Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Gempa Tektonik dan Gempa Vulkanik

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/adventtr
Ilustrasi perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Gempa bumi adalah guncangan tanah, dari lemah hingga kuat, yang diakibatkan oleh pergerakan tiba-tiba material batuan di bawah permukaan bumi.

Banyak sekali gempa bumi yang terjadi di dunia setiap tahunnya, namun tidak terdeteksi karena terjadi dengan berkekuatan kecil.

Beberapa yang diketahui adalah gempa dengan kekuatan cukup besar. Ada dua cara untuk mengukur kekuatan gempa: yakni magnitude (ukuran) dan intensity (intensitas)

Magnitudo sebanding dengan energi yang dilepaskan oleh gempa pada fokusnya. Itu dihitung dari gempa bumi yang direkam oleh alat yang disebut seismograf.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedangkan intensitas adalah kekuatan gempa yang dirasakan oleh masyarakat di suatu wilayah tertentu. Intensitasnya umumnya lebih tinggi di dekat pusat gempa.

Baca juga: Daftar Gempa Paling Mematikan dalam 25 Tahun Terakhir, Ada Maroko dan Indonesia


Secara umum, ada dua jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya, yakni gempa tektonik dan gempa vulkanik.

Apa perbedaan kedua jenis gempa tersebut?

Pengertian gempa tektonik

Gempa tektonik adalah gempa bumi yang dihasilkan oleh pergerakan tiba-tiba di sepanjang patahan dan batas lempeng.

Dilansir dari laman Britannica, gempa tektonik terjadi ketika tekanan pada massa batuan telah terakumulasi hingga mencapai titik di mana tekanan yang dihasilkan melebihi kekuatan batuan, menyebabkan patahan yang tiba-tiba.

Lempeng tektonik pada dasarnya terus-menerus bergerak dengan lambat, namun terkadang gesekan di lempeng menyebabkannya saling mengunci dan tidak dapat bergerak.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Gunung? Simak Penjelasan Berikut

Lempeng lainnya terus bergerak dan menyebabkan peningkatan tekanan pada bagian yang terkunci. Akhirnya, bagian yang terkunci tersebut menyerah pada tekanan.

Lempeng-lempeng tersebut bergerak melewati satu sama lain dengan cepat, dan pergerakan ini menyebabkan gempa tektonik.

Gelombang energi yang dilepaskan bergerak melalui kerak bumi dan menyebabkan guncangan sebagaimana yang dirasakan di lokasi gempa.

Sebagian besar gempa bumi yang terjadi di dunia merupakan jenis gempa tektonik, yang terjadi akibat aktivitas lempeng bumi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Tsunami? Berikut Penjelasannya

Pengertian gempa vulkanik

Gempa bumi yang disebabkan oleh naiknya lava atau magma di bawah gunung berapi aktif disebut gempa vulkanik.

Menurut Badan Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana PBB, gempa vulkanik adalah gempa yang diakibatkan oleh gaya tektonik yang terjadi bersamaan dengan aktivitas gunung berapi.

Aktivitas seismik merupakan ciri umum letusan gunung berapi. Sering kali, ada ribuan gempa bumi yang tercatat selama letusan.

Sebagian besar gempa vulkanik berukuran kecil, namun gempa vulkanik yang signifikan (dari sedang hingga besar) memang bisa terjadi.

Baca juga: Proses Terbentuknya Fosil dalam Waktu Ribuan hingga Jutaan Tahun

Gempa bumi vulkanik, sama halnya seperti gempa bumi lainnya, dapat menyebabkan guncangan, kerusakan pada bangunan dan struktur lainnya, serta perubahan lingkungan sekitar.

Guncangan ini bergantung pada besar kecilnya gempa, jarak dari sumber gempa, dan kondisi tanah di wilayah terdampak.

Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Pacific Northwest Seismic Network, gempa vulkanik disebabkan oleh slip pada patahan di dekat gunung berapi.

Gunung berapi sering ditemukan di daerah yang keraknya lemah dan massa gunung berapi itu sendiri menambah ketegangan regional.

Baca juga: Butuh Waktu Jutaan Tahun, Begini Proses Terbentuknya Batu Bara

Sebagian besar gempa vulkanik tidak ada hubungannya dengan sistem magmatik gunung berapi, melainkan sebagai respons terhadap tegangan regional yang terjadi di daerah dengan patahan lemah.

Namun, gempa ini juga dapat dihasilkan dari perubahan tekanan di bawah gunung berapi yang disebabkan oleh injeksi atau pembuangan magma (batuan cair) dari sistem vulkanik.

Setelah keluarnya magma, terdapat ruang kosong yang tersisa untuk diisi. Ini menyebabkan runtuhnya batuan di sekitarnya untuk mengisi kekosongan tersebut, dan dapat menimbulkan gempa bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi