Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebabkan RS Penuh, Ini Dugaan Penyebab Pneumonia Misterius di China

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi anak terkena pneumonia, kasus pneumonia di China alami pelonjakan, tanggapan kemenkes terkait kasus pneumonia di China
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - China menghadapi ancaman kesehatan baru setelah Covid-19, yakni penyebaran pneumonia misterius yang menyerang anak-anak.

Dilansir dari The Telegraph, lonjakan kasus pneumonia misterius selama beberapa hari ke terakhir membuat rumah sakit (RS) dipadati pasien anak-anak.

Lonjakan kasus pneumonia misterius terjadi di sejumlah kota, salah satunya Ibu Kota China, Beijing.

"Banyak sekali yang dirawat di rumah sakit. Mereka tidak batuk dan tidak menunjukkan gejala. Mereka hanya mengalami suhu tinggi (demam) dan banyak yang mengalami nodul paru," kata warga Beijing bernama Wei.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Selain China, Belanda Juga Melaporkan Kasus Pneumonia Misterius pada Anak

WHO minta informasi dari China

WHO sempat meminta informasi kepada otoritas kesehatan China pada pertengahan November 2023 terkait peningkatan kasus pneumonia misterius.

Informasi yang diminta WHO termasuk hasil laboratorium dan data tentang tren terbaru dalam penyebaran penyakit pernapasan.

WHO meminta informasi tersebut setelah menerima laporan dari Program for Monitoring Emerging Diseases (ProMED) tentang kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis.

ProMED adalah sistem yang tersedia untuk umum dan dijalankan oleh masyarakat internasional untuk penyakit menular.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Kasus Pneumonia Misterius di China

Dugaan penyebab pneumonia misterius di China

Dalam sebuah pernyataan pada 23 November 2023, WHO mengatakan Otoritas Kesehatan China mengaitkan peningkatan kasus rawat inap sejak Oktober.

Hal tersebut terkait dengan patogen, seperti adenovirus, virus influenza, dan RS yang cenderung menyebabkan gejala ringan, seperti flu.

Kendati demikian, meningkatnya jumlah pasien anak yang dirawat disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi paru-paru, Mycoplasma pneumoniae.

Jumlah pasien anak yang dirawat melonjak sejak Mei 2023 di kota-kota di bagian utara China, seperti Beijing.

Bakteri Mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab umum dari 'walking pneumonia menurut jurnal Nature. 

"(Walking pneumonia) suatu bentuk penyakit yang biasanya relatif ringan dan tidak memerlukan istirahat di tempat tidur atau rawat inap, namun tahun ini menyerang anak-anak dengan hebat," tulis jurnal tersebut. 

Meski begitu, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, Benjamin Cowling, mengaku dirinya tidak terkejut dengan peningkatan pneumonia misterius di China.

Menurutnya, lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut bisa terjadi saat China memasuki musim dingin. 

"Ini terjadi sedikit lebih awal tahun ini, mungkin karena meningkatnya kerentanan populasi terhadap infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh tindakan Covid-19 selama tiga tahun," kata dia. 

Baca juga: China Menambah Klinik Kesehatan untuk Menghadapi Pneumonia Misterius yang Menyerang Anak-anak

Langkah Kemenkes hadapi pneumonia misterius

Terkait pneumonia misterius di China, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah meminta semua jajarannya siaga menghadapi pneumonia misterius.

Kemenkes mengatakan, penyebab peningkatan penyakit tersebut belum diketahui secara pasti.

Namun, peningkatan kasus disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae dengan jumlah 40 persen berdasarkan laporan epidemiologi.

Melihat peningkatan kasus penumonia di China, Kemenkes mengeluarkan surat edaran (SE) untuk mengantisipasi pneumonia misterius.

Hal tersebut tercantum dalam SE Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius Menyerang Anak-anak di China, Mungkinkah Sampai ke Indonesia?

Dilansir dari Sehat Negeriku, berikut langkah Kemenkes dalam mengantisipasi pneumonia misterius:

  • Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia
  • KKP diminta untuk untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit
  • KKP dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di daerah diminta untuk melakukan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah
  • Melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan ditembuskan serta dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
  • Dinas Kesehatan menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI
  • Seluruh pihak diminta untuk menggencarkan upaya promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi