Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Berhenti Makan Gorengan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Agus Mujianto
Apa yang terjadi pada tubuh ketika berhenti makan gorengan?
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gorengan merupakan salah satu camilan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.

Meskipun rasanya enak dan renyah, namun terlalu banyak makan gorengan ataupun makanan yang berminyak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, obesitas, dan kanker, dilansir dari Healthdigest.

Selain itu, menurut penelitian pada 2015 yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa gorengan mungkin mengandung zat berbahaya yang disebut akrilamida. Zat ini dapat memicu penyakit kanker, seperti kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.

Untuk itu, penting untuk mengurangi jumlah konsumsi gorengan ataupun makanan berminyak untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.

Sebuah studi pada 2009 yang dilakukan oleh Mount Sinai menunjukkan bahwa mengurangi makanan yang digoreng dapat mengurangi peradangan dan memulihkan kemampuan alami tubuh melawan penyakit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Oatmeal Setiap Hari?

Lantas, apa yang terjadi pada tubuh ketika berhenti makan gorengan?


Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Keju Setiap Hari?

1. Berat badan akan turun

Dikutip dari Web MD, salah satu manfaat mengurangi atau menghentikan konsumsi gorengan dapat berefek pada penurunan berat badan.

Hal tersebut lantaran, makanan yang digoreng mengandung tinggi kalori dan beberapa lainnya bahkan dilapisi adonan dan tepung, serta dimasak dengan minyak lemak.

Minyak tersebut diserap ke dalam makanan yang dimasak, sehingga meningkatkan kandungan lemak, kolesterol, serta jumlah kalorinya.

Oleh karena itu, mengurangi makanan yang digoreng berkalori tinggi adalah cara untuk menciptakan defisit dan menurunkan berat badan yang tidak diinginkan. 

Baca juga: Dampak Makan Gorengan terhadap Risiko Diabetes, Kenali Bahayanya

2. Jantung lebih sehat

Gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans tinggi yang dapat merusak kesehatan jantung, dikutip dari Healthdigest.

Lemak tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan membentuk plak yang menyumbat arteri.

Seiring berjalannya waktu, hal tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit jantung. Tak hanya itu, penumpukan plak ini juga dapat menghalangi aliran darah ke jantung, sehingga menyebabkan serangan jantung.

Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berminyak dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular utama, termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa orang yang paling banyak mengonsumsi gorengan dalam pola makannya memiliki risiko 28 persen lebih besar mengalami penyakit kardiovaskular berat dan peluang gagal jantung 37 persen lebih tinggi.

Baca juga: Dokumen Dukcapil Susi Jadi Bungkus Gorengan, Siapa Bertanggung Jawab?

3. Mengurangi risiko peradangan 

Gorengan dapat memicu respons peradangan di tubuh. Hal ini disebabkan karena panas tinggi yang berasal dari penggorengan meningkatkan tingkat AGEs (Akhir Glikasi Lanjutan) dalam makanan.

Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan di Nutrients menunjukkan, AGEs dalam makanan sering kali tidak dicerna dan tertinggal di usus besar sehingga dapat merangsang peradangan.

Saat menderita peradangan, Anda bisa mengalami beragam gejala, termasuk produksi lendir berlebihan, nyeri dan nyeri, kulit kering, dan jerawat.

Jika Anda menderita peradangan kronis, tubuh akan terus memproduksi sel darah putih secara berlebihan, sehingga menyebabkan kondisi serius seperti penyakit jantung, diabetes, dan radang sendi.

Menghentikan konsumsi makanan yang digoreng akan membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan keberadaan AGEs dalam sistem tubuh, yang menjadi faktor penentu dalam mencegah peradangan.

Baca juga: Ramai soal Makan Gorengan dan Junk Food Picu Kista Ovarium, Ini Penjelasan Dokter

4. Menurunkan risiko penyakit

Gorengan telah dikaitkan dengan peningkatan berbagai risiko penyakit berbahaya dan mengancam jiwa.

Hal tersebut juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan pada 2019 yang diterbitkan di British Medical Journal.

Menurut penelitian tersebut, wanita yang mengonsumsi satu porsi ayam goreng per hari dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 13 persen. Sedangkan, mereka yang menikmati satu porsi ikan goreng atau kerang mengalami peningkatan risiko kematian sebesar 7 persen.

Selain itu, makanan yang digoreng dapat mengandung bahan-bahan tidak sehat dan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.

Ulasan pada 2018 yang diterbitkan di Frontiers in Nutrition menunjukkan bahwa akrilamida, salah satu senyawa yang biasa ditemukan dalam makanan yang digoreng, terbukti bersifat karsinogenik pada hewan, yang juga menunjukkan potensi bahayanya bagi manusia.

Sebuah studi pada 2020 yang diterbitkan di Molecules mengungkapkan efek merusak dari akrilamida, termasuk kematian sel apoptosis.

Baca juga: Efek Makan Gorengan Tiap Hari, Ini yang Bisa Terjadi pada Tubuh

5. Meningkatkan kesehatan otak

Makanan yang digoreng tidak hanya buruk bagi jantung, namun itu juga bisa berdampak buruk bagi otak.

Peradangan yang timbul akibat mengonsumsi makanan ini dapat berdampak pada pembuluh darah ke otak dan kemampuan berpikir.

Sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan di Clinical Nutrition menunjukkan, makanan olahan dan gorengan dikaitkan dengan peradangan otak dan penurunan tajam dalam keterampilan berpikir selama periode 10 tahun.

Selain itu, sebuah studi pada 2023 yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa pola makan tinggi gorengan dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan depresi.

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang mengonsumsi satu porsi gorengan setiap hari memiliki risiko kecemasan 12 persen lebih tinggi dan risiko depresi 7 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak makan gorengan.

Sebagian besar hubungan antara makanan yang digoreng dan kecemasan dikaitkan dengan keberadaan akrilamida yang menyebabkan peradangan di otak dan melemahkan penghalang darah-otak.

Baca juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Amankah?

6. Memiliki lebih banyak energi

Makanan yang digoreng mengandung lemak dan sedikit serat, sehingga makanan tersebut lambat dicerna. Hal ini berarti, tubuh akan membutuhkan waktu lebih lama agar nutrisi apa pun dapat masuk ke sistem.

Alih-alih merasa energik setelah makan gorengan, kemungkinan besar Anda justru akan merasa lesu. Hal ini disebabkan karena proses pencernaan yang lebih lama, dilansir dari Healthline.

Dala hal ini, tubuh akan bekerja lebih keras untuk mencerna makanan, mengalihkan energi yang bisa digunakan di tempat lain.

Penyebab lain yang melemahkan tingkat energi adalah hormon yang disebut kolesistokinin. Hormon ini, diproduksi oleh usus kecil, memicu kontraksi di kantong empedu dan pankreas, merangsang pencernaan.

Sebuah studi pada 1997 yang diterbitkan dalam Physiology & Behavior menunjukkan, konsentrasi kolesistokinin lebih tinggi setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak.

Baca juga: Tips Mengolah Gorengan Sehat, Rendah Kolesterol Jahat

7. Pencernaan akan membaik

Terlalu banyak makan gorengan dikaitkan dengan sejumlah masalah pencernaan, termasuk peradangan di usus dan kanker usus besar.

Sebuah studi pada 2019 yang diterbitkan dalam Cancer Prevention Research menunjukkan, makanan yang digoreng dengan minyak meningkatkan peradangan jaringan, memperburuk gejala kolitis, dan meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.

Mengonsumsi makanan yang banyak digoreng juga bisa berdampak buruk bagi mikrobioma di usus, seperti yang ditunjukkan oleh studi pada 2021 di Diabetes Care.

Menurut penelitian, orang yang makan daging goreng memiliki mikroba usus yang jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak. Hal ini menyebabkan tingkat insulin lebih rendah dan tingkat peradangan yang lebih tinggi dalam tubuh.

Peradangan ini dapat menjadi masalah karena dapat menyebabkan terbentuknya lubang-lubang kecil di sepanjang lapisan usus, suatu kondisi yang dikenal sebagai "usus bocor".

8. Menjaga kesehatan kulit

Menurut The Dermatology Group menyampaikan, makanan yang digoreng dan berlemak kaya akan asam lemak omega-6. Asam lemak ini diketahui menyebabkan peradangan pada kulit yang dapat memicu timbulnya jerawat.

Selain itu, lemak trans yang terdapat dalam makanan yang digoreng juga tidak ramah bagi kulit. Lemak jenuh juga dapat menyebabkan peradangan yang menimbulkan jerawat.

Selain itu, karbohidrat juga dapat menyebabkan kulit membentuk sebum berminyak, sebagaimana dicatat dalam penelitian pada 2009 yang diterbitkan dalam Dermatoendocrinology.

Studi pada 2010 dalam Journal of European Academy of Dermatology and Venereology menunjukkan, remaja dan dewasa muda yang menjalani pola makan tinggi lemak memiliki peluang lebih dari 40 persen terkena jerawat.

Jika makanan tinggi lemak tersebut digoreng, maka risikonya meningkat sebesar 17 persen.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Akrilamida, Senyawa Berbahaya di Balik Nikmatnya Gorengan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi