Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Melibatkan Penyimpangan Realitas, Ini Perbedaan Halusinasi dan Delusi

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/fizkes
Ilustrasi perbedaan halusinasi dan delusi.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Halusinasi dan delusi adalah kondisi yang dialami seseorang yang melibatkan distorsi realitas.

Artinya, apa yang orang tersebut persepsikan, rasakan, maupun yang ia yakini sebenarnya bersifat tidak nyata.

Meski halusinasi dan delusi melibatkan penyimpangan terhadap realitas, namun keduanya adalah dua hal yang sangat berbeda.

Baca juga: Alasan Seseorang Mengalami Halusinasi, Berikut Faktor-faktor Penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui perbedaannya.

Pengertian halusinasi

Halusinasi adalah persepsi terhadap suatu obyek atau peristiwa yang tidak nyata yang melibatkan indra, baik penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, maupun rasa.

Dilansir dari laman Mediline Plus NIH, halusinasi melibatkan penginderaan terhadap hal-hal yang terasa nyata namun sebenarnya tidak. Hal-hal tersebut diciptakan oleh pikiran.

Halusinasi tampak nyata, namun sebenarnya hal tersebut tidak ada. Reaksi kimia dan/atau kelainan di otak menjadi faktor utama yang menyebabkan halusinasi.

Baca juga: Kecubung Picu Halusinasi, Kenapa Tidak Masuk Golongan Narkotika?


Halusinasi biasanya merupakan gejala gangguan yang berhubungan dengan psikosis, khususnya skizofrenia.

Namun halusinasi juga dapat disebabkan oleh efek dari penggunaan narkoba, kondisi neurologis, dan beberapa situasi sementara.

Seseorang mungkin mengalami halusinasi dengan atau tanpa kesadaran bahwa apa yang dialaminya tidak nyata.

Dan ketika seseorang mengira halusinasinya nyata, maka itu bisa dianggap sebagai gejala psikotik.

Baca juga: Menonton TikTok dan Reels Berlebihan Sebabkan Halusinasi, Kok Bisa?

Pengertian delusi

Delusi adalah keyakinan salah yang bertentangan dengan kenyataan. Seseorang tidak bisa melepaskan keyakinannya yang tidak benar, meskipun ada bukti yang bertentangan.

Dilansir dari laman Verywell Mind, delusi sering kali diperkuat oleh salah tafsir atas suatu peristiwa, dan banyak juga yang melibatkan paranoia pada tingkat tertentu.

Delusi adalah gejala umum dari beberapa gangguan psikotik. Hal ini mungkin terjadi bersamaan dengan halusinasi, yang melibatkan persepsi sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Apa Itu Halusinasi? Berikut Pengertian, Gejala, dan Jenisnya

Delusi ditandai dengan keyakinan yang tak tergoyahkan pada hal-hal yang tidak benar, dan dalam banyak kasus, masih ada keyakinan terhadap khayalan tersebut meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.

Beberapa delusi mungkin melibatkan keyakinan normal yang secara teoretis dapat terjadi dalam kehidupan nyata, seperti percaya bahwa pasangan Anda selingkuh.

Delusi lainnya bahkan bersifat aneh, fantastik, atau mustahil, seperti berpikir bahwa pemerintahan mengontrol masyarakat melalui gelombang radio.

Baca juga: Apakah Hewan juga Berhalusinasi seperti Manusia?

Perbedaan halusinasi dan delusi

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, meskipun halusinasi dan delusi melibatkan distorsi atau penyimpangan realitas, ada perbedaan mencolok antara keduanya.

Misalnya, pemikiran delusi berarti proses kognitif seseorang terdistorsi, atau dalam hal ini pikiran orang tersebut terdistorsi.

Sedangkan pada halusinasi, distorsi ada pada indra orang yang mengalaminya, misalnya pada indra pendengaran atau peraba.

Baca juga: Mengenal Magic Mushroom, Jamur Penyebab Halusinasi yang Masuk dalam Narkotika Golongan I

Secara sederhana, halusinasi melibatkan indera dan perasaan nyata tetapi sebenarnya tidak, dan delusi adalah keyakinan yang salah dan tetap meskipun ada bukti sebaliknya.

Pada dasarnya, kedua kondisi tersebut tidak selalu menimbulkan masalah dan kekhawatiran.

Namun bila sering dialami, perlu melakukan konsultasi atau pemeriksaan kesehatan medis dan mental.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi