KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di Indonesia periode 17-18 November 2023.
BMKG menyebut adanya sejumlah wilayah yang berpotensi alami hujan lebat, petir, kilat, serta angin kencang.
Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi alami cuaca ekstrem periode 17-18 November 2023?
Baca juga: BMKG Ungkap Potensi Hujan pada 16-21 November 2023, Ini Daftar Wilayahnya
Wilayah berpotensi hujan lebat, petir, dan angin kencang
Berdasarkan data peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG per tanggal 16 November 2023, ada sejumlah wilayah yang berpotensi alami hujan lebat, petir, kilat, dan angin kencang pada 17-19 November 2023.
Berikut daftar wilayahnya:
17 November 20231. Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Papua.
2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan.
3. Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Tidak ada.
1. Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Papua.
2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Nusa Tenggara Barat
- Sulawesi Selatan.
3. Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Tidak ada.
Baca juga: Alasan Masih Ada Wilayah Indonesia yang Belum Memasuki Musim Hujan
Penyebab cuaca ekstrem
Kondisi cuaca ekstrem tersebut dipicu adanya bibit Siklon Tropis TD 17W yang terdeteksi di Samudra Pasifik Barat, sebelah utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 20 knot atau 37 kilometer/jam dan tekanan 1006.8 hPa.
"Sistem ini bergerak ke arah barat laut dengan potensi untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah," tulis BMKG dalam rilisnya.
Sistem tersebut membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Kepulauan Halmahera hingga Samudra Pasifik Utara dan Papua Barat.
Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Laut Natuna sampai Kalimantan Tengah bagian Utara, dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Riau, dan dari Laut Jawa hingga Kalimantan Timur.
Sedangkan daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang di Laut Cina Selatan, Samudra Hindia Barat Sumatera Barat, Sulawesi bagian Tengah, Maluku Utara, dan Perairan Utara Papua.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklon tropis, dan di sepanjang daerah konvergensi, dan konfluensi tersebut," terang BMKG.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.