Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengobrol dengan Orang yang Sudah Meninggal Menggunakan AI, Bagaimana Caranya?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi menonton video orang yang sudah meninggal melalui teknologi AI.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin pesat.

Belakangan, orang-orang menggunakannya untuk berbicara kembali dengan orang yang telah meninggal.

Seorang dokter endokrinologi bernama Stephenie Lucas Oney (75) menggunakan AI untuk meminta nasihat dan berbicara dengan mendiang ayahnya yang sudah meninggal.

Diberitakan The New York Times (11/12/2023), dia bisa berbicara dan mendengar suara sang ayah, William Lucas, melalui aplikasi ponsel bernama HereAfter AI.

Aplikasi berbasis kecerdasan buatan ini menyimpan suara dan pengalaman hidup William saat dia masih menjadi polisi, agen FBI, dan hakim.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

William sendiri meninggal pada Mei 2022.

Berkat rekaman tersebut, Stephenie dapat menyampaikan pertanyaan dan mengobrol dengan suara ayahnya melalui aplikasi AI.

Menurut dia, suara William memberikan kenyamanan baginya sekaligus bisa digunakan mengenalkan sang ayah kepada keempat anak dan delapan cucunya.

“Saya ingin anak-anak mendengar semua hal tersebut melalui suaranya,” kata Stephenie yang tinggal di Michigan, AS.

Baca juga: Instagram Kembangkan AI Friend yang Bisa Diajak Bicara, Apa Itu?


AI untuk bicara dengan orang mati

Aplikasi HereAfter AI dan StoryFile memberikan layanan bagi masyarakat untuk berbicara dengan orang yang sudah meninggal menggunakan teknologi AI.

Dua aplikasi ini bekerja dengan cara merekam suara dan video seseorang yang menceritakan pengalaman hidupnya.

Rekaman tersebut menghasilkan video interaktif yang menampilkan orang tadi tampak melakukan kontak mata, bernapas, dan berkedip, seperti melakukan panggilan video secara langsung.

Sosok orang di video itu lalu akan bisa menjawab pertanyaan dari orang yang menggunakan aplikasi.

Teknologi ini membuat orang yang ditinggalkan akan bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk berbicara dengan orang yang sudah meninggal.

Meski membantu bagi orang-orang yang merindukan mereka yang sudah meninggal, kehadiran aplikasi AI tadi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan permasalahan etika.

Salah satu pendiri HereAfter AI, James Vlahos mengakui banyak orang yang tidak menyukai kematian dan kehilangan.

“Mungkin sulit untuk menjualnya (aplikasi) karena orang-orang terpaksa menghadapi kenyataan yang tidak ingin mereka hadapi," ujar dia.

Terkait masalah etika menyebarkan informasi orang yang sudah meninggal, peneliti teknologi dari Oxford Alex Connock menyatakan itu tidak menjadi masalah.

“Seperti semua etika dalam AI, hal ini bergantung pada izin. Jika Anda melakukannya dengan sadar dan sukarela, saya pikir sebagian besar masalah etika dapat diatasi dengan cukup mudah," kata dia.

Baca juga: Fokus pada Pengembangan Sistem AI, Apa Itu Google DeepMind?

Cara membuat video AI berisi orang yang sudah meninggal

HereAfter bukanlah satu-satunya aplikasi berbasis AI yang bisa merekam dan menyampaikan kisah hidup orang yang sudah meninggal melalui video interaktif.

Meski begitu, aplikasi-aplikasi ini memiliki cara kerja yang kurang lebih mirip.

Dikutip dari Deepgram, orang yang menggunakan HereAfter dapat merekam dirinya saat menceritakan pengalaman hidup, hubungan, kepribadian, masa kecil, karier, dan hal lainnya.

Orang tersebut juga dapat mengunggah foto yang sesuai dengan cerita yang direkam. Hal ini memungkinkannya menjelaskan kejadian yang dialami lewat foto.

Data yang tersimpan di aplikasi lalu diolah menjadi konten virtual. Orang lain lalu dapat mengajukan pertanyaan dan dijawab berdasarkan informasi yang direkam sebelumnya.

Aplikasi AI ini bisa digunakan untuk melestarikan kenangan dan suara dari kakek dan nenek, orang tua, dan orang-orang yang sakit atau hampir meninggal dunia.

Orang yang masih hidup dan ingin mengenang sejarah keluarganya juga bisa menggunakan aplikasi ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi