KOMPAS.com - Pada suatu hari, seorang wanita asal China bernama Wang berkunjung ke restoran untuk menyantap makan siang.
Kebetulan, Wang termasuk orang yang suka mengunggah foto-foto makanannya saat sedang makan.
Kebiasaan ini juga dia lakukan ketika makan siang di hari itu.
Nahas, tindakannya justru membuat Wang mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan.
Dia tiba-tiba ditagih harus membayar makanan senilai hampir satu miliar (dalam kurs rupiah) oleh restoran tempatnya makan siang.
Bagaimana ceritanya?
Baca juga: Jajanan Es Batu Panggang Viral di China, Diolah Mirip Barbeque
Ditagih hampir 1 miliar rupiah
Wang menikmati makan siang di sebuah restoran hotpot yang berlokasi di Kunming, China bagian barat daya.
Diberitakan Dailymail (8/12/2023), Wang lalu mengunggah foto menu makanan dan momen makan siang bersama teman-temannya di aplikasi WeChat.
Tak lama selepas ia mengunggah foto-foto itu, Wang terkejut melihat tagihan makan sebesar 430.000 yuan China atau setara dengan Rp 938.318.255,97
Setelah ditelusuri, Wang baru sadar kalau dia mengunggah foto yang memperlihatkan kode QR yang menempel di mejanya.
Kode tersebut dapat digunakan untuk melihat menu dan memesan makanan di restoran tersebut dengan cara dipindai.
Ternyata, seorang teman Wang di media sosial yang tidak diketahui namanya telah memindai kode QR tersebut dan memesan makanan dalam jumlah yang sangat banyak ke mejanya.
Orang itu memesan 1.850 porsi darah bebek segar, 2.580 porsi cumi-cumi, dan 9.990 porsi udang ke meja Wang.
Baca juga: Mal Baru Dibuka di India Diserbu Pengunjung, Makanan Diambil Tanpa Membayar
Solusi dari pihak restoran
Dikutip dari The Mirror (8/12/2023), tindakan tersebut membuat Wang menyadari kesalahannya. Dia lalu menghapus foto-fotonya di media sosial.
Meski begitu, restoran tersebut terus dibanjiri pesanan dari kode QR yang telah beredar.
Untungnya, restoran menyadari apa yang terjadi dan tidak memaksa Wang membayar tagihan besar tadi.
Pihak restoran memindahkan Wang ke meja lain untuk memudahkan mereka dalam menyaring pesanan makanan yang palsu. Pesanan bar yang dibuat dengan kode QR juga diabaikan.
Pihak restoran mengatakan mereka telah mencoba melacak orang-orang yang memesan makanan palsu lewat kode QR. Namun, cara ini tidak berhasil menemukan para pemesan rahasia.
Menurut Wang, kejadian ini adalah pengalaman baru baginya.
Dia juga menyerukan restoran perlu meningkatkan pengetahuan terutama mengenai potensi pengunaan kode QR untuk tujuan jahat.
Berkat kejadian ini, restoran tersebut dilaporkan telah mengubah sistem pemesanannya.
Kode QR restoran tersebut kini hanya bisa dipakai oleh orang-orang yang berada dalam jarak terdekat dengan restoran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.