Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Media Asing soal Aksi Boikot Produk Israel di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Ribuan warga mengikuti aksi akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (5/11/2023). Aksi yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut untuk mendorong upaya mengakhiri konflik antara Palestina dan Israel agar tercipta perdamaian. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Serangan Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023 membuat masyarakat Indonesia berbondong-bondong melakukan aksi bela Palestina.

Beberapa aksi bela Palestina yang dilakukan berupa demonstrasi di Monumen Nasional (Monus) serta menyerukan gerakan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel.

Aksi ini dilakukan untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina. Tindakan boikot yang dilakukan masyarakat Indonesia terhadap produk Israel turut mendapatkan sorotan dari sejumlah media asing.

Baca juga: Aksi Bela Palestina di Monas Disorot Media Asing, Apa Kata Mereka?


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata media asing soal boikot produk Israel di Indonesia

Berikut Kompas.com rangkumkan sejumlah isi pemberitaan media-media asing terhadap upaya masyarakat Indonesia memboikot produk dari perusahaan terafiliasi dengan Israel.

1. Tidak dilakukan semua orang Indonesia

Media Hongkong South China Morning Post (SCMP) memberitakan aksi pemboikotan produk Israel di Indonesia dalam berita "Anti-Israel Boycotts in Indonesia Hit McDonald’s, Pringles, as Malaysians Quit Singapore’s Grab Over War in Gaza".

Media ini memberitakan aksi masyarakat yang berhenti membeli 121 merek yang diklaim berafiliasi dengan Israel meskipun klaim itu disebut tidak selalu disertai bukti.

Seorang ulama di Jombang, Jawa Timur mengatakan ke media tersebut bahwa daftar boikot tersebut menunjukkan umat Islam Indonesia tidak membedakan antara tindakan negara Israel dan orang-orang Yahudi secara keseluruhan.

Meski begitu, SCMP juga menyoroti tidak semua masyarakat Indonesia mendukung boikot tersebut.

Ada orang yang justru senang karena boikot membuat perusahaan-perusahaan yang terdampak sengaja mengeluarkan promo sehingga produknya dijual murah.

2. Boikot menunggu perusahaan terdampak mengecam Israel

Channel News Asia (CNA) merilis berita berjudul "Analysis: A War of Opinions Brewing in Malaysia and Indonesia Over Impact of Anti-Israel Boycotts" soal boikot di Indonesia.

Menurut CNA, banyak warganet mendorong boikot produk dari perusahaan yang diduga pro-Israel. Namun, tetap banyak pembeli bertransaksi di gerai-gerai yang produknya diboikot.

Media ini menyebut, konsumen Indonesia memboikot produk terafiliasi Israel agar tidak berkontribusi secara finansial terhadap sumber dana untuk senjata perang Israel ke Palestina.

Boikot akan terus dilakukan sampai perusahaan tersebut mengurangi bantuan ke Israel dan menyatakan menentang tindakan militer ke Palestina. Jika itu dilakukan, perusahaan bisa saja tidak menjadi target utama boikot.

Perusahaan yang dipilih diboikot di Indonesia adalah perusahaan yang paling terlibat membantu Israel dan berdampak paling kecil terhadap kondisi masyarakat lokal jika diboikot.

3. Efek boikot produk Israel

RANE melaporkan aksi boikot di Indonesia dalam laporan berjudul "Indonesia, Malaysia: Anti-Israel Boycotts Hit Big-Name Corporations".

Media ini menyebutkan, banyak pengguna media sosial di Indonesia menggunakan TikTok dan Facebook untuk menyebarkan boikot terhadap 121 merek yang diduga terafiliasi, mendukung Israel, atau dimiliki orang Yahudi.

Laporan tersebut mengungkapkan, merek yang diboikot akan kehilangan peluang bisnis dan pertumbuhan di Indonesia, khususnya dengan mitra lokal. Dampak ini berlangsung selama perang Israel-Hamas berlangsung atau lebih lama lagi.

RANE juga mendata merek-merek besar yang terdampak aksi boikot produk-produk yang disebut berafiliasi dengan Israel. 

4. Boikot belum berdampak signifikan ke Israel

Breaking News Network (BNN) memberitakan aksi boikot produk Israel di Indonesia dalam berita "Anti-Israel Boycott Movement Gains Momentum in Indonesia and Malaysia".

Media ini mengatakan, konsumen memboikot merek yang terkait dengan Israel atau Yahudi sebagai tindakan solidaritas dan protes terhadap pendudukan Israel di Palestina.

Namun, BNN menyebut boikot tersebut mungkin mempunyai dampak merugikan karena ribuan orang bekerja di perusahaan yang dibiokot bisa kehilangan pekerjaan.

Aksi ini juga disebut baru mengubah pola konsumsi masyarakat dan belum didukung dengan cukup untuk berefek melemahkan perekonomian Israel.

BNN menuliskan, beberapa orang berpendapat aksi boikot tidak adil karena menargetkan semua orang Yahudi, terlepas keyakinan politik atau dukungan terhadap Israel.

5. Perusahaan terdampak boikot menunjukkan dukungan ke Palestina

EMEA Tribune menuliskan ulang berita SCMP dengan judul "Anti-Israel boycotts in Indonesia hit McDonald’s, Pringles, as Malaysians quit Singapore’s Grab over Gaza war".

Media asal Pakistan ini menyoroti tindakan balasan dari merek-merek yang diboikot. Perusahaan tersebut tampak menunjukkan dukungan ke Palestina secara terang-terangan.

PT Rekso Nasional Food selaku pemegang lisensi McDonald's di Indonesia diberitakan mengeluarkan pernyataan perusahaan tersebut milik Indonesia dan tidak terkait waralaba Israel.

Staf beberapa cabang McDonald's dilaporkan memakai keffiyeh khas Palestina dan menghias gerai dengan balon berwarna bendera Palestina. Perusahaan itu juga memberikan diskon mulai akhir Oktober.

Perusahaan lain tampak mengumumkan di media sosial bahwa dia tidak memakai produk yang dituduh mendukung serangan ke Palestina.

Sementara produk-produk diduga terafiliasi Israel yang dijual di Indomaret tampak memberikan diskon kepada pembeli.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi