Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kue Terbaik di Asia Versi Taste Atlas, Ada 3 dari Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
TasteAtlas
Tangkapan layar 10 kue terbaik di Asia versi TasteAtlas.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Situs ensiklopedia kuliner seluruh dunia, Taste Atlas, baru saja memperbarui daftar 10 kue terbaik di Asia pada 16 November 2023 lalu.

Dari 10 kue terbaik di Asia tersebut, terdapat tiga kue yang berasal dari Indonesia.

Tiga kue asli Indonesia yang dimaksud adalah kue putu, kue lapis, dan lapis legit.

Sedangkan kue lainnya yang ada daftar 10 besar tersebut berasal dari berbagai negara, seperti Jepang, Filipina, Vietnam, dan China.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ada 2 Masakan Indonesia, Ini Daftar Sup Daging Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas

10 kue terbaik di Asia versi TasteAtlas

Dikutip dari laman Taste Atlas, berikut 10 kue terbaik di Asia yang tiga di antaranya berasal dari Indonesia:

1. Cheesecake jepang (Jepang)

Kue ini dikenal sebagai souffle cheesecake di Jepang serta cotton cheesecake atau japanese cheesecake di luar Jepang.

Hidangan penutup yang ringan dan lembut ini dibuat dengan memasukkan putih telur yang dikocok ke dalam adonan kue (telur, susu, gula, krim keju), lalu dipanggang dalam bain-marie.

Cheesecake jepang lebih lembut dan seperti spons dibanding cheesecake biasa, dan terkadang dimakan dalam keadaan dingin. Tetapi kebanyakan orang lebih suka memakannya langsung dari oven selagi masih panas, sehingga ada sensasi meleleh di mulut.

Kue ini diciptakan oleh koki Jepang Tomotaro Kuzuno yang pergi ke Jerman pada tahun 1960-an dan menemukan käsekuchen, sejenis kue keju Jerman.

2. Bibingka (Filipina)

Dalam bentuknya yang paling sederhana, bibingka adalah kue asli Filipina yang terdiri dari tepung beras dan air.

Awalnya, bibingka dibuat dalam pot tanah liat yang dilapisi dengan daun pisang. Metode pembuatan tersebut akan memberikan rasa berasap yang khas pada hidangan ini.

Bibingka diyakini muncul di bawah pengaruh kuliner asing, dan referensi tertulis pertama yang menggambarkan kue serupa berasal dari tahun 1751.

Sepanjang sejarah, bibingka diadaptasi dengan bahan-bahan tambahan, dan saat ini biasanya dibuat dengan susu, telur, santan, gula, dan mentega.

Sedangkan untuk variasi modernnya bisa menggunakan parutan keju, telur bebek asin, parutan kelapa, serta berbagai topping manis dan gurih.

3. Kue putu (Indonesia)

Kue putu yang biasanya dijual oleh pedagang kaki lima ini terbuat dari tepung beras ketan yang diberi rasa dan diwarnai dengan daun pandan.

Campuran tersebut kemudian dikukus secara tradisional di dalam tabung bambu, sementara bagian tengah kue diisi dengan gula aren. Setelah dikukus, kue ini biasanya ditaburi parutan kelapa.

Jenis makanan ringan berwarna hijau yang serupa seperti kue putu juga ditemukan di Malaysia dan Filipina.

Beberapa orang percaya, kue putu terinspirasi dari puttu, makanan ringan serupa yang berasal dari India.

Baca juga: 10 Masakan Ayam Goreng Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas, Ada Ayam Penyet

4. Kasutera (Jepang)

Berasal dari Nagasaki, Jepang, Kasutera adalah kue bolu tradisional yang terbuat dari gula, tepung, telur, dan sirup tepung.

Kue ini hanya menggunakan busa telur, tanpa tambahan mentega atau minyak, dan memiliki tekstur yang lembut, lembap, dan kenyal.

Kasutera juga dikenal sebagai castella, dan dibawa ke Jepang pada abad ke-16 oleh pedagang Portugis.

Diyakini, namanya berasal dari pao de Castela, yang berarti roti dari Castille.

Saat ini, kasutera Nagasaki dapat ditemukan dalam berbagai variasi, seperti cokelat, teh matcha hijau, gula merah, atau madu.

5. Sans rival (Filipina)

Meski berasal dari Filipina, penamaan sans rival berasal dari bahasa Perancis yang artinya “tanpa saingan”.

Kue ini merupakan hidangan penutup klasik Filipina dan favorit sepanjang masa yang benar-benar sesuai dengan namanya.

Sans rival dibuat dengan lapisan dacquoise, meringue kacang panggang yang renyah diapit dengan apa yang disebut pâte à bombe, sejenis krim mentega Perancis yang sangat halus, lembut, dan kaya rasa.

Namun, tidak seperti versi asli Perancis yang secara tradisional dibuat dengan meringue almond atau hazelnut, versi Filipina menggunakan kacang mede panggang.

Sans rival konon diciptakan antara tahun 1920-1930, ketika banyak orang Filipina pergi ke Eropa untuk belajar.

Sekembalinya ke Filipina, mereka mulai menggunakan beberapa teknik memasak dan membuat kue yang mereka pelajari saat belajar di luar negeri.

6. Kue lapis (Indonesia)

Tak hanya Indonesia, kue lapis atau kuih lapis juga menjadi makanan penutup tradisional yang juga populer di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Suriname.

Kue ini terbuat dari tepung beras, sagu, gula, garam, santan, dan pewarna makanan.

Kue ini kemudian dikukus dan hasil akhirnya terlihat mirip dengan puding berlapis. Sebelum dipotong dan disajikan, kue lapis harus dibiarkan hingga benar-benar dingin.

Jika diolah dengan benar, makanan penutup ini akan memiliki tekstur yang kenyal, lengket, dan manis gurih.

Baca juga: 20 Restoran Tradisional Terbaik di Indonesia Versi TasteAtlas, Mana Saja?

7. Bánh da lon (Vietnam)

Hidangan penutup tradisional Vietnam ini terdiri dari lapisan kenyal yang dibuat dari kacang hijau yang dihaluskan, tepung tapioka, tepung beras, dan santan atau air.

Secara tradisional, setiap kue memiliki lapisan kuning pucat yang terbuat dari kacang hijau dan lapisan hijau yang dibumbui dan diwarnai dengan daun pandan.

Biasanya, bánh da lon diberi tambahan seperti durian atau talas untuk menambah cita rasa.

Kemudian setelah dikukus dan didinginkan, kue ini biasanya dipotong menjadi bentuk wajik.

8. Lapis legit (Indonesia)

Lapis legit adalah kue tradisional Indonesia yang konon katanya dipengaruhi oleh masakan Belanda.

Kue ini terdiri dari 18 hingga 30 lapisan kuning telur, gula, tepung, mentega, dan rempah-rempah seperti fuli, pala, cengkeh, dan kayu manis yang dipanggang secara terpisah.

Kue ini adalah versi Indonesia dari spit cake Eropa, namun tidak dipanggang di atas loyang yang berputar, melainkan di loyang berbentuk persegi.

9. Bánh chuoi atau viatnamese banana cake (Vietnam)

Kue ini memiliki bahan utama pisang yang diolah dengan cara dikukus atau dipanggang.

Biasanya, bánh chuoi terdiri dari irisan pisang dan kombinasi krim susu kental manis, gula, santan, dan bisa juga ditambahkan roti, telur, dan kelapa parut.

Tergantung dari bahan dan cara memasaknya, kue ini dapat memiliki bentuk dan tekstur yang beragam.

Sementara jenis lainnya berbentuk pisang goreng atau menggunakan bahan tambahan dan perasa.

Untuk versi kukusnya, kue ini sering disajikan dengan taburan wijen dan disiram santan.

10. Chien chang go (China)

Chien chang go atau kue seribu lapis adalah hidangan penutup dim sum klasik khas China yang terdiri dari banyak lapisan adonan telur yang manis.

Biasanya, chien chang go dibuat dengan kombinasi telur, mentega, gula, tepung, susu kental manis, vanili, dan baking powder.

Adonan tersebut dimasukkan ke dalam loyang, lalu dipanggang atau dikukus hingga berwarna keemasan.

Setelah dingin, chien chang go diiris menjadi potongan-potongan kecil dan bisa langsung disajikan dan dinikmati.

Baca juga: Sup Pangsit Jepara, Menu Fusion Tertua Kesukaan RA Kartini

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi