KOMPAS.com - Terong adalah salah satu sayuran yang banyak mengandung serat, vitamin, dan mineral penting.
Masyarakat Indonesia kerap menggoreng terong agar lebih krispi dan enak saat disantap, baik sebagai camilan maupun lauk pendamping nasi.
Tak hanya enak, berbagai zat yang terkandung dalam sayuran ini pun memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Dikutip dari laman Healthline, serat dalam terong dapat membantu menurunkan gula darah dengan memperlambat laju pencernaan dan penyerapan gula.
Sayuran berwarna ungu khas ini juga mengandung antioksidan tinggi, zat yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Beberapa penelitian turut menunjukkan, antioksidan dapat mencegah berbagai jenis penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker.
Terong juga termasuk bahan pangan rendah kalori, sehingga sangat bagus dikonsumsi saat sedang menjalankan program penurunan berat badan.
Lantas, apa saja efek samping terong goreng?
Baca juga: 6 Efek Samping Kubis, Tetap Mengintai Kesehatan meski Tanpa Digoreng
Efek samping terong goreng
Mengolah terong menjadi gorengan dapat menurunkan gizi dan membawa beberapa dampak buruk bagi kesehatan.
Sayangnya, konsumsi terong tanpa digoreng atau diolah dengan cara aman lain juga masih berpotensi memicu efek samping.
Berikut beberapa potensi efek samping terong, baik digoreng maupun tidak:
1. KeracunanTerong adalah salah satu dari kelompok sayuran nightshade, bersama tomat, kentang, dan paprika.
Dilansir dari Medical News Today, nightshades mengandung alkaloid, termasuk solanin, yang berpotensi menjadi racun.
Senyawa kimia solanin sebenarnya berfungsi melindungi tanaman saat masih dalam tahap perkembangan.
Kendati demikian, terong hanya mengandung sedikit solanin, sehingga relatif aman dikonsumsi jika dalam jumlah rendah.
Baca juga: Cegah Penyakit Jantung dan Diabates, Ketahui 3 Efek Samping Sawi Putih
Efek samping terong selanjutnya adalah berpotensi menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
Efek ini muncul akibat kandungan nasunin, suatu fitokimia atau zat tumbuhan dalam terong yang mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel tubuh.
Proses pengeluaran yang disebut dengan kelasi besi ini berguna untuk orang dengan kadar zat besi terlalu banyak.
Namun, pada orang dengan kadar zat besi dalam tubuh rendah, manfaat tersebut tidak akan berlaku.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari memakan bahan pangan mengandung nasunin, seperti terong, dalam jumlah besar atau berlebihan.
3. AlergiMasih dari laman Healthline, mengonsumsi terong dapat menimbulkan reaksi alergi pada sebagian kecil orang.
Sama seperti alergi makanan lain, orang dengan sensitivitas tinggi terhadap terong akan mengalami beberapa gejala umum yang meliputi gatal pada bibir, lidah, dan tenggorokan.
Gejala alergi juga dapat termasuk batuk, sakit perut atau kram, muntah, serta diare setelah mengonsumsi terong.
Meski tampak tidak terlalu berbahaya, alergi terong dalam beberapa kasus juga dapat berkembang menjadi anafilaksis, reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam jiwa.
Baca juga: 3 Efek Samping Kembang Kol, Salah Satunya Bisa Bikin Perut Kembung
4. Batu ginjalEfek samping terong berikutnya dapat mengenai sistem pembuangan limbah atau ekskresi, terutama organ ginjal.
Kondisi tersebut dipicu kandungan asam oksalat pada terong. Asam oksalat dapat berikatan dengan mineral serta membentuk beberapa senyawa, seperti kalsium oksalat dan besi oksalat.
Pada beberapa orang yang rentan, asam oksalat dapat berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal.
Tanpa pengobatan, batu ginjal berpotensi menyebabkan cedera ginjal akut atau kematian organ ginjal.
Sama seperti sayuran goreng lain, terong yang digoreng dengan suhu panas dapat merusak nutrisi dan memicu kanker karena mengalami proses oksidasi.
Belum lagi, mengoreng terong terlalu lama di dalam minyak yang tak pernah diganti juga merangsang munculnya senyawa amina heterosiklik.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (9/2/2021), senyawa tersebut termasuk golongan yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Di sisi lain, terong yang sebenarnya tidak mengandung kolesterol dan baik untuk kesehatan jantung dapat menjadi bumerang jika digoreng.
Pasalnya, menggoreng sayuran akan menyerap banyak minyak, sehingga lemak jenuh dan kolesterol pun meningkat.
Peningkatan lemak jenuh dan kolesterol ini dapat memicu gangguan pada jantung, termasuk penyakit jantung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.