Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Belum Tahu, Siram Toilet Duduk Ternyata Harus Ditutup, Apa Alasannya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Kitti.s
Ilustrasi menyiram kloset
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Cuci tangan setelah buang air di toilet termasuk kebiasaan yang baik untuk membersihkan kuman dari tangan.

Ini karena toilet sebagai tempat buang air kecil dan air besar mempunyai banyak kuman dan bakteri.

Berbeda dari kloset jongkok, kloset duduk memiliki penutup pada bagian klosetnya. Namun, tidak semua orang memahami kloset duduk ternyata harus ditutup saat disiram.

Meskipun toilet terlihat bersih, tutup kloset duduk tetap perlu ditutup sebelum menyiramnya.

Lalu, apa penyebab dan risiko yang akan terjadi jika kloset duduk tidak ditutup sebelum disiram?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ini Alasan Pintu Toilet Umum Didesain Tidak Menyentuh Lantai


Kloset toilet harus ditutup

Dikutip dari Better Homes and Gardens (12/9/2023), penelitian yang dilakukan pada 2013 menunjukkan limbah kotoran di toilet memiliki bakteri dan memproduksi pertikel biaerosol.

Partikel ini lama-lama akan mengendap di toilet. Saat toilet disiram, kondisi tersebut menyebabkan penyebaran organisme kotoran ke permukaan sekitar toilet.

Lebih lanjut, penelitian pada 2022 menemukan proses penyiraman toilet dapat menyebarkan bioaerosol atau partikel udara yang terkontaminasi bakteri dari kotoran sejauh 1,5 meter.

Padahal dalam lingkup sejah 1,5 meter itu, pengguna kamar mandi akan meletakkan berbagai produk kebersihan, produk kecantikan, bahkan handuk.

Artinya, bakteri itu dapat tertiup dan mengkontaminasi benda-benda tadi. Bakteri ini bahkan dapat bertahan di udara selama 6 jam.

Para peneliti meyakini, bioaerosol yang dihasilkan selama penyiraman toilet dapat menimbulkan risiko penularan penyakit.

Bakteri yang dapat menyebar akibat penyiraman toilet, termasuk E.coli, C. difficile, Vibrio cholerae, dan Vibrio parahaemolyticus. Sementara virusnya Norovirus, Adenovirus, Enterovirus, dan Hepatitis A.

Sementara itu, kloset toilet yang tertutup saat disiram akan 12 kali lipat lebih sedikit menyebarkan bakteri ke udara.

Baca juga: Ada Bahaya Mengintai jika Duduk Terlalu Lama di Toilet Sambil Bawa Ponsel

Bagaimana dengan kloset tanpa penutup?

Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/WARAH38
Ilustrasi kloset jongkok.
Meskipun menyiram toilet yang tidak tertutup dapat menyebarkan bakteri dan virus, ahli mikrobiologi Janett Hill mengungkapkan hal tersebut tidak sangat berbahaya.

Ini karena teknologi toilet masa kini dapat meminimalkan jumlah bakteri dan virus dari toilet yang tertiup ke udara.

“Percikan yang lebih besar dan aerosol kemungkinan tidak menyebar terlalu jauh di atas atau di sekitar toilet. Namun tetesan yang sangat kecil dapat tetap melayang di udara selama beberapa waktu," jelas Janet, dikutip dari TODAY (28/11/2018).

Jika toilet yang digunakan tidak memiliki kloset dengan penutup, dia menyarankan agar publik tetap menjaga kebersihan dengan tidak membungkuk di atas kloset saat disiram.

Dia juga mengimbau agar segera cuci tangan setelah menggunakan kamar mandi. Selain itu, sebaiknya, hindari juga menyentuh wajah dan mulut.

"Untuk benar-benar tertular, Anda harus menelan bakteri yang masih hidup dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan infeksi," kata Janet.

Bakteri dari toilet yang menempel di kulit atau pakaian tidak tertelan sehingga tidak mudah menularkan penyakit.

Sementara itu, direktur Pusat Penilaian Lingkungan, Sains Paparan, dan Risiko di Universitas Arizona Kelly Reynolds menyarankan untuk membersihkan kamar mandi secara rutin.

Dikutip dari SELF (28/6/2021), Kelly mengimbau seluruh kamar mandi dibersihkan setiap minggu dengan produk disinfektan. Bersihkan permukaan kamar mandi terutama saat ada orang sakit yang memakainya.

Dia juga menyarankan agar pengguna toilet menyimpan sikat gigi di tempat penyimpanan dalam keadaan kering agar terhindar dari bakteri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi