Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/serhii.suravikin
Sejarah perayaan Hari AIDS Sedunia 2023.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada Jumat (1/12/2023).

Dikutip dari laman resmi WHO, pada 1 Desember, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama komunitas dan mitranya akan memperingati Hari AIDS Sedunia 2023 dengan tema “Let communities lead” atau “Biarkan komunitas memimpin”, 

Pada Hari AIDS Sedunia 2023, WHO ingin merayakan dan mengakui kontribusi masyarakat yang tak ternilai dalam memimpin penanggulangan HIV.

Selain itu, Hari AIDS Sedunia juga diperingati untuk mengingatkan semua orang akan bahayanya penyakit AIDS.

Baca juga: 30 Link Download Twibbon Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca juga: Gejala HIV dan AIDS

Sejarah perayaan Hari AIDS Sedunia

Dilansir dari Kompas.com (1/12/2022), Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang menyerang sistem imun tubuh dan menjadi penyakit yang mematikan.

Perayaan Hari AIDS Sedunia pertama kali diperingati pada 1 Desember 1988.

Sejak awal, peringatan ini ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran akan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Selain itu, peringatan Hari AIDS sedunia juga untuk menghormati orang yang mengidap penyakit tersebut.

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS

Dikutip dari sejumlah sumber, HIV apabila tidak segera ditangani sesegera mungkin, maka infeksinya dapat berkembang hingga stadium akhir yang disebut sebagai AIDS.

Hari AIDS Sedunia dicetuskan oleh jurnalis asal Amerika Serikat (AS), James Bunn.

Awalnya, hal tersebut dirancang sebagai ide penyegaran setelah liputan kampanye pemilihan presiden AS yang membuat masyarakat bosan.

Setelah itu, James Bunn kemudian menjabat di WHO, bersama rekannya Thomas Netter.

Keduanya lalu memutuskan bahwa 1 Desember adalah tanggal yang ideal untuk merancang dan mengimplementasikan siaran seputar AIDS.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS Gunungkidul Mayoritas Pria, Apa Saja Gejala HIV pada Laki-laki?

Fokus pada anak-anak dan remaja

Fokus peringatan Hari AIDS Sedunia ditujukkan pada tema anak-anak dan remaja untuk meningkatkan kesadaran akan dampak penyakit ini pada keluarga.

Pada saat itu, HIV hanya dianggap sebagai penyakit kelompok yang distigmatisasi oleh media, seperti pria gay, biseksual, dan pengguna narkoba suntik.

Inisiasi tersebut kemudian dilirik oleh Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/AIDS (UNAIDS) pada 1996.

Peringatan ini lalu diambil alih dan diperluas skalanya dengan kampanye pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun.

Setelah itu, gerakan itu berkembang menjadi organisasi nirlaba yang bernama World AIDS Campaign dan didaftarkan pada 2004 dengan tempat yang berbasis di Belanda.

Baca juga: Sejarah Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember dan Twibbonnya...

Kasus HIV/AIDS di Indonesia

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus HIV di Indonesia terus mengalami peningkatan pada 2023.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril menyampaikan, penularan kasus HIV/AIDS di Indonesia didominasi oleh ibu rumah tangga.

Berdasarkan data Kemenkes, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya, seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

"Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30 persen penularan dari suami ke istri," ujar Syahril.

"Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya," imbuhnya.

Baca juga: Uji Coba Vaksin HIV Dimulai, Gunakan Teknologi Vaksin Covid-19

Syahril melanjutkan, penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga terjadi lantaran pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah.

Selain itu, penyebab lainnya juga disebabkan karena mereka memiliki pasangan dengan perilaku sex berisiko.

Ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV dapat berisiko tinggi dalam menularkan virus kepada anaknya.

Penularan tersebut dapat terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Penularan HIV/AIDS...

Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45 persen dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui sex, jarum suntik, dan transfusi darah yang tidak aman.

Akibatnya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Kemudian, sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV Positif.

“Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV,” jelas Syahril.

Baca juga: Gejala Awal HIV yang Mirip Flu, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi