Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Muncul Lingkaran Biru di Citra Radar Pengamatan Cuaca Wilayah Sidoarjo, Apa Itu?

Baca di App
Komentar Lihat Foto
Twitter
Viral gambar awan hujan di Jatim melingkar berwarna biru
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan adanya gambar citra radar yang menunjukkan awan hujan di Sidoarjo, Jawa Timur terlihat membentuk lingkaran berwarna biru, viral di media sosial TikTok dan X.

Di TikTok, gambar tersebut diunggah oleh akun @callme.revvv pada Kamis (30/11/2023).

"Waduh kena ryoiki tenkai," tulis pengunggah dalam narasi unggahannya.

Hingga Jumat (1/12/2023), unggahan ini telah dilihat lebih dari 685.000 kali dan mendapat 1.034 komentar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambar serupa juga ramai dibahas warganet di media sosial X, @sbyfess, pada Kamis (30/11/2023).

"Mendung macam apa ini -rek," tulis akun tersebut.

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

"Awan: Sidoarjo skip dulu gan," kata akun dengan nama @kurusuntukmakan.

"Sidoarjo pawang hujannya kuad (lgi banyak proyek atau event atau nikahan sih ini)," kata akun @Cutiepie.

Lantas, apa penyebab muncul lingkaran biru pada citra radar pengamatan cuaca wilayah Sidoarjo tersebut?

Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan,  lingkaran biru pada citra radar tersebut adalah bright band echo.

Ia menjelaskan, bright band echo merupakan warna terang horizontal yang dihasilkan oleh radar akibat mencairnya butiran es sebelum menjadi hujan yang menunjukkan lokasi dari lapisan melting layer.

Lapisan melting layer merupakan lapisan di awan saat kondisi es mulai mencair.

"Terjadi jika ada butiran air atau awan di lapisan icing," ujar Taufiq kepada Kompas.com, Jumat (1/12/2023).

Ia menjelaskan, gambar tersebut melingkar karena keterbatasan proses scaning radar yang dilakukan dari bawah.

"Dia (radar) nggak tegak lurus mengenai semua awan karena radar dari bawah," ujarnya.

Proses pemantauan radar dari bawah menurutnya berbeda dengan kemampuan satelit yang melakukan pemantauan dari atas yang memungkinkan seluruh area bisa terlihat.

Dari pantauan tersebut, maka seolah-olah tidak ada awan pada daerah tersebut, padahal kenyataannya seluruh area tersebut tertutup oleh awan.

Saat demikian, menurutnya hujan tidak akan sampai ke bawah, atau hujan terjadi namun hanya ringan saja.

Baca juga: Awan Hujan Disebut Tak Mau Mendekat ke Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi