Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhkan Sakit Migrain Selama 3 Hari, Wanita Ini Ternyata Mengidap Tumor Otak

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Shutter2U
Wanita asal Inggris didiagnosis alami tumor otak setelah alami migran selama tiga hari.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Ramsgate, Inggris, Natalie McKenna-Mounty didiagnosis mengidap tumor otak setelah menderita migrain atau sakit kepala parah selama tiga hari.

Wanita berusia 47 tahun itu mengatakan, ia menderita migrain pada April 2020, tepat setelah Inggris menerapkan lockdown Covid-19 pertamanya, dilansir dari Mirror, Rabu (15/11/2023).

Natalie lantas pergi ke rumah sakit tak lama setelah ia tidak dapat berbicara dan mulutnya terkulai. Saat itu, ia meyakini dirinya menderita stroke.

Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil pemindaian menunjukkan bahwa Natalie menderita glioblastoma, yaitu tumor otak yang tumbuh dengan cepat.

"Saya mengalami sakit kepala parah selama sekitar tiga hari, dan kemudian saya merasa seperti terkena stroke," kata Natalie.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya dibawa ke rumah sakit, dipindai, dan didiagnosis menderita glioblastoma. Karena ini semua terjadi selama lockdown, saya sendirian ketika mendengar beritanya," sambungnya.

Baca juga: Apa Itu Tumor Kelenjar Getah Bening yang Diderita Siti Badriah?


Kesehatan Natalie memburuk pada Juni 2023

Setelah didiagnosis mengalami glioblastoma, Natalie kemudian menjalani operasi di Rumah Sakit King's College di London.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (15/11/2023), saat operasi tersebut, sebanyak 70 persen tumornya telah diangkat.

Enam minggu kemudian, Natalie memulai program radioterapi selama enam minggu diikuti dengan kemoterapi selama enam bulan. Tumornya kemudian stabil selama tiga tahun.

Namun, pada Juni 2023, kesehatan Natalie mulai memburuk, ketika tumornya mulai tumbuh lagi.

Ia kemudian menjalani operasi pada Agustus untuk mengangkat tumornya, namun ahli bedah tidak dapat memotong seluruhnya karena lokasinya yang sulit.

Saat ini, Natalie sedang mempertimbangkan untuk mengikuti uji klinis dengan harapan dapat mengalahkan kanker tersebut.

Ia mengatakan, kembalinya tumor tersebut telah membuat Natalie tidak dapat bekerja, mengemudi, atau bepergian ke luar negeri karena dia cepat kehilangan konsentrasi dan mudah lelah.

"Hidup saya telah berubah secara dramatis. Saya merasa sulit untuk melakukan semua hal yang biasa saya lakukan, seperti pergi ke tempat-tempat yang normal sebelum saya sakit, seperti bioskop, pub, atau gym," katanya.

Namun, sejak operasi pengangkatan tumornya yang kedua, Natalie telah belajar untuk "memperlambat" dan menjalani hidup dengan santai.

"Saya harus mengajari diri saya sendiri untuk memperhatikan tubuh saya, bagaimana mengatasi stres untuk menerima perubahan dalam hidup saya dan menjadikannya positif, bukan negatif," ungkap Natalie.

Ia mengungkapkan, kondisi yang ia alami itu telah membuatnya lebih kuat dan memperhatikan berbagai hal berbeda mulai sekarang.

Baca juga: Sakit Kepala Biasa dan akibat Tumor Otak Berbeda, Apa Cirinya?

Mengenal glioblastoma

Glioblastoma adalah tumor otak yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Tumor ini berkembang di dalam sistem saraf pusat, tepatnya pada otak atau sumsum tulang belakang.

Selain itu, tumor ini kemungkinan besar juga dapat menyebar.

Penyebab glioblastoma belum diketahui, namun mungkin terkait dengan gen penderitanya. Bila gen mengalami mutasi, maka mengakibatkan sel tumbuh tidak terkendali sehingga membentuk tumor.

Pengobatan glioblastoma biasanya berupa pembedahan untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin. Selanjutnya, diikuti dengan kombinasi radio dan kemoterapi (kemoradiasi).

Sulit untuk menghilangkan seluruh pertumbuhan karena glioblastoma memiliki sulur yang meluas ke wilayah lain di otak. Untuk itu, pengobatan ditargetkan melalui kemoradiasi.

Glioblastoma seringkali resisten terhadap pengobatan, ini lantaran tumor jenis ini biasanya terdiri dari berbagai jenis sel.

Oleh karena itu, pengobatan akan membunuh beberapa sel dan tidak yang lainnya.

Gejala utama dari penyakit ini adalah sakit kepala, kejang, mual, mengantuk, masalah penglihatan, dan perubahan kepribadian.

Gejala ini disebabkan oleh peningkatan tekanan tumor di dalam tengkorak seiring pertumbuhannya.

Harapan hidup hanya 12-18 bulan sejak diagnosis glioblastoma, dan dalam banyak kasus penyakit ini muncul kembali, bahkan setelah dirawat, menurut The Brain Tumor Charity.

Baca juga: Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi