Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Terjang dan Harta Kekayaan Marthinus Hukom, Kepala BNN yang Ditunjuk Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com
Irjen Marthinus Hukom saat menjabat Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri memberikan keterangan pers usai rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/3/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Irjen Pol Marthinus Hukom sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Marthinus ditunjuk untuk mengepalai BNN menggantikan Komjen Pol Petrus Golose yang memasuki masa pensiun.

"Bapak Petrus Golose pensiun pada tanggal 1 Desember 2023. Karena itu, pada 29 November 2023, Bapak Presiden telah menandatangani Keppres pemberhentian Bapak Petrus Golose sebagai Kepala BNN," kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana dikutip dari Kompas.com, Senin (4/12/2023).

Ari mengatakan, informasi mengenai pelantikan Marthinus akan diberitahukan lebih lanjut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Efek Narkoba jika Dikonsumsi Balita? Ini Kata BNN dan Ahli UGM


Sepak terjang Marthinus Hukom

Marthinus Hukom yang ditunjuk oleh Jokowi sebagai Kepala BNN adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991. Ia lahir pada 30 Januari 1969 di Maluku.

Berdasarkan catatan Kompas.com, Selasa (5/12/2023), ia pernah menduduki sejumlah posisi sebelum ditugaskan di BNN.

Marthinus sempat menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus (Kadensus) 88 Antiteror (AT) Polri.

Bersama Densus 88, ia bersama timnya pernah melakukan operasi penangkapan terhadap teroris pelaku pengeboman Bali 2002, Ali Imron.

Ali ditangkap oleh Marthinus bersama timnya pada 13 Januari 2003 di Pulau Berukang, Samarinda, Kalimantan Timur.

Tak hanya itu, ia bersama timnya juga pernah meringkus Imam Samudra alias Abdul Aziz yang menjadi dalang bom malam Natal 2000 dan Bom Bali 2002.

Imam ditangkap pada November 26 November 2002 di Pelabuhan Merak, Banten.

Baca juga: Harta Kekayaan Iwan Kurniawan, Kepala BNN Tasikmalaya yang Minta THR ke PO Bus

Densus 88

Posisi lain yang diemban Marthinus sebelum ditugaskan di BNN adalah Kepala Tim (Katim) Anti Teror Bom Polda Metro Jaya pada 2001-2002 dan Analis Intelijen Satgas Anti Teror Polri pada 2002-2015.

Ia juga pernah masuk Kelompok Ahli BNN RI Bidang Intelijen pada pada 2010-2012 dan Kabid Intelijen Densus 88 AT Polri pada pada 2010-2015.

Marthinus sempat dipercaya sebagai Wakil Kepala Densus (Wakadensus) 88 AT Polri pada 2015-2016.

Tahun berikutnya ia ditunjuk sebagai Direktur Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI hingga 2018.

Perjalanan karier Marthinus berlanjut sebagai Wakadensus 88 AT Polri hingga 2020 sebelum ditunjuk menjadi Kadensus 88 AT.

Baca juga: Viral, Surat BNN Tasikmalaya Minta THR ke Perusahaan Bus, Kemnaker: Dapat Dikategorikan Pungli

Harta kekayaan Marthinus Hukom

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2022, Marthinus memiliki harta kekayaan sebesar Rp 16.817.716.364.

Harta kekayaannya terdiri dari tanah dan bangunan, kendaraan, harta bergerak lainnya, surat berharga, dan kas setara kas.

Berikut rinciannya:

1. Tanah dan bangunan:

  • Tanah dan bangunan seluas 162 m2 di Bogor senilai Rp 700.000.000
  • Tanah seluas 149 m2 di Ambon senilai Rp 50.000.000
  • Tanah seluas 726 m2 di Ambon senilai Rp 150.000.000
  • Tanah seluas 19.000 m2 di Poso senilai Rp 150.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 391 m2/300 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 10.000.000
  • Tanah seluas 3.000 m2 di Bogor senilai Rp 1.500.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 800 m2/129 m2 di Poso senilai Rp 50.000.000

2. Kendaraan:

  • Mobil Toyota Rush tahun 2022 senilai Rp 300.000.000.

3. Harta bergerak lainnya: Rp 26.000.000

4. Surat berahrga: Rp 3.000.000.000

5. Kas dan setara kas: Rp 891.716.364.

Baca juga: Tretan Muslim Tahu Coki Pardede Pengguna Narkoba, Ke Mana Harusnya Melapor? Ini Kata BNN

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi