Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Kusuma Wardhani, Anggota Tiga Srikandi Indonesia yang Tutup Usia

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Perpani
Kusuma Wardhani (tengah) di saat penyerahan penghargaan dari Pengurus PB Perpani pada peringatan 70 Tahun PB Perpani pada Juli 2023 lalu (Dok. Perpani).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Atlet legendaris cabang olahraga panahan Kusuma Wardhani meninggal dunia pada Minggu (12/11/2023).

Kusuma Wardhani merupakan bagian dari Tiga Srikandi Indonesia, atlet Indonesia pertama yang meraih medali pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.

Tiga Srikandi berisikan tiga atlet panahan, yaitu Kusuma Wardani, Nurfitriyana Saiman, dan Lilies Handayani.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (12/11/2023), Kusuma wafat di usia 59 tahun karena mengalami hipertensi dan penyumbatan pembuluh darah.

Dia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (13/11/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Meninggal Dunia, Ini Profil Kusuma Wardhani Legenda Panahan Indonesia


Siapa itu Kusuma Wardhani?

Kusuma Wardhani lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 20 Februari 1964.

Dia tinggal di Kompleks Perumahan Toddopuli 22, Kecamatan Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Kusuma Wardhani menikah dengan Adang Adjidji yang juga seorang mantan atlet dan pelatih panahan di Pelatnas. Mereka memiliki putri bernama Amanda Fajriana yang kini juga menjadi atlet panahan.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/11/2023), Kusuma Wardhani, Nurfitriyana Saiman, dan Lilies Handayani yang dijuluki Tiga Srikandi berlatih panahan dibimbing atlet senior, Donald Pandiangan.

Mereka berhasil meraih medali pertama untuk Indonesia di tingkat olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul, Korea Selatan.

Perempuan yang akrab disapa Suma itu meraih medali perak bersama kedua rekannya saat masih berusia 24 tahun.

Sebelum itu, Indonesia belum pernah meraih medali sejak bertanding di olimpiade pada 1952.

Medali yang didapat Tiga Srikandi merupakan pencapaian tertinggi yang pernah diraih cabor panahan Indonesia di olimpiade hingga saat ini.

Lewat prestasi yang belum terpecahkan sepanjang 35 tahun itu, Tiga Srikandi menjadi legenda dan patron untuk atlet panahan Indonesia.

Baca juga: 13 Pebulu Tangkis Indonesia Peraih Medali Emas Olimpiade

Pengalaman di Olimpiade 1988

Dikutip dari situs resmi Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), Suma bercerita kalau dia merasa tanpa beban selama pertandingan di Olimpiade Seoul 1988.

Namun, Suma yang awalnya bisa tidur nyenyak itu menjadi tegang saat masuk babak final pada 1 Oktober 1988.

“Saya tegang. Saya takut banyak yang meleset. Karena dalam permainan tim, kalau satu jelek, maka semua hasilnya akan jelek,” kata dia.

Di final, Tiga Srikandi mencetak total skor 952 poin menyamai skor Beregu Putri Amerika Serikat. Di babak lanjutan, mereka mendulang 72 poin atau lebih banyak dari tim AS.

Indonesia pun berhasil menyabet medali perak dalam Olimpiade 1988. Tiga Srikandi hanya kalah dari Beregu Putri Korea Selatan.

“Bagaimana tidak terharu, ini kan sejarah. Buat siapa ya (medali perak), pokoknya buat bangsa Indonesia,” katanya sambil menangis.

Tak hanya olimpiade, Kusuma sukses meraih peringkat pertama di Sea Games 1987 dengan skor 1251. Di Kejuaraan Asia, dia menduduki peringkat kedua dengan 1268 poin.

Baca juga: Tragedi di Olimpiade Munich, September Hitam pada 5 September 1972

Tetap cinta panahan meski pensiun

Setelah pensiun sebagai atlet, Suma lantas menjadi PNS di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Dia pernah menempati posisi Kepala Sub Bagian Kemasyarakatan.

Meski pensiun, Suma masih menjadi pelatih bagi atlet panahan juniornya di Sulawesi Selatan. Dia juga memiliki rumah di Makassar yang ditempati banyak atlet panahan.

Sayangnya, pada akhir Agustus 2023, Suma menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina Makassar. Dia mengalami penyumbatan pembuluh darah, stroke, dan darah tinggi.

Dilansir dari Kompas.id (12/11/2023), Suma keluar dari rumah sakit pada Oktober 2023. Namun, dia hanya bisa terbaring di ranjang dan tidak bisa bicara. Sebagian memorinya juga sudah hilang.

Saat itu, Suma juga mengalami masalah finansial untuk memenuhi pengobatannya. Kedua rekannya di Tiga Srikandi, Lilies dan Nurfitriyana sempat berencana menjual atau melelang medali perak Olimpiade 1988 untuk biaya pengobatan.

Namun, hal itu diurungkan setelah banyak pihak yang berusaha mencegahnya.

Kusuma Wardhani mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Makassar pada Minggu (12/11/2023).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi