Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi Pesawat Super Tucano TT-3103 TNI AU yang Jatuh di Pasuruan

Baca di App
Lihat Foto
Dok Dispenau
ILUSTRASI: Pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di daerah Keduwung, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pesawat TNI AU jatuh di kawasan lereng Gunung Bromo, tepatnya di sekitar Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023).

Kepala Penerangan Landasan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Mayor (Sus) Muchibin mengkonfirmasi pesawat yang jatuh tersebut merupakan milik TNI AU. 

"Benar itu pesawat milik Lanud Abdulrachman Saleh," ujar Muchibin kepada Kompas.com, Kamis.

Kendati demikian, pihak Lanud Abdurrachman Saleh belum memberikan keterangan rinci mengenai penumpang maupun penyebab jatuhnya pesawat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tapi jenis pesawat dan penyebab kecelakaanya belum keterangan resmi dari atasan. Kita tidak berani," singkatnya

Sementara itu, dalam sebuah rekaman yang beredar, pesawat tersebut memiliki nomor ekor TT-3103.

Diberitakan Kompas.com, Kamis, nomor ekor ini merujuk pada pesawat Super Tucano buatan Brasil yang didatangkan pada 2012.

Baca juga: KSAU Sebut Ada 2 Pesawat TNI AU yang Jatuh di Pasuruan


Spesifikasi pesawat TNI AU Super Tucano

Super Tucano merupakan pesawat terbang turbo prop bermesin tunggal dengan kemampuan lincah dan cocok untuk operasi penyergapan serta pencegatan di darat.

Tak hanya di darat, pesawat ini juga cocok untuk intelijen aju, patroli darat dan maritim terbatas, serta misi-misi militer lain, seperti pengeboman dan sabotase.

Dikutip dari Antara, Sabtu (27/9/2014), pesawat Super Tucano dibeli Indonesia dari Brasil pada 2012 lalu dan ditempatkan di Skadron 21 Abdurachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Saat itu, Super Tucano datang secara bertahap, dengan tahap pertama tiba di Tanah Air pada awal September 2012.

Keempat batch perdana kemudian diberi nomor registrasi TT-3101, TT-3102, TT-3103, dan TT-3104.

Selanjutnya, empat unit Super Tucano pada batch kedua yang tiba pada 2014 diberi nomor register TT-3105, TT-1306, TT-1307, dan TT-1308. Adapun kode TT pada awal angka merupakan kependekan dari tempur taktis.

Armada ini bertugas menggantikan pesawat tempur OV-10F Bronco buatan Rockwell International, Amerika Serikat.

Meski belum pernah gagal menjalankan misinya sejak dibeli pada 1975-1976, pesawat ini tak lagi dapat terbang karena faktor usia.

Salah satu kesamaan Bronco dan Super Tucano adalah sanggup lepas landas dan mendarat dari landas pacu yang terbatas serta darurat dengan dukungan sekadarnya.

Selain itu, keduanya juga dilengkapi kanon 20 milimeter yang pas untuk straffing, berondongan peluru dari udara, terhadap sasaran bergerak dan statis di darat.

Dikutip dari laman TNI, Super Tucano terdiri dari dua versi, tipe A-29ALX atau kursi tunggal dan AT-29B atau tipe kursi ganda.

TNI AU sendiri memiliki Super Tucano versi kursi ganda yang dapat digunakan sebagai elemen latih lebih lanjut.

Baca juga: Pesawat Tempur Ringan TNI AU Super Tucano Jatuh di Pasuruan

Mampu bermanuver lincah

EMB-314 Super Tucano merupakan hasil pengembangan pesawat latih EMB-312 Tucano yang dirilis pertama kali oleh Embraer pada 1983.

EMB-314 Super Tucano sendiri baru diluncurkan hampir sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1992.

Pesawat ini dibekali dengan mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-68C Turbo Propeller.

Mengemban tugas multiperan dengan penekanan pada serangan ke permukaan, menuntut Super Tucano memiliki kemampuan manuver yang lincah.

Bahkan, dari parameter gravitasi, EMB-314 Super Tucano sanggup menahan gaya gravitasi maksimum hingga +7 g dan -3,5 g.

Sebagai perbandingan, jet tempur F-16 dan Sukhoi Su-27/Su-30 milik TNI AU sanggup bermanuver hingga 9 g.

Semakin besar g atau gaya gravitasi, menandakan tingkat manufer pesawat yang bersangkutan cukup tinggi dan sangat ideal untuk bertarung secara dog fight atau jarak dekat.

Level 7 g pada pesawat Super Tucano sebanding dengan F-5E Tiger, terbilang cukup lincah dan memberikan tingkat survivability atau kemampuan bertahan cukup tinggi.

Sebagai pesawat untuk membabat sasaran di darat dalam jarak dekat, EMB-314 Super Tucano pun memerlukan perlindungan ekstra.

Pesawat ini dibekali sistem perlindungan proteksi untuk kabin awaknya. Kabin pilot dilindungi bahan baja kevlar pada sekeliling kokpit.

Untuk keselamatan, pilot dilengkapi kursi lontar Martin Baker, produsen Inggris, dengan pola zero-zero. Sistem buka tutup kanopi pun dapat diaktifkan secara elektrik.

Sementara itu, terkait kekuatan kaca kokpit, pesawat ini mampu menahan benturan burung pada kecepatan 300 knot.

Baca juga: Beredar Video Warga Berteriak Histeris Saat Pesawat TNI Jatuh di Pasuruan

Persenjataan pesawat Super Tucano

Sebagai pesawat COIN (Counter Insurgency) alias pesawat anti-perang gerilya, sistem senjata internal mutlak hadir di EMB-314 Super Tucano.

Elemen organiknya adalah dua buah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm jenis FN Herstal M3P yang ditempatkan di setiap sayapnya.

Dari sisi eksternal, EMB-314 Super Tucano mempunyai lima cantelan yang diposisikan pada sisi sayap kiri dan kanan dengan bobot angkut maksimum 250 kg.

Sedangkan, pada cantenal utama yang terletak di bawah badan pesawat, memiliki kapasitas angkutan maksimum 350 kg.

Dengan demikian, total maksimum senjata yang dapat dibawa pesawat ini mencapai 1.550 kg.

Pesawat ini juga dilengkapi sistem pertahanan diri yang terdiri dari Radar Warning Receiver (RWR), Missile Approach Warning System (MAWS), dan chaff atau flare dispenser.

Serupa dengan jet tempur modern, Super Tucano turut dibekali sistem Forward Looking Infrared (FLIR), mengadopsi tipe StarSAFIRE III yang ditempatkan di bawah bodi pesawat.

FLIR memungkinkan awak membidik sasaran, navigasi, serta melakukan identifikasi. Sistem ini juga memungkinan pengawasan dan penyerangan, baik saat siang atau malam, serta sanggup menghadapi segala kondisi cuaca.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi