Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/shilpa p
Ilustrasi hujan ringan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prakiraan hujan di sejumlah wilayah di Jabodetabek pada 11-16 Desember 2023.

Prakiraan hujan tersebut diunggah melalui laman Instagram BMKG, @infobmkg, pada Minggu (10/12/2023).

Berdasarkan data yang dirilis BMKG, tampak sebagian besar wilayah di Jabodetabek cerah berawan dan hanya wilayah Bogor dan Bekasi yang akan berpotensi hujan ringan.

Di sisi lain, beberapa warganet mengeluhkan bahwa intensitas hujan di beberapa wilayah lainnya juga menurun. Padahal, di Desember 2023, seharusnya beberapa wilayah sudah memasuki musim hujan.

"Min kok curah hujan menurun ada apa lagi min? Kan harusnya malah makin deras," tulis pemilik akun @kang_gusvi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sama di Sulawesi, hujannya makin rendah padahal pas akhir November selalu ujann, tdi aj ujan gerimis tpi bentar bgt udh 2 hari gk ujan," tulis akun @fauzan_anwar23.

Lantas, apa penyebab curah hujan di sejumlah wilayah intensitasnya semakin menurun?

Baca juga: Warganet Sebut Langit Bolong di Yogyakarta Sebabkan Cuaca Gerah, Ini Penjelasan BMKG

Penjelasan BMKG

Senior Forecaster BMKG Bony Septian membenarkan terkait potensi hujan di sejumlah wilayah Jabodetabek yang kian menurun.

Hal tersebut terjadi lantaran kelembapan udara di wilayah tersebut yang cukup kering pada akhir-akhir ini.

"Dalam seminggu ke depan, potensi hujan ringan terjadi di wilayah Jabodetabek. Hal ini disebabkan kondisi kelembapan udara di wilayah Jabodetabek yang cukup kering di lapisan menengah (lapisan 700-500 milibar/mb)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Penyebab curah hujan menurun

Bony melanjutkan, terkait dengan curah hujan di wilayah lain yang turut menurun, ini karena dalam skala global, nilai Southern Oscillation Index (SOI), Indian Ocean Dipole (IOD), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Terdapat pola siklonik di Laut Timor yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sepanjang Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, kepulauan Maluku bagian selatan, Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Banda.

"Saat ini Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 5 (Maritime Continent), menunjukkan kondisi yang signifikan untuk wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan," terangnya.

Ia melanjutkan, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di wilayah Pulau Sumatera bagian tengah hingga utara dan Papua bagian selatan dalam sepekan ke depan.

Tak hanya itu, gelombang atmosfer Kelvin juga terpantau berada di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

"Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," jelasnya.

Baca juga: Saat Hujan Salju di Jerman Bekukan Pesawat dan Lumpuhkan Bandara..

Wilayah yang masih berpotensi hujan sedang dan hujan lebat

Bony mengungkapkan, dalam seminggu ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah, seperti:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Maluku
  • Maluku Utara
  • Papua Barat
  • Papua.

Baca juga: BMKG Ungkap Sejumlah Wilayah yang Akan Masuk Musim Hujan pada Desember 2023, Mana Saja?

Puncak musim hujan di Indonesia 2023/2024

Sementara itu, dilansir dari laman resmi BMKG, puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi pada awal 2024.

Sebagian besar wilayah di Indonesia diprakirakan akan memasuki puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2024, yakni dengan wilayah seluas 786.679 km2 (41,08 persen).

"Apabila dibandingkan dengan normal puncak musim hujan, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan 2023/2024 sama terhadap normal yaitu seluas 829.564 km2 atau (43,32 persen)," tulis BMKG.

Sedangkan wilayah lainnya, puncak musim hujan akan mundur dari waktu normal yaitu seluas 675.031 km2 (35,25 persen) dan maju terhadap normal yaitu seluas 410.529 km2 (21,44 persen).

Durasi musim hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi selama 10-24 dasarian yaitu seluas 829.408 km2 (43,31 persen).

"Jika dibandingkan terhadap normal durasi musim hujan, durasi musim hujan 2023/2024 di sebagian besar daerah diprakirakan lebih pendek terhadap normal yaitu seluas 897.538 km2 (46,87 persen)," tulisnya lagi.

Sedangkan wilayah lainnya diprakirakan lebih panjang terhadap normal yaitu seluas 244.818 km2 (12,78 persen) dan sama terhadap normalnya yaitu seluas 97.610 km2 (5,10 persen).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi