Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintar Sembunyikan Perasaan, AI Kini Bisa Ungkap Rasa Sakit yang Diderita Kucing

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Esin Deniz
Ilustrasi kucing sakit. Peneliti mengembangkan AI untuk membaca ekspresi kucing, apakah merasakan sakit atau tidak.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kucing rumahan adalah spesies yang cenderung tertutup dan ahli dalam menutupi perasaan maupun niat terselubung.

Sikap ini kerap menyulitkan pemilik kucing dan dokter hewan untuk membaca tanda-tanda rasa sakit pada ekspresi wajah dan perilakunya.

Namun, sebuah program kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) terbaru dengan akurasi hingga 77 persen mungkin dapat membantu mengintip di balik topeng datar si kucing.

Penelitian terkait alat terbaru ini dipimpin oleh Marcelo Feighelstein dari Universitas Haifa Israel, serta Lea Henze dari Universitas Kedokteran Hewan Hannover di Jerman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, Anna Zamansky, seorang ilmuwan komputer di Universitas Haifa, serta Holger Volk dari Universitas Kedokteran Hewan Hannover, merupakan rekan penulis senior dalam penelitian ini.

Baca juga: Memelihara Kucing Meningkatkan Risiko Skizofrenia? Studi Ungkap Hubungannya


AI baca rasa sakit dari ekspresi kucing

Dilansir dari Scientific American, Jumat (8/12/2023), penelitian menilai apakah kucing yang dirawat merupakan kucing sehat atau mengalami rasa sakit berdasarkan ekspresi wajahnya.

Zamansky mengatakan, para peneliti berencana mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan dokter hewan dan pemilik kucing mengambil foto untuk mendeteksi rasa sakit secara otomatis.

Meski pengembang AI lain telah mencoba mengungkap rahasia emosi kucing, menurut Zamansky, penelitian ini merupakan pertama kalinya yang terbit dan ditinjau oleh rekan sejawat.

Saat ini, dokter hewan mengukur rasa nyeri kucing menggunakan tes kompleks, seperti Glasgow Composite Measure Pain Scale, yang memerlukan pemeriksaan ekspresi wajah dan perilaku hewan.

Kendati tervalidasi secara ilmiah, metode tersebut bergantung pada penilaian subyektif dokter hewan dan sangat memakan waktu.

"Kami yakin mesin ini akan bekerja lebih baik. Mesin ini dapat melihat lebih dari sekadar mata telanjang manusia karena sensitif terhadap detail halus informasi visual," kata Zamansky.

Untuk mengembangkan alat model terbaru ini, peneliti memeriksa 84 foto kucing dari berbagai ras dan usia dengan riwayat kesehatan berbeda-beda.

Foto kucing diambil dari rumah sakit hewan Universitas Kedokteran Hewan Hannover di Jerman sebagai bagian dari perawatan standar.

Kucing-kucing dalam gambar telah dinilai berdasarkan skala Glasgow dengan tingkat rasa sakit yang diharapkan dari kondisi klinis mereka, misalnya patah tulang atau masalah saluran kemih.

Pengukuran ini digunakan untuk melatih model AI terbaru buatan tim dan mengevaluasi kinerjanya.

Para penulis pun menegaskan, tidak ada proses penelitian yang menimbulkan penderitaan maupun rasa sakit pada kucing.

Baca juga: Waspada, Berikut 5 Faktor yang Menyebabkan Kucing Menjadi Agresif

Mulut kucing jadi fitur paling penting

Masih dari Scientific American, Jumat, para peneliti menciptakan dua algoritma pembelajaran mesin yang dapat mendeteksi rasa sakit hanya berdasarkan foto kucing.

Salah satu algoritma mengamati jumlah kontraksi otot wajah sebagai indikator nyeri umum, dengan menggunakan 48 "landmark" yang melibatkan telinga, mata, dan mulut.

Algoritma lain menggunakan metode pembelajaran mendalam untuk data tidak terstruktur, dengan tujuan menganalisis seluruh wajah guna mengetahui kontraksi otot dan pola lainnya.

Hasilnya, pendekatan AI berbasis landmark memiliki akurasi hingga 77 persen dalam mengidentifikasi apakah kucing kesakitan.

Namun, pendekatan pembelajaran mendalam memberikan akurasi lebih sedikit, hanya sebesar 65 persen.

Para peneliti mengatakan, perbedaan akurasi mungkin berasal dari sistem pembelajaran mendalam yang "haus data".

Sebab, dalam penelitian ini, hanya tersedia kumpulan data gambar ekspresi wajah kucing yang relatif kecil.

Para peneliti juga menemukan bahwa mulut kucing, bukan telinga atau mata, adalah fitur wajah yang paling penting dalam mengenali rasa sakit secara akurat.

Kendati demikian, psikolog Jerman dengan latar belakang ilmu emosi yang tak terlibat dalam penelitian, Dennis Kuster mengatakan, penting untuk membedakan antara ekspresi wajah dan emosi.

Pengujian pada manusia menunjukkan, AI cenderung mengenali pola wajah tetapi belum tentu mengetahui makna di baliknya.

Apalagi, ekspresi wajah mungkin tidak selalu dikaitkan dengan emosi tertentu.

"Contoh terbaik adalah senyuman sosial. Jadi saya mungkin tersenyum sekarang, tapi mungkin saya hanya ingin bersikap ramah," ungkap Kuster.

"Kita mengekspresikan hal-hal tertentu secara otomatis, dan itu tidak berarti bahwa kita dipenuhi dengan kebahagiaan," lanjutnya.

Namun demikian, dia menambahkan, ada beberapa konteks di mana AI mungkin dapat unggul dalam pengenalan emosi.

Baca juga: Bagian Tubuh yang Paling Disukai Kucing untuk Dielus, Mana Saja?

Aplikasi deteksi rasa sakit pada kucing

Sebelumnya, sebuah perusahaan teknologi bersama universitas di Tokyo, Jepang telah bekerja sama untuk menghasilkan aplikasi pembaca rasa sakit melalui foto kucing.

Dilansir dari The Japan Times, Selasa (4/7/2023), aplikasi bernama "Cat Pain Detector" ini bukan hanya digunakan di Jepang, tetapi juga Eropa dan Amerika Selatan.

Kepala pengembang Carelogy, Go Sakioka mengatakan, aplikasi ini adalah bagian dari rangkaian teknologi yang terus berkembang bagi pemilik hewan peliharaan.

Bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Bioresource Universitas Nihon, Carelogy mengumpulkan 6.000 foto kucing untuk mempelajari ekspresi, mulai dari telinga, hidung, kumis, dan kelopak mata.

Mereka kemudian menggunakan sistem penilaian hasil rancangan Universitas Montreal, Kanada, untuk mengukur perbedaan kecil antara kucing sehat dan kucing yang kesakitan.

"Kami ingin membantu pemilik kucing menilai dengan lebih mudah di rumah apakah perlu menemui dokter hewan atau tidak," kata Sakioka.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi