Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 4,6 Guncang Sukabumi, Adakah Kaitan dengan Aktivitas Gunung Salak?

Baca di App
Lihat Foto
Ehamberg/Wikipedia
Ilustrasi Gunung Salak. Hubungan gempa Sukabumi dengan aktivitas Gunung Salak.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan M 4,6 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (14/12/2023) pukul 06.35 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, episenter gempa terletak pada koordinat 6,76 Lintang Selatan dan 106,53 Bujur Timur.

Tepatnya, berlokasi di darat pada jarak 25 kilometer barat laut Kabupaten Sukabumi dengan kedalaman 5 kilometer.

Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.

Dikutip dari Antara, Senin (11/12/2023), gempa bumi M 4,0 yang mengguncang barat daya Kota Bogor pada Jumat (8/12/2023) turut menyebabkan peningkatan gempa tektonik lokal Gunung Salak.

"Gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas empat kali kejadian per hari," ujar Kepala PVMBG Hendra Gunawan, Senin.

Lantas, mungkinkah gempa Sukabumi hari ini berkaitan dengan aktivitas Gunung Salak?

Baca juga: Analisis Penyebab Gempa Magnitudo 4,7 yang Mengguncang Sukabumi

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Gempa tektonik di kompleks gunung api

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki mengaku masih belum dapat memastikan keterkaitan gempa Sukabumi dengan Gunung Salak.

"Kami masih menganggap itu gempa tektonik lokal karena lokasi sumbernya berada di sesar sekitar Gunung Salak," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Namun, pihaknya memastikan, saat ini gempa vulkanik akibat aktivitas Gunung Salak masih belum mengalami peningkatan.

"Dalam klasifikasi kami itu (gempa Sukabumi) masih gempa tektonik lokal, belum gempa vulkanik," tambahnya.

Sebagai informasi, gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas atau letusan gunung berapi.

Sedangkan, gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerakan lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi.

Baca juga: Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Sukabumi Terasa hingga Jakarta

Aktivitas Gunung Salak masih normal

Meski kegempaan di Gunung Salak cenderung normal, PVMBG mengimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi erupsi freatik.

Erupsi tersebut, yakni berupa semburan lumpur atau erupsi uap air yang dapat terjadi tiba-tiba pascakenaikan gempa teknonik lokal di kawasan tersebut.

Menurut Ahmad, saat musim hujan, tingkat kelembapan udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai.

"Yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," lanjutnya.

Namun demikian, tingkat aktivitas Gunung Salak saat ini cenderung tidak mengalami peningkatan aktivitas dan tetap berada pada Level I atau Normal.

Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?

Gempa Sukabumi akibat sesar aktif

Terpisah, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa yang mengguncang Sukabumi hari ini berada di kompleks gunung berapi.

"Yang pasti ini aktivitas gempa di kompleks gunung api," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Kendati demikian, menurut Daryono, gempa yang mengguncang Sukabumi merupakan jenis gempa dangkal akibat sesar aktif.

Hal tersebut berdasarkan analisis terhadap lokasi episenter serta kedalaman hiposenter dari gempa hari ini.

Dia melanjutkan, sejak 6-14 Desember 2023 pukul 06.35 WIB, BMKG mencatat serangkaian gempa bumi sebanyak 50 kali di lokasi yang berdekatan.

Baca juga: Gempa M 4,7 Guncang Sukabumi, Ini Wilayah yang Merasakan Getaran Gempa

Wilayah yang merasakan gempa Sukabumi

Daryono mengungkap, berdasarkan peta tingkat guncangan atau shakemap BMKG, dampak gempa Sukabumi dirasakan oleh sejumlah wilayah di sekitarnya.

Gempa ini tercatat dirasakan paling kuat di wilayah Pamijahan dengan skala intensitas III-IV MMI.

Artinya, gempa terasa nyata dalam rumah, getaran seakan-akan ada truk melintas, hingga membuat gerabah pecah serta jendela dan pintu berderik.

Di Panggarangan, Bayah, Kalapanunggal, Cilograng, dan Bogor, gempa terasa dengan skala intensitas III MMI atau dirasakan nyata dalam rumah.

Sementara itu, di Ciputat, Tangerang, gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI atau layaknya benda-benda ringan yang digantung bergoyang hingga dirasakan nyata dalam rumah.

Masyarakat di Pelabuhan Ratu pun ikut terdampak, dengan skala intensitas II MMI atau terasa oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Menimbulkan kerusangan ringan beberapa bangunan rumah dekat pusat gempa," ungkap Daryono.

Baca juga: Mengenang Aksi Heroik Anthonius, Petugas ATC yang Selamatkan Pesawat Saat Gempa Palu 2018

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi