Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Israel Keracunan Makanan, Alami Diare Parah dan Demam Tinggi

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GIL COHEN-MAGEN
Perkembangan perang Israel-Hamas terkini. Tentara Israel berkumpul di perbatasan Gaza sebelum memasuki wilayah kantong Palestina itu pada Minggu (29/10/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tentara Israel yang berada di Jalur Gaza dilaporkan mengalami keracunan makanan dan menderita wabah penyakit pencernaan. 

Gejala keracunan makanan yang menimpa tentara Israel tersebut di antaranya diare parah dan demam dengan suhu tinggi.

Dikutip dari surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, tentara yang mengalami sakit parah kemudian dievakuasi dari Gaza untuk mendapatkan perawatan medis.

Baca juga: Alasan Gencatan Senjata Hamas-Israel di Jalur Gaza Palestina Diperpanjang

 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi bakteri

Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Israel, Tal Brosh mengatakan, gejala diare telah menyebar di kalangan tentara yang bertugas di bagian selatan Israel.

Tak hanya itu, wabah tersebut juga menyebar ke banyak tentara yang bertugas di Jalur Gaza. Brosh juga mengungkapkan penyebab dari wabah yang terjadi pada beberapa tentara Israel saat ini.

“Kami mendiagnosa adanya infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri,” ujarnya dikutip dari Palestine Chronicle.

Dilansir dari BNN Network, tentara Israel yang terinfeksi wabah tersebut mengalami beberapa gejala seperti muntah, diare, hingga demam tinggi.

Tidak hanya itu, tentara yang terjangkit bakteri ini dapat mengalami demam sampai 40 derajat Celcius dan mengalami diare setiap 20 menit.

Dugaan sementara dari menyebarnya wabah ini terjadi akibat penyimpanan persediaan makanan yang tidak higienis bagi tentara Israel.

Sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023, banyak restoran dan individu menyumbangkan makanan kepada pasukan Israel. Selama proses itu, makanan diduga terkontaminasi selama persiapan, transportasi atau penyimpanan. 

Baca juga: Alasan Gencatan Senjata Hamas-Israel di Jalur Gaza Palestina Diperpanjang

Mengenal bakteri Shigella

Dilansir dari Cleveland Clinic, bakteri Shigella adalah bakteri yang akan berkembang di usus dan menjadi penyakit yang memengaruhi sistem pencernaan manusia.

Jika terinfeksi bakteri ini, penderitanya akan mengalami berbagai gejala, seperti sakit perut, diare dan demam.

Bakteri ini menjadi salah satu jenis bakteri yang mudah ditularkan dari pasien satu ke pasien lainnya.

Seseorang bisa terinfeksi bakteri ini karena makan makanan yang terkontaminasi atau minum air yang terkontaminasi.

Selain itu, orang yang berenang di air yang penuh dengan bakteri Shigella juga dapat terinfeksi jika tidak sengaja menelan airnya.

Adapun orang-orang yang lebih rentan terinfeksi bakteri ini antara lain anak-anak, berada di lingkungan yang tidak bersih, dan menjalin kontak erat dengan penderita.

Baca juga: Apa Itu Gencatan Senjata yang Dilakukan Hamas dan Israel?

Bakteri Shigella menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di seluruh dunia karena setiap tahunnya, ada sekitar 188 juta kasus yang mengakibatkan sekitar 1 juta kematian per tahun.

Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti dehidrasi, kejang, prolaps di bagian rektum, artritis, hingga infeksi di aliran darah.

Untuk mengatasinya, ada berbagai jenis pengobatan yang dapat dilakukan.

Apabila pasien menunjukkan gejala ringan, untuk menyembuhkannya cukup dengan istirahat dan minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

Namun, jika gejalanya cukup parah, dokter akan meresepkan antibiotik, seperti ciprofloxacin atau azithromycin untuk membunuh bakteri.

Baca juga: Hamas dan Israel Bebaskan Sandera di Hari Pertama Gencatan Senjata

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi