Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Kegiatan Mahasiswa di Bogor Disebut Perploncoan, Ini Penjelasan Polisi dan Kampus

Baca di App
Lihat Foto
X
Tangkapan layar video diduga mahasiswa JGU menjadi korban perpeloncoan.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan video yang menunjukkan beberapa mahasiswa disebut menjadi korban perploncoan.

Peristiwa tersebut diketahui warganet setelah diunggah akun @Heraloebsss pada Rabu (8/11/2023).

Dalam video yang beredar, peristiwa yang diduga perploncoan disebut terjadi di Balai Diklat LHK Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 20-22 Oktober 2023.

Beberapa orang yang diduga mahasiswa peserta tampak melakukan aksi jongkok-berdiri sambil menyanyikan yel-yel di depan kubangan lumpur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara bersama-sama, mereka kemudian melompat ke kubangan sampai sekujur tubuh dilumuri lumpur.

Beberapa orang berpakaian hitam di lokasi yang diduga panitia hanya melihat aksi mereka.

"Telah terjadi dugaan praktek kekerasan fisik dan aksi perpeloncoan terhadap mahasiswa," tulis pengunggah.

Hingga Jumat (10/11/2023), video tersebut sudah ditayangkan sebanyak 1,4 juta kali.

Penelusuran polisi

Kapolsek Rumpin Polres Bogor Kompol Sumijo buka suara soal video dugaan perploncoan mahasiswa di Balai Diklat LHK Rumpin tersebut.

Pihaknya sudah mengetahui beredarnya video tersebut pada Rabu (8/11/2023).

"Video viral tentang perploncoan mahasiswa Jakarta Global University di Balai Diklat Kehutanan," ujarnya Sumijo kepada Kompas.com, Kamis (9/11/2023).

Menindaklanjuti video yang beredar, Kanit Intel Polsek Rumpin Ipda Sugeng Purwanto mendatangi lokasi kejadian untuk meminta klarifikasi kepada jajaran Balai Diklat.

"Bahwa benar isi video yang viral tersebut kejadiannya di area Balai Latihan Kehutanan Rumpin yang pelaksanaannya pada hari Jumat-Minggu tanggal 20-22 Oktober 2023," jelas Sumijo.

"Saat itu, kedatangan mahasiswa sebanyak 300 orang dari Jakarta Global University (JGU) untuk melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM)," sambungnya.

Baca juga: Ramai soal KPAI Disebut Selalu Melindungi Pelaku Bullying, Ini Penjelasan KPAI

Balai Diklat tidak dampingi LDKM

Dari keterangan yang diperoleh Polsek Rumpin, diketahui bahwa Balai Diklat tidak mendampingi LDKM.

Sumijo menyampaikan, panitia LDKM juga tidak menjelaskan susunan acara sehingga Balai Diklat baru mengetahui dugaan perploncoan melalui media sosial.

"Bahwa pihak Balai Diklat Kehutanan Rumpin menyatakan kejadian ploncoan tersebut di luar tanggung jawab dan pemantauan pihak BDK dikarenakan pihak kami BDK hanya menyediakan tempat," jelas Sumijo.

Baca juga: Marak Kasus Bullying pada Anak di Bawah Umur, KPAI Buka Suara

Klarifikasi JGU

Sementara itu, Jakarta Global University selaku kampus yang mahasiswanya disebut melakukan perploncoan di Balai Diklat juga buka suara soal kegiatan LDKM.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis, LDKM digelar oleh salah satu organisasi mahasiswa (ormawa), namun tidak disebutkan namanya.

LDKM adalah kegiatan rutin yang digelar ormawa yang bertujuan untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan kepemimpinan, kolaborasi, dan paham akan tanggung jawab sosial.

"Kegiatan ini dirancang dengan cermat, mematuhi pedoman standar keselamatan, dan melibatkan perencanaan yang matang. Kegiatan LDKM bukan bagian dari serangkaian kegiatan ospek atau PBAK," tulis keterangan JGU.

Baca juga: UIN Jambi Bantah Mahasiswa Korban Bullying Minta Maaf, Kampus: Hanya Membuat Video Klarifikasi

Meski begitu, JGU menegaskan bahwa ormawa yang menggelar kegiatan harus mematuhi peraturan yang diterapkan pihak kampus.

Aturan yang dimaksud adalah Buku Panduan Ormawa Universitas dan Peraturan Rektor Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kode Etik Mahasiswa.

JGU telah melakukan investigasi terhadap seluruh panitia, mahasiswa, peserta, dan ormawa yang terkait dengan dugaan perploncoan.

Hasil penelusuran menunjukkan, video dugaan perploncoan bukan direkam oleh peserta melainkan panitia.

"Sebagai dokumentasi resmi untuk kepentingan internal kampus," jelas JGU.

Baca juga: Bahaya Tendangan di Perut dan Kepala seperti Dialami Korban Bullying Cilacap

Kampus minta maaf

JGU menjelaskan, peristiwa diduga perploncoan seperti terlihat dalam video yang beredar di media sosial merupakan bagian dari kegiatan fun and games.

Acara tersebut dilakukan oleh mahasiswa untuk memilih ketua angkatan dengan cara mencari logo ormawa yang dimasukkan ke dalam area outbond.

Ketika kegiatan berlangsung, peserta menyanyikan yel-yel untuk menilai kekompakan. Hal ini, kata JGU, dilakukan atas usulan mahasiswa dan disetujui seluruh peserta.

JGU mengatakan, investigasi yang dilakukan kampus tidak menemukan bukti yang mendukung adanya praktik perploncoan.

"Di akhir kegiatan, peserta diperbolehkan mengekspresikan kebersamaan dengan mengajak panitia mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan seperti yang berada di video tersebut," terang JGU.

Meski begitu, JGU meminta maaf kepada masyarakat dan pihak terkait atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang muncul dari video dugaan perploncoan di Balai Diklat.

"Kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman pendidikan yang positif, aman, dan mendukung bagi semua mahasiswa kami," tutur JGU.

Baca juga: Penyebab Anak Jadi Pelaku Bullying, Pakar: Dua-duanya Itu Korban!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi