Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas dan Israel Bebaskan Sandera di Hari Pertama Gencatan Senjata

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah petugas Bulan Sabit Merah (MER-C) berjalan untuk mengangkut barang bantuan kemanusiaan yang akan diberikan untuk warga Palestina di kawasan Mesir, Senin (6/11/2023). Berdasarkan keterangan organisasi kemanusiaan MER-C, Rumah Sakit (RS) Indonesia mengalami kehabisan pasokan obat-obatan di tengah kondisi blokade penuh dan serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, sehingga dibutuhkan percepatan bantuan obat-obatan guna menangani masyarakat Gaza. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kelompok Hamas telah membebaskan 24 sandera yang ditahan di Gaza pada hari pertama dilakukannya gencatan senjata pada Jumat (24/11/2023).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari mengatakan, di antara sandera yang dibebaskan terdiri dari 13 warga Israel, 10 warga negara Thailand, dan satu warga negara Filipina, dikutip dari Al Jazeera, Jumat.

Di sisi lain, berdasarkan perjanjian gencatan senjata tersebut, Israel akan mengizinkan pasokan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar kembali mengalir ke Gaza.

Baca juga: Israel Berencana Tutup 6 Kementeriannya Imbas Perang dengan Hamas di Gaza


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel berkomitmen membebaskan semua sandera

Sementara itu, sebanyak 39 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut.

Namun, jumlah sandera yang dibebaskan itu belum semua lantaran singkatnya jeda waktu yang ditetapkan.

Israel mengatakan, gencatan senjata dapat diperpanjang jika ada lebih banyak sandera yang dibebaskan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintah Israel berkomitmen untuk mengembalikan semua tawanan yang tersisa.

Kendati demikian, Israel juga telah berjanji akan tetap melanjutkan serangan besar-besaran setelah gencatan senjata berakhir.

Baca juga: Singapura Larang Wisatawan Pakai Atribut Hamas-Israel, Pelanggar Bisa Kena Sanksi

Jumlah sandera yang akan dibebaskan

Menurut kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak, dari sekitar 240 orang yang ditawan selama serangannya ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

Di sisi lain Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara. 

Pembebasan semua sandera yang telah disepakati itu dilakukan selama empat hari sejak dimulainya gencatan senjata pada Jumat (24/11/2023).

Dilansir dari AP News, Jumat (24/11/2023), pada Jumat malam, barisan ambulans muncul dari Gaza melalui Penyeberangan Rafah ke Mesir membawa para sandera yang dibebaskan.

Warga Israel yang dibebaskan termasuk sembilan wanita dan empat anak berusia 9 tahun ke bawah. Para sandera yang dibebaskan kemudian dibawa ke tiga rumah sakit Israel untuk observasi.

Pusat Medis Anak Schneider mengatakan pihaknya merawat delapan warga Israel, di mana ada empat anak-anak dan empat wanita yang semuanya tampak dalam kondisi fisik yang baik.

Pihak medis mengatakan mereka juga menerima perawatan psikologis dan menambahkan bahwa “ini adalah momen sensitif” bagi keluarga tersebut.

Israel mengatakan bahwa gencatan senjata selama empat hari itu dapat diperpanjang satu hari tambahan untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan.

Sementara itu, menurut Klub Tahanan Palestina, sebuah kelompok advokasi, Israel saat ini menahan 7.200 warga Palestina, termasuk sekitar 2.000 orang yang ditangkap sejak dimulainya perang.

Baca juga: Bantahan MER-C Usai Israel Tuduh RS Indonesia Digunakan oleh Hamas

Kondisi saat gencatan senjata berlangsung

Setelah gencatan senjata dimulai pada Jumat pagi, empat truk yang memuat bahan bakar dan empat truk yang memuat gas untuk kebutuhan memasak masuk dari Mesir.

Selain itu, terdapat pula 200 truk pasokan bantuan lainnya.

Sebelumnya, Israel telah melarang semua impor ke Gaza selama perang, kecuali sedikit pasokan dari Mesir.

Larangan terhadap bahan bakar yang dikatakan dapat dialihkan ke Hamas, menyebabkan pemadaman listrik di seluruh wilayah.

Akibatnya, rumah sakit, sistem air, toko roti, dan tempat penampungan kesulitan menjaga generator tetap menyala.

Selama gencatan senjata, Israel setuju untuk mengizinkan pengiriman 130.000 liter (34.340 galon) bahan bakar per hari yang masih merupakan sebagian kecil dari perkiraan kebutuhan harian Gaza yang berjumlah lebih dari 1 juta liter.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza tinggal di bagian selatan wilayah tersebut, dan lebih dari 1 juta orang tinggal di sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan PBB.

Ketenangan ini memberikan kesempatan bagi warga yang mengungsi di wilayah selatan untuk kembali ke rumah mereka dan mengambil beberapa harta benda.

Namun demikian, ratusan ribu orang yang dievakuasi dari Gaza utara ke selatan diperingatkan untuk tidak kembali ke rumah mereka melalui selebaran yang dibagikan oleh Israel.

Hal tersebut lantaran, pasukan Israel menguasai sebagian besar wilayah utara, termasuk Kota Gaza.

Ada ratusan warga Palestina mencoba berjalan ke utara pada hari Jumat. Dua orang ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel dan 11 lainnya luka-luka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi