KOMPAS.com - Nasib pilu dialami oleh seorang perempuan dari Leigh, Greater Manchester, Inggris bernama Mia Brehme (24).
Dia dilaporkan meninggal dunia dua bulan lalu, setelah didiagnosis menderita kanker usus sejak Juni 2023, karena mengalami pendarahan dubur.
Pendarahan itu sebenarnya sudah muncul sejak Mia melahirkan anaknya pada 2020 atau tiga tahun lalu.
Sayangnya, Mia mengira pendarahan itu bukan persoalan serius, sehingga tak mempedulikannya.
Berikut kisah selengkapnya...
Baca juga: Kisah Elly Brown, Model yang Kehilangan Separuh Lidahnya akibat Kanker Mulut
Sempat dikira ambeien
Kakak Mia, Alicia (28) menceritakan, adiknya menemui dokter umum dan mengeluhkan pendarahan di bagian duburnya pada Juni 2023.
Menurutnya, Mia semula menganggap pendarahan itu akibat dari melahirkan beberapa tahun lalu, mengingat ambeien umum terjadi pada "ibu baru".
“Ternyata dia mengalami pendarahan terus-menerus sejak melahirkan Kyla (anak Mia), tapi dia mengira hanya menderita ambeien karena melahirkan, dan itu bukan hal yang aneh,” ujar Alicia, dikutip dari Daily Mail.
Setelah menjalani tes lanjutan, hasilnya menunjukkan bahwa penyakit kanker yang diderita Mia sudah memasuki stadium empat.
Dia pun mulai menderita kelelahan, mual, diare, dan sembelit yang merupakan gejala dari penyakit tersebut.
"Mia tidak ingin mengetahui detailnya, dia ingin tetap bersikap positif dan berada di sisi gadis kecilnya selama yang dia bisa," ujarnya.
Baca juga: Kisah Zac Yarbrough, Pria yang Berjuang Sembuh Melawan Kanker Payudara Stadium 4
Meninggal sebulan setelah ulang tahun
Alicia mengungkapkan, Mia menjalani kemoterapi untuk mengobati kanker ususnya. Namun, hal itu tidak banyak membantu, sebelum akhirnya dirawat di Wigan and Leigh Hospice.
“Mia merayakan ulang tahunnya yang ke-24 di rumah sakit, pada tanggal 27 September. Kurang dari satu bulan kemudian, dia meninggal,” tuturnya.
Padahal, Alicia memiliki banyak rencana untuk memberi kebahagian kepada Mia. Namun, rencana itu kini sirna.
Sebelum meninggal, Mia meminta kakaknya untuk membesarkan Kyla dengan baik.
“Saya bersamanya ketika dia meninggal, dan hati saya hancur. Aku merasa, ada bagian dari diriku yang hilang juga,” tambahnya.
Baca juga: Influencer Kebugaran Idap Kanker Limfoma di Usia 20 Tahun, Sempat Dicap Peluang Hidup Hanya 5 Persen
Tentang kanker usus
Dilansir dari Cancer Council, kanker usus berkembang dari lapisan dalam usus dan diawali dengan pertumbuhan jaringan abnormal bernama polip.
Polip selanjutnya akan tumbuh menjadi kanker invasif, jika tidak segera terdeteksi. Kanker ini bisa tumbuh di usus besar dan usus kecil.
Gejala dari kanker usus ini meliputi:
- Perubahan kebiasaan buang air besar termasuk diare, konstipasi atau perasaan buang air besar yang tidak tuntas
- Perubahan penampilan atau konsistensi buang air besar seperti tinja yang encer
- Darah dalam tinja
- Sakit perut, kembung, atau kram
- Nyeri anus atau dubur
- Benjolan pada anus atau rektum
- Penurunan berat badan
- Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
- Kelelahan dan/atau anemia (kulit pucat, lemas, dan sesak napas)
- Darah dalam air seni atau sering buang air kecil atau pada malam hari, perubahan warna air seni menjadi gelap seperti karat atau coklat.
Sementara, faktor risiko yang bisa menyebabkan munculnya kanker usus adalah:
- Diet rendah serat
- Konsumsi daging merah yang tinggi, terutama daging olahan
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Konsumsi alkohol
- Merokok tembakau
- Risiko genetik yang diwariskan dan riwayat keluarga
- Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn
- Memiliki diagnosis kanker usus sebelumnya.
Baca juga: Kisah Bila, Alami Batu Ginjal padahal Rutin Minum Air Putih, Ternyata Ini Kebiasaanya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.