satu tanduk konstelasi Taurus.

Sisa-sisa ledakan ini masih dapat dilihat sekarang sebagai Crab Nebula (nebula kepiting), yang terdiri dari semburan gas bercahaya yang terbang keluar secara tidak teratur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supernova menonjol lainnya diketahui telah diamati dari Bumi pada tahun 185, 393, 1006, 1181, 1572, dan 1604.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Angin Matahari? Simak Penjelasan Berikut


Lantas, apa itu fenomena supernova?

Pengertian supernova

Dilansir dari laman Space.com, supernova adalah ledakan bintang masif yang terjadi ketika bintang mencapai akhir masa hidupnya dan meledak dalam semburan cahaya yang cemerlang.

Istilah "supernova" pertama kali digunakan oleh Walter Baade dan Fritz Zwicky di Observatorium Mount Wilson.

Istilah ini digunakan dalam kaitannya dengan peristiwa ledakan yang mereka amati, yang disebut S Andromedae (SN 1885A), yang terletak di Galaksi Andromeda.

Baca juga: Apakah Pluto adalah Sebuah Planet? Berikut Penjelasannya

Berbagai peradaban mencatat fenomena supernova bahkan jauh sebelum teleskop ditemukan pada abad ke-17.

Supernova tertua yang tercatat adalah RCW 86, yang ditemukan oleh para astronom China pada tahun 185 M, yang menunjukkan bahwa bintang ini berada di langit selama delapan bulan.

Crab Nebula, dianggap sebagai supernova paling terkenal, pertama kali terlihat oleh astronom China dan Korea yang mencatat ledakan bintang ini pada tahun 1054.

Supernova yang membentuk Crab Nebula sangat terang sehingga para astronom awal dapat melihatnya pada siang hari.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Bumi 4,5 Miliar Tahun Lalu?

Rata-rata, supernova akan terjadi setiap 50 tahun sekali di galaksi seukuran Bima Sakti. Ini berarti sebuah bintang meledak setiap 10 detik atau lebih di suatu tempat di alam semesta.

Sekitar 10 juta tahun yang lalu, sekelompok supernova menciptakan "Local Bubble (gelembung lokal), gelembung gas berbentuk kacang sepanjang 300 tahun cahaya di medium antarbintang yang mengelilingi tata surya.

Sebuah bintang dapat menjadi supernova dengan dua cara, yakni bintang mengumpulkan materi dari tetangga terdekatnya hingga terjadi reaksi nuklir yang tak terkendali.

Atau, sebuah bintang yang kehabisan bahan bakar nuklir dan runtuh karena gravitasinya sendiri.

Baca juga: Proses Terjadinya Aurora, Fenomena Cahaya di Langit Kutub Bumi

Apa yang terjadi setelah supernova?

Setelah supernova, beberapa hal berbeda bisa terjadi, dan yang paling umum adalah, bintang yang meledak sebagian akan runtuh menjadi lubang hitam atau bintang neutron.

Kemudian sisa massanya akan diubah menjadi energi atau terlempar karena kekuatan ledakan. Materi ini terkadang disebut “sisa supernova”, yaitu sejenis nebula.

Dilansir dari laman NASA, kebanyakan black hole atau lubang hitam terbentuk dari sisa-sisa bintang besar yang mati dan menghasilkan ledakan dahsyat yang, yakni supernova.

Baca juga: Mengenal Black Hole atau Lubang Hitam, Tempat di Ruang Angkasa yang Dapat Mengisap Cahaya

Ledakan seperti itu melemparkan materi bintang ke luar angkasa, namun tetap meninggalkan inti bintang.

Pada sisa-sisa supernova, inti bintang akan kehabisan bahan bakar, sehingga ia akan mendingin dan menyebabkan tekanan turun.

Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada lagi gaya yang melawan gravitasi dari massa bintang, sehingga inti bintang mulai runtuh dengan sendirinya.

Ketika bintang yang lebih kecil runtuh, akan menjadi bintang neutron padat, dan tidak cukup masif untuk memerangkap cahaya.

Baca juga: Proses Terbentuknya Pelangi, Fenomena Lengkung Warna-warni Setelah Hujan

Jika massa total bintang tersebut cukup besar (sekitar tiga kali massa Matahari), tidak ada gaya yang dapat menahan bintang agar tidak runtuh karena pengaruh gravitasi.

Saat permukaan bintang mendekati permukaan imajiner yang disebut event horizon (cakrawala peristiwa), waktu di bintang melambat dibandingkan dengan waktu yang pengamat di kejauhan.

Ketika permukaan mencapai cakrawala peristiwa, waktu terhenti, dan bintang tidak dapat runtuh lagi, ia adalah objek beku yang runtuh.

Jika massanya menyusut menjadi titik yang sangat kecil, maka akan lahirlah black hole atau lubang hitam.

Baca juga: Apa Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet? Berikut Penjelasannya

Selain lubang hitam, jika bintang yang meledak berukuran sangat masif, ledakan sinar gamma yang panjang juga dapat terjadi selama supernova.

Beberapa material yang tumpah akan berputar di sekitar lubang hitam yang dihasilkan dan kemudian dikirim dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.

Karena material tersebut bergerak sangat cepat, ia dapat memancarkan foton dengan energi sinar gamma yang sangat tinggi, yang disebut ledakan sinar gamma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi