Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Diperbincangkan Usai Letusan Gunung Marapi, Apa Itu "Ring of Fire"?

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons/Astroskiandhike
Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik yang membuat Indonesia rawan mengalami gempa bumi. Pulau Kalimantan tidak dilewati garis cincin api, tetapi tetap berpotensi gempa
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan pembahasan mengenai ring of fire usai erupsi gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023).

Salah satu warganet yang membahas ring of fire adalah akun TikTok @istme*** pada Selasa (5/12/2023).

"Cincin api Pasifik (Ring of fire). Cincin api pasifik atau lingkaran api pasifik adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik," tilis akun tersebut.

Hingga Rabu (6/12/2023) sore, unggahan ini telah ditonton oleh lebih dari 7.000 pengguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu ring of fire?

Baca juga: 4 Gunung Api yang Meletus pada Desember 2023, Apa Saja?

Mengenal apa itu ring of fire

Dikutip dari National Geographic, cincin api atau ring of fire disebut juga sebagai sabuk Sirkum-Pasifik.

Ini merupakan jalur di sepanjang Samudera Pasifik yang ditandai dengan banyaknya gunung berapi aktif dan seringnya terjadi gempa bumi.

Ring of fire memiliki panjang sekitar 40.000 kilometer dan membentang melewati batas-batas antara beberapa lempeng tektonik, seperti Lempeng Pasifik, Juan de Fuca, Cocos, Indian-Australia, Nazca, Amerika Utara, dan Filipina.

Diketahui, lebih dari 450 gunung berapi atau 75 persen dari total gunung berapi yang ada di Bumi berada di sepanjang jalur cincin api ini.

Selain itu, 90 persen gempa yang terjadi di Bumi juga berada di sepanjang jalur ini dan sering kali menjadi peristiwa seismik yang dahsyat.

Baca juga: Tahun Ini, PVMBG Sebut Alat Pemantau Gunung Marapi Pernah Dicuri Dua Kali

Penyebab banyaknya gunung berapi

Banyaknya gunung berapi dan gempa ini disebabkan oleh besarnya pergerakan lempeng tektonik di kawasan tersebut.

Di sebagian besar jalur ring of fire, lempeng-lempeng saling tumpang tindih pada batas konvergen yang disebut zona subduksi.

Artinya, lempeng yang berada di bawahnya terdorong ke bawah (tersubduksi) oleh lempeng di atasnya. Dalam kondisi itu, batuan akan meleleh dan menjadi magma.

Melimpahnya jumlah magma yang berada dekat dengan permukaan Bumi akan menimbulkan kondisi yang siap untuk aktivitas vulkanik.

Lebih lanjut, ring of fire juga menjadi tempat lempeng-lempeng saling bergerak ke samping melewati satu sama lain.

Ini akan menghasilkan gempa dalam jumlah besar, seiring meningkatnya ketegangan pada kerak Bumi.

Baca juga: Update Terkini Letusan Gunung Marapi: Jumlah Korban dan Upaya Penanganan

Rentetan bencana besar di ring of fire

Dikutip dari Kompas.com (10/2/2022) sabuk ring of fire mengikuti rantai busur pulau, seperti Tonga dan News Hebrides, Indonesia, Filipina, Jepang, Kepulauan Kuril, dan Aleutians, serta busur lainnya.

Selain terdapat rangkaian gunung api, ring of fire juga dibingkai oleh palung laut di bagian sisi samudera. Bahkan, palung laut terdalam di dunia, palung Mariana berada di jalur ini.

Ada sejumlah bencana besar yang tercatat pernah terjadi di zona ring of fire sejak 1800, termasuk letusan Gunung Tambora (1815), Gunung Krakatau (1883), Gunung Novarupta (1912), Gunung Saint Helens (1980), Gunung Ruiz (1985), dan Gunung Pinatubo (1991).

Ring of fire juga telah menjadi tempat terjadinya beberapa gempa terbesar dalam sejarah yakni gempa Chili (1960), gempa Alaska (1964), gempa Chili (2010), gempa Jepang (2011), serta gempa yang memicu tsunami Samudera Hindia (2004).

Baca juga: Tahun Ini, PVMBG Sebut Alat Pemantau Gunung Marapi Pernah Dicuri Dua Kali

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi