Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Marapi Sebabkan 23 Pendaki Tewas, Ini Sejarah dan Karakter Letusannya

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat meletus pada Minggu (3/12/2023) sore.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (6/12/2023), saat Gunung Marapi meletus, terdapat 75 orang yang sedang mendaki.

PVMBG menerangkan, meletusnya Gunung Marapi itu menyebabkan semburan abu setinggi 5.891 meter di atas permukaan laut.

Sejauh ini, erupsi tersebut menelan korban jiwa sebanyak 23 orang dan 22 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Gunung Marapi dan Gunung Merapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah letusan Gunung Marapi

Dilansir dari Kompas.com (7/1/2023), gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut ini tercatat sudah mengalami letusan sejak 1807.

Marapi yang merupakan salah satu gunung api aktif tipe A ini dipantau terus-menerus oleh PVMBG.

Hal tersebut dikarenakan Gunung Marapi tercatat terus meletus selama dua dekade terakhir.

Sejauh ini yang tercatat, Gunung Marapi pernah meletus pada 2004-2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014, 2017, awal 2023, dan Desember 2023.

Pada 11 Mei 2012, muncul letusan kecil setinggi 500 meter sebanyak tiga kali dan empat kali embusan.

Kemudian, dikutip dari Kompas.com (14/5/2012), tercatat dua kali gempa vulkanik dangkal pada 13 Mei 2012.

Selain itu, juga terjadi dua kali embusan, satu kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.

Pada 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus cukup besar dengan hujan abu yang dirasakan oleh masyarakat mencapai radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Dilansir dari Kompas.com (26/2/2014), dua kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan, diguyur hujan abu akibat dari letusan tersebut.

Gunung Marapi kemudian meletus kembali sebanyak 19 kali pada 5 Juni 2017.

Bupati Tanah Datar saat itu, Irdiansyah Tarmizi mengatakan bahwa empat kecamatan di wilayahnya terkena dampak abu vulkanik.

Dikutip dari Kompas.com (5/6/2017), empat kecamatan yang dimaksud adalah Batipuh, Paringan, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Selanjutnya pada 7 Januari 2023, erupsi Gunung Marapi menimbulkan kolom abu 300 meter di atas puncak.

Saat itu, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasinya sekitar 45 detik.

Baca juga: Adakah Kaitan Erupsi Gunung Marapi, Anak Krakatau, dan Ili Lewotolok?

Status Gunung Marapi

Dilansir dari laman ESDM, Gunung Marapi saat ini memiliki status Level II atau Waspada.

Status Waspada menandakan peningkatan aktivitas gunung berapi, mulai muncul aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas level normal.

“Gunung api tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III,” bunyi keterangan di laman tersebut.

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 400 meter dari puncak.

“Cuaca mendung, angin lemah ke arah barat,” terangnya.

Rekomendasi yang diberikan yaitu masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.

Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?

Karakter letusan Gunung Marapi

Letusan Gunung Marapi memiliki karakter berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat empat tahun.

Aktivitas vulkanik tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.

Sejak awal 1987 sampai sekarang, letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.

Letusan Gunung Marapi disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili, dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

Baca juga: Letusan Gunung Marapi Disebut Bisa Picu Aktivitas Gunung Fuji di Jepang, Ini Kata PVMBG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi