Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Siswa SD di Bekasi Meninggal Usai Di-"sliding" Teman dan Kaki Diamputasi

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Rawpixel.com
Ilustrasi bullying, penyebab bullying, penyebab terjadinya bullying bisa berasal dari dorongan sekitar sampai kondisi sosial ekonomi tertentu.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berinisial F (12) yang menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya, meninggal dunia pada Kamis (7/12/2023).

Sebelum meninggal, F sebelumnya dirundung temannya dengan di-sliding yang membuat kakinya bengkak.

Setelah menjalani pemeriksaan dokter, korban diketahui didiagnosis kanker tulang, lalu diamputasi.

Kabar meninggalnya F dikonfirmasi oleh Mila Ayu Dewata selaku kuasa hukum korban.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah F disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman III, Jatimulya, Tambun Selatan, Bekasi. Jenazah korban akan dimakamkan pada Jumat (8/12/2023).

"Betul (meninggal dunia), meninggal 7 Desember 2023 pukul 02.25 WIB," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Kamis.

Berikut perjalanan kasus F yang menjadi korban bullying hingga ia dinyatakan meninggal dunia usai kakinya diamputasi karena kanker tulang.

Baca juga: Disuruh Makan Lumpur, Ini Kronologi Bullying Siswa MAN di Medan

Di-sliding ketika jam istirahat di sekolah

Diana (40) selaku ibu F menceritakan awal mula buah hatinya menjadi korban perundungan yang membuat kakinya bengkak. 

Kejadian bermula saat F di-sliding oleh teman sekolahnya ketika jam istirahat pada Februari 2023.

Korban yang masih duduk di bangku kelas 6 SD terjatuh akibat aksi tak terpuji temannya tersebut.

Meski begitu, F justru diminta oleh teman-temannya untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orangtua atau pihak sekolah.

"Dia diajak keluar sekolah untuk jajan. Di perjalanan terjadilah aksi sliding oleh salah satu temannya," ujar Diana dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

"F mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru," tambahnya.

Baca juga: UIN Jambi Bantah Mahasiswa Korban Bullying Minta Maaf, Kampus: Hanya Membuat Video Klarifikasi

F diolok-olok

Mirisnya lagi, saat korban yang di-sliding ketika jam istirahat tidak mendapat bantuan dari temannya setelah terjatuh.

Mereka justru mengolok-ngolok F ketika korban berada di dalam kelas. Teman F juga memperagakan ketika korban dalam kondisi jatuh.

"Nah, mereka lanjut jajan, F itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," jelas Diana.

Setelah itu, F mengeluhkan rasa sakit pada kakinya tiga hari setelah ia di-sliding oleh temannya.

Diana kemudian meminta buah hatinya untuk bercerita lalu ia mendapat kronologi yang terjadi di sekolah.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak F bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," ungkap Diana.

Baca juga: Ramai soal KPAI Disebut Selalu Melindungi Pelaku Bullying, Ini Penjelasan KPAI

Kaki F di-rontgen

Setelah mendengar cerita dari F, Diana mengajak anaknya berobat ke klinik terdekat untuk mendapatkan pereda nyeri.

Namun, tidak ada perubahan yang dialami F sehingga korban di-rontgen dan dirujuk untuk menjalani MRI.

Diana mengatakan, F mengalami infeksi pada akhir Maret 2023 namun berbagai pengobatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

Kondisi F terus memburuk hingga pada akhirnya F harus menghadapi kenyataan bahwa kakinya diamputasi pada Agustus 2023.

Diana menjelaskan, kaki F diamputasi setelah didiagnosis kanker tulang yang dipicu oleh benturan. F menjalani perawatan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," imbuhnya.

Baca juga: Video Viral Bullying Anak Diduga Lokasi di Balikpapan, Ini Kata Polisi

Dianggap bercanda

Pihak SDN Jatimulya 09 yang mengetahui kaki F diamputasi justru membantah adanya perundungan terhadap korban.

Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Sukaemah menilai, aksi sliding yang dialami oleh F merupakan candaan yang dilakukan antarsiswa dan tanpa disengaja.

Tak sampai di situ, Sukaemah juga menilai aksi sliding yang menimpa F merupakan hal biasa yang dilakukan siswa.

"Iya memang dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda, tanpa sengaja itu selengkatan kaki, jatuh," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Lebih lanjut, Sukaemah menyampaikan bahwa pihaknya tidak menerima laporan usai F di-sliding.

"Enggak ada laporan bahwa ada penyelengkatan, enggak laporan apa-apa dari anak-anak, mereka masih masuk (sekolah)," tutur Sukaemah.

Baca juga: 6 Jenis Bullying yang Wajib Diketahui Orangtua agar Anak Tak Jadi Korban

Naik ke tahap penyidikan

Setelah F menjadi korban bullying, Diana kemudian melaporkan peristiwa perundungan itu ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023.

Enam bulan berlalu, kasus yang menimpa F kemudian naik dari tahap penyelidikan dan penyidikan.

"Untuk kasus tersebut saat ini kami sudah menaikan kasus dari penyelidikan ke penyidikan," ujar Kasi Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Menilik Fenomena Bullying Pelajar Indonesia

Polisi butuh waktu

Hotma menjelaskan, polisi membutuhkan waktu selama enam bulan untuk mengusut kasus bullying yang menimpa F. Namun, ia mengaku pihaknya tidak mengalami kendala.

Mengingat kasus perundungan di SDN Jatimulya 09 melibatkan anak di bawah umur, penyidik juga bergerak secara hati-hati.

"Setelah naik ke penyidikan tentunya akan ditentukan siapa tersangka dari perkara tersebut," jelas Hotma.

Baca juga: Mengenal Bullying yang Diduga Menjadi Penyebab Siswi di Jaktim Loncat dari Lantai 4 Sekolahan

Terduga pelaku berstatus anak berhadapan dengan hukum

Polisi telah menetapkan satu anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait kasus perundungan yang menimpa F.

Mila menjelaskan bahwa pihaknya menunggu proses rekonstruksi setelah pelaku yang men-sliding kaki F berstatus ABH.

"Untuk kasusnya saat ini terkait laporan Fatir di Polrestro Bekasi itu alhamdulillah sudah naik statusnya jadi ABH, ABH-nya sudah ditetapkan," ujar Mila dikutip dari Kompas.com, Kamis.

"ABH-nya sudah ditetapkan dan kami tinggal menunggu proses rekonstruksi. Saya minta Polres Metro Bekasi melibatkan pihak sekolah, harus turut ikut serta atas kejadian semua," jelasnya.

(Sumber: Kompas.com/Firda Janati |Editor: Nursita Sari, Ihsanuddin, Firda Janati, Akhdi Martin Pratama).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi