Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Basmi Kutu Busuk, Pria di Singapura Justru Sebabkan Tetangganya Tewas

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK / Jay Ondreicka
Ilustrasi kutu busuk.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Seorang pria di Singapura bernama Chia Gek Yong (73) secara tak sengaja membunuh seorang wanita yang tinggal di samping rumahnya.

Saat itu, Chia sebenarnya ingin membunuh kutu busuk yang ada di kasurnya dengan cara membakarnya.

Akan tetapi, hal itu justru memicu kebakaran dan merembet hingga menyebabkan tetangganya bernama Koimatun Achmad Ali (48) terbunuh.

Chia diadili pada 16 Agustus 2023, tetapi peristiwa nahas itu terjadi pada 29 Januari 2022.

Dikutip dari The Straits Times, Chia pun mengaku bersalah pada Rabu (16/8/2023) karena menyebabkan kematian tetangganya itu akibat dari tindakan gegabah yang dilakukannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Populasi Kutu Busuk di Singapura Meningkat, Diprediksi Naik Seiring Perjalanan Luar Negeri

Kronologi kejadian

Pada 29 Januari 2022, Chia terbangun sekitar pukul 04.00 waktu setempat di rumahnya di blok 39 Telok Blangah Rise, Singapura.

Saat itu, ia sedang berbaring di ruang tamu dan melihat kutu busuk. Chia kemudian menyemprot tempat tidurnya dengan insektisida kaleng.

Namun, ia menilai kutu busuk itu masih hidup, sehingga menggunakan korek api untuk membakar kasurnya.

Ketika api semakin besar, Chia mencoba memadamkannya dengan beberapa botol air, tetapi gagal. Mengetahui kondisi itu, ia langsung keluar dari rumahnya dan meninggalkan empat penghuni lain yang sedang tertidur pulas.

Tak lama kemudian, para penghuni rumah pun terbangun karena kepulan asap dan bergegas keluar. 

Beruntung, polisi dan Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) segera tiba di lokasi kejadian dan mulai mengevakuasi seluruh penghuni blok.

Baca juga: Kutu Busuk Menyerang di Sejumlah Negara, Bisakah Mewabah di Indonesia?

Kendala pemadaman

Dalam proses evakuasi, petugas pemadam kebakaran sempat terkendala banyaknya barang yang ditumpuk oleh penghuni rumah dan terjadi kebocoran gas.

Selain itu, asap dari kobaran api juga semakin tebal dan menyebar ke rumah lain.

Petugas pemadam kebakaran harus masuk ke unit lantai 11 yang terkunci, setelah mereka diberitahu adanya penghuni yang tidak diketahui keberadaannya.

Mereka kemudian menemukan Koimatun yang tidak sadarkan diri di kamar sebelah dapur rumah majikannya.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, tetapi dinyatakan meninggal dunia beberapa jam kemudian.

Laporan otopsi yang dilakukan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan menyatakan, penyebab kematian korban adalah terlalu banyak menghirup asap kebakaran.

Chia pun mengakui bahwa kebakaran itu terjadi setelah ia mencoba untuk membunuh kutu busuk.

Baca juga: Simpan Koper di Sini Saat Menginap di Hotel untuk Hindari Kutu Busuk

Pelaku menderita gangguan bipolar

Berdasarkan laporan psikiatri yang diajukan oleh kuasa hukum, Chia diketahui menderita gangguan bipolar jangka panjang dan telah mencari pengobatan dari Institut Kesehatan Mental sebelum insiden itu, dilansir dari Today Online.

Laporan itu juga menyatakan, ada keanehan perilaku Chia pada saat kejadian dan tindakannya merupakan bagian dari perilaku impulsif.

Karena itu, jaksa saat itu menyatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan permintaan perawatan wajib.

Adapun perintah perawatan wajib adalah opsi hukuman yang ditawarkan kepada pelaku yang menderita kondisi mental karena berkontribusi terhadap pelanggaran.

Selain itu, Chia juga telah menyatakan penyesalan yang mendalam atas kejadian tersebut dan sangat menyesali kematian Koimatun.

Kuasa hukum Chia, Riko Chua Isaac menuturkan, Chia telah menderita gangguan bipolar sejak usia yang sangat muda dan tidak ada indikasi bahwa ia menyalakan api untuk secara khusus melukai korban.

Karena menyebabkan kematian dengan tindakan gegabah yang tidak termasuk dalam pembunuhan disengaja, Chia dapat dipenjara hingga lima tahun.

Baca juga: 7 Cara Mudah Membasmi Kutu Busuk di Dalam Rumah, Tidak Perlu Bahan Kimia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi