Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Obat Antidepresan Memicu Kenaikan Berat Badan?

Baca di App
Lihat Foto
Antidepresan merupakan salah satu obat yang direkomendasikan untuk penderita depresi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk meredakan depresi, gangguan kecemasan, dan mengelola beberapa kecanduan.

Ada anggapan bahwa obat antidepresan bisa menyebabkan seseorang mengalami kenaikan berat badan.

Hal tersebut merupakan salah satu dari sejumlah efek samping yang muncul dari pengonsumsian obat antidepresan secara rutin dalam jangka waktu tertentu.

Lantas, benarkah obat antidepresan bisa memicu kenaikan berat badan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Berhenti Minum Obat Antidepresan Sebelum Waktunya, Apa Risikonya?

Penjelasan ahli

Dikutip dari Mayo Clinic, ahli farmakogenetik dan psikiater dari Amerika Serikat (AS) Daniel K. Hall-Flavin membenarkan bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping dari mayoritas obat antidepresan.

Selain itu, efek samping atau respons setiap orang terhadap antidepresan berbeda-beda.

Beberapa orang bertambah berat badannya saat mengonsumsi obat antidepresan tertentu, sementara yang lain tidak.

Secara umum, ada beberapa obat antidepresan yang mempunyai kemungkinan besar dapat menyebabkan kenaikan berat badan, antara lain:

Meski berat badan bisa bertambah dalam jangka waktu tertentu, namun obat antidepresan tidak selalu menjadi penyebabnya secara langsung.

Banyak faktor yang memengaruhi penambahan berat badan selama konsumsi obat antidepresan, sebagai berikut:

Baca juga: Ramai soal Istilah Languishing untuk Menggambarkan Tidak Depresi tapi Juga Tidak Senang, Apa Itu?

Bisakah mengatasi depresi tanpa antidepresan?

Banyak cara untuk mengatasi depresi tanpa mengonsumsi obat antidepresan sehingga seseorang terhindar dari efek samping yang ditimbulkan.

Dilansir VeryWellMind, salah satu cara untuk mengatasi depresi yakni dengan memperbaiki kualitas dan memiliki waktu tidur yang cukup.

Kualitas dan waktu tidur yang buruk dianggap berkontribusi terhadap timbulnya depresi.

Sebaliknya, jika seseorang mempunyai kualitas dan waktu tidur yang baik maka hal ini dapat membantu seseorang menurunkan atau terhindar dari depresi.

Hal itu lantaran tidur dan suasana hati berjalan beriringan atau saling memengaruhi satu sama lain.

Jika memiliki kualitas dan waktu tidur yang baik, suasana hati seseorang akan menjadi lebih baik pula.

Baca juga: Studi Sebut Makan Kentang Goreng Terlalu Banyak Bisa Sebabkan Depresi, Bagaimana Bisa?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi