Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Letusan Gunung Marapi di Sumbar: Status Waspada, Warga Dilarang Mendekati Puncak

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA
Gunung Marapi Sumbar kembali mengalami erupsi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), meletus pada hari ini, Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB.

Letusan gunung berapi ini ditandai dengan muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah, disertai suara gemuruh.

Berdasarkan hasil perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan durasi 4 menit 41 detik.

Baca juga: Sejarah Letusan Gunung Tambora 10 April 1815: Lahirkan Sepeda!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas vulkanik ini pun membuat status Gunung Marapi masih tetap berada di level II alias Waspada.

"Kondisi Gunung Marapi meletus. Kolom abunya membumbung tinggi ke atas terlihat dari Agam," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Wasito dalam keterangan resmi, Minggu.

Saat ini, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam sudah berada di Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang, dua wilayah terdekat dengan puncak.

Berikut update kondisi letusan Gunung Marapi di Sumbar:

Baca juga: Gunung Tertinggi di Indonesia, Mana Saja?


Baca juga: Cerita Letusan Dahsyat Gunung Merapi 2010...

Update letusan Gunung Marapi, dihujani abu vulkanik

Tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan menyampaikan, hujan abu vulkanik dilaporkan berlangsung di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang.

Hujan abu vulkanik yang turun dengan intensitas tinggi membuat suasana Nagari Lasi menjadi sangat pekat dan gelap.

Meski terpantau telah berhenti, Ade mengatakan, masyarakat diimbau untuk berada di dalam rumah dan mengenakan masker.

Pihaknya bersama PMI pun telah membagikan masker untuk mencegah abu vulkanik terhirup, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Baca juga: Ramai soal Muncul Awan Lentikular Saat Merapi Erupsi, Apa Itu?

Tak hanya Canduang, hujan abu vulkanik juga terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Pua, dengan intensitas dan durasi lebih rendah.

"Hujan abu di Sungai Pua tidak terlalu pekat karena arah angin ke menuju ke Canduang," ungkap Ade.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak korban jiwa maupun kerugian material akibat letusan Gunung Marapi.

Kendati aktivitas masyarakat tidak terganggu, tim BPBD Kabupaten Agam bersama PMI terus menyisir daerah terdampak guna antisipasi.

Baca juga: Dari Everest hingga Dhaulagiri, Berikut 7 Gunung Tertinggi di Dunia

Status Waspada, masyarakat tak boleh mendekati puncak

Gunung Marapi adalah salah satu gunung api paling aktif di Pulau Sumatera. Berdasarkan catatan kejadian, gunung ini beberapa kali menunjukkan aktivitasnya.

Jauh sebelum hari ini, PVMBG menyebutkan, gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi sudah berlangsung sejak Januari 2023.

Tepatnya pada 7 Januari 2023 pukul 06.11 WIB, sejumlah pendaki yang masih berkemah mendapati peningkatan aktivitas vulkanik di gunung ini.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Apa yang Dimaksud Erupsi?

Sejak itu, status gunung ini tetap berada di level Waspada lantaran sewaktu-waktu dikhawatirkan dapat mengalami erupsi.

Menurut PVMBG, secara instrumental, terdapat sedikit peningkatan aktivitas yang terekam oleh alat di puncak gunung pada Minggu siang.

Artinya, sumber tekanan letusan Gunung Marapi hari ini relatif berada di dekat puncak atau di bawah kawah.

Baca juga: Trending Semeru dan Update Kondisinya...

Sehubungan dengan tingkat aktivitas pada level II, masyarakat di sekitar Gunung Marapi maupun wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat juga diharapkan untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu, serta selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker, terutama jika keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan.

Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal juga diimbau untuk dilakukan agar atap tidak roboh.

Baca juga: Erupsi dan Tsunami di Tonga, Apakah Berpengaruh di Indonesia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi