Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain China, Belanda Juga Melaporkan Kasus Pneumonia Misterius pada Anak

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pneumonia
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak di China menimbulkan kekhawatiran baru di dunia.

Laporan pertama muncul pekan lalu, yang menyebut bahwa rumah sakit anak di Beijing dan Liaoning dipenuhi oleh anak-anak yang datang dengan penyakit pneumonia.

Otoritas kesehatan China kini sedang menyelidiki kasus pneumonia misterius tersebut.

Pneumonia adalah istilah umum untuk peradangan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius Menyerang Anak-anak di China, Ini Gejalanya

Dilaporkan di Belanda

Kini, Belanda disebut juga mengalami peningkatan kasus pneumonia serupa pada anak-anak, dikutip dari The Messenger.

Dengan demikian, Belanda menjadi negara kedua yang melaporkan wabah serupa pada pekan ini.

Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL) melaporkan, 80 dari setiap 100.000 anak berusia antara 5 dan 14 tahun menderita pneumonia pada minggu lalu.

Ini adalah wabah pneumonia terbesar yang pernah dicatat NIVEL dalam beberapa tahun terakhir.

Pada puncak musim flu 2022, ketika kasus pneumonia paling umum terjadi, tercatat ada 60 kasus untuk setiap 100.000 anak dalam kelompok umur tersebut.

Baik NIVEL maupun Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan, keduanya tidak dapat memberikan penjelasan terkait peningkatan kasus pneumonia ini.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius Menyerang Anak-anak di China, Mungkinkah Sampai ke Indonesia?

Sorotan WHO

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa China mengaitkan peningkatan jumlah pasien rawat inap sejak bulan Oktober dengan patogen yang diketahui, seperti adenovirus, virus influenza, SARS-CoV-2, dan RSV.

Namun, ada peningkatan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit sejak bulan Mei, khususnya di kota-kota bagian utara seperti Beijing karena Mycoplasma pneumoniae, sebuah bakteri yang menginfeksi paru-paru.

WHO kemudian meminta informasi termasuk hasil laboratorium dan data terkait tren penyebaran penyakit pernapasan di China.

Kendati demikian, China belum mendeteksi adanya patogen aneh atau baru terkait peningkatan kasus pneumonia belakangan, dikutip dari Reuters.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Kasus Pneumonia Misterius di China

Meningkatnya penyakit pernapasan terjadi ketika China bersiap menghadapi musim dingin penuh pertama sejak negara itu mencabut pembatasan ketat Covid-19 pada Desember tahun lalu.

Banyak negara lain mengalami peningkatan penyakit pernapasan serupa setelah pelonggaran kebijakan pandemi.

Ahli epidemiologi University of Hong Kong Benjamin Cowling mengaku tak terkejut dengan gelombang penyakit ini.

"Ini adalah 'lonjakan musim dingin' yang biasa terjadi pada infeksi saluran pernapasan akut," kata Cowling, dikutip dari Nature.

"Hal ini terjadi pada awal tahun ini, mungkin karena meningkatnya kerentanan masyarakat terhadap infeksi saluran pernapasan akibat tindakan Covid-19 selama tiga tahun," sambungnya.

Baca juga: Batuk, Demam, dan Sakit Kepala, Kenali 9 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Berikut Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi