Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Konflik di Gaza, Ribuan Nyawa Melayang dan PBB yang Tak Berdaya

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FADI ALWHIDI
Kondisi terkini perang Israel-Hamas. Foto dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina mencari korban selamat di kawah akibat serangan Israel ke kamp pengungsi di Jabalia, Jalur Gaza, 31 Oktober 2023.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Konflik Hamas-Israel di Gaza sudah berlangsung selama satu bulan sejak 7 Oktober 2023.

Ini bermula ketika kelompok Hamas melancarkan serangan secara tiba-tiba ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi melalui Operasi Badai Al Aqsa.

Menurut Hamas, serangan ini sebagai respons atas semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.

Isael kemudian merespons serangan tersebut dengan mendeklarasikan perang pada Minggu (8/10/2023) dan memblokade semua kebutuhan dasar warga Gaza.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibatnya, terjadi kekacauan dan krisis kemanusiaan luar biasa di Jalur Gaza.

Namun, tak ada tanda-tanda konflik ini akan mereda meski korban sipil terus berjatuhan hari demi hari.

Baca juga: Proyek Ambisius Israel, Berencana Bangun Tandingan Terusan Suez yang Lewati Gaza

Ribuan nyawa melayang

Hingga hari ini, sebanyak 10.022 warga Palestina menjadi korban jiwa terhitung sejak 7 Oktober di Jalur Gaza, sementara korban di Tepi Barat mencapai 152.

Mayoritas dari korban adalah wanita dan anak-anak, berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Sementara di pihak Israel, 1.400 orang menjadi korban pada periode yang sama, dikutip dari Aljazeera.

Tak hanya itu, konflik tersebut juga mengakibatkan lebih dari 100 serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan, 88 pekerjanya juga turut menjadi korban.

Ini merupakan jumlah kematian tertinggi yang pernah tercatat di PBB dalam satu konflik.

Baca juga: Mengenal Perbatasan Rafah, Pintu Utama Evakuasi Warga Gaza ke Mesir di Tengah Konflik Hamas-Israel

Solidaritas dunia

Sebagian besar penduduk dunia menggelar aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina dan meminta Israel untuk segera menghentikan serangan.

Pasalnya, serangan itu kerap menyasar warga sipil yang tak berdaya dan tak bersalah.

Di Indonesia, aksi bela Palestina digelar di Monas, Jakarta pada Minggu (5/11/2023) dan dihadiri oleh sejumlah pejabat negara.

Tak hanya itu, aksi solidaritas untuk Palestina juga muncul di San Francisco, California, AS pada Sabtu (4/11/2023).

Dalam aski solidaritas itu, peserta meneriakkan yel-yel mendukung Palestina.

Di wilayah AS lain, para pengunjuk rasa berkumpul di depan Gedung Putih, Washington DC pada hari yang sama.

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk memprotes dukungan pemerintahan Joe Biden terhadap Israel dan kampanye militernya yang berkelanjutan di Gaza.

Aksi solidaritas ini juga digelar di berbagai negara lain, termasuk Italia, Spanyol, Perancis, dan Puerto Rico.

Baca juga: 18 Organisasi di Bawah Naungan PBB Desak Gencatan Senjata di Gaza

PBB yang tidak berdaya

Meski kerap menyuarakan kecamannya terhadap serangan Israel yang menyerang warga sipil, PBB hingga kini tak bisa berbuat banyak untuk menghentikan konflik tersebut.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi sempat mempertanyakan tanggung jawab Dewan Keamanan PBB dalam menghentikan perang ini.

"Saya datang ke sini untuk bertanya kepada Dewan. Bagaimana Anda akan menjalankan tanggung jawab Anda? Kapan Anda akan menghentikan perang di Gaza?" tanya Retno dalam High-Level Open Debate DK PBB di New York, dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/10/2023)

PBB sebenarnya sudah menuntut adanya gencatan senjata dan jeda kemanusiaan. Namun, tuntutan itu ditolak oleh Israel.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyebut gencatan senjata berarti menyerah kepada Hamas.

"Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas. Ini tidak akan terjadi. Israel akan berjuang sampai pertempuran ini dimenangkan," ujarnya, dikutip dari AFP.

AS juga mendukung Israel untuk menolak gencatan senjata. Namun, mereka menyatakan pentingnya jeda kemanusiaan untuk kepentingan masuknya bantuan ke Gaza.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi