Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berlian, di Mana Pertama Kali Batu Termahal Ini Ditemukan?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/powerofforever
Ilustrasi tambang berlian di Kimberley, Afrika Selatan.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Berlian adalah intan atau permata yang sangat berharga karena keindahan dan kekuatannya.

Kata "Diamond (berlian)" berasal dari bahasa Yunani adamao yang berarti "saya menjinakkan" atau "saya menaklukkan".

Kata sifat "adamas" digunakan untuk menggambarkan zat paling keras yang diketahui, dan akhirnya menjadi sinonim dengan Diamond.

Dikutip dari laman Capetown Diamond Museum, material berlian terbentuk lebih dari 3 miliar tahun yang lalu, jauh di dalam kerak bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di sana, kondisi panas dan tekanan yang hebat, kemudian menyebabkan atom karbon mengkristal dan membentuk berlian.

Baca juga: Latar Belakang dan Hasil Sidang PPKI pada 18, 19, dan 22 Agustus 1945


Berlian dapat ditemukan pada kedalaman 150-200 kilometer di bawah permukaan bumi. Di sini, suhu rata-rata 900-1.300 derajat Celcius dan tekanan 45-60 kilobar.

Dalam kondisi tersebut, lelehan lamproit dan kimberlit (umumnya dikenal sebagai magma) juga terbentuk di dalam mantel atas bumi dan mengembang dengan kecepatan tinggi.

Pengembangan tersebut menyebabkan magma meletus, memaksanya keluar ke permukaan bumi dan membawa serta batuan yang mengandung berlian.

Baca juga: Mengenal Sejarah Badut, Karakter Konyol dalam Sirkus dan Pantomim

Lantas, kapan pertama kali berlian ditemukan?

Sejarah singkat berlian

Dikutip dari laman CBS News, berlian diketahui pertama kali ditemukan di India sekitar abad ke-4 SM, dan pada saat itu berlian merupakan bahan yang bernilai.

Referensi paling awal tentang berlian adalah manuskrip Sansekerta bertanggal 320-296 SM, yang ditulis oleh seorang menteri di dinasti India utara.

The Silk Road (jalur sutra), sebuah jalur perdagangan yang menghubungkan India dan China, digunakan untuk membawa sebagian besar batu-batu permata tersebut.

Sejumlah kecil berlian mulai muncul di pakaian dan perhiasan Eropa pada abad ke-13, dijadikan sebagai titik aksen di antara mutiara dalam emas tempa.

Baca juga: Jadi Batu Paling Mahal, Begini Proses Alami Terbentuknya Berlian

Pada abad ke-16, berlian menjadi populer, sebagai respons terhadap perkembangan pemolesan berlian, yang meningkatkan kecemerlangannya.

Berlian kemudian mendominasi perhiasan kecil pada abad ke-17 dan perhiasan besar pada abad ke-18.

Semakin banyak berlian mencapai Eropa, permintaan akan berlian pun meningkat. Dan pada abad ke-18 berlian semakin melimpah, terutama datang dari Amerika Selatan.

Salah satu peristiwa menjelang akhir abad ke-19 membantu mengubah peran berlian di abad berikutnya.

Yakni penemuan deposit berlian dengan kekayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Afrika Selatan pada tahun 1870-an.

Baca juga: Mengenal Asal-usul Robin Hood, Apakah Sosoknya Benar-benar Ada?

Ini mengubah berlian dari permata langka menjadi permata yang berpotensi tersedia bagi siapa saja yang mampu membelinya.

Selama beberapa tahun berikutnya, Afrika Selatan menghasilkan lebih banyak berlian dibandingkan India selama lebih dari 2.000 tahun.

Sebelum tahun 1870-an, berlian masih langka dan diasosiasikan dengan aristokrasi. Namun pada 1871, produksi tahunan dunia, terutama dari Afrika Selatan, meningkat.

Sejak saat itu, berlian diproduksi dengan kecepatan yang luar biasa.

Baca juga: Sejarah Lampu Lalu Lintas, Mengapa Merah Artinya Berhenti?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, Resmi Jadi Warisan Dunia UNESCO

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi