KOMPAS.com - Seseorang yang terkena gigitan hewan seperti anjing, kucing, atau monyet bisa berpotensi mengalami gangguan rabies.
Rabies dapat mengakibatkan penderitanya mengalami berbagai gejala, salah satunya fobia air atau hydrophobia.
Hydrophobia atau hidrofobia adalah bentuk fobia atau ketakutan yang tidak masuk akal dan berlebihan terhadap air.
Lalu, apa itu hidrofobia dan mengapa terjadi pada pasien rabies?
Baca juga: Tanda-tanda Kucing Terkena Rabies, Apa Saja?
Apa itu hidrofobia?
Hidrofobia merupakan gejala klinis yang dialami manusia penderita rabies. Dikutip dari situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS (NCBI), pasien rabies akan mengalami gejala lainnya.
Gejala khas rabies pada manusia, antara lain meliputi:
- Tingkat kesadaran yang berfluktuasi
- Kondisi mental yang berubah
- Hidrofobia
- Aerofobia atau takut terbang dengan pesawat
- Kejang
- Kematian setelah lima hari menderita rabies
Kondisi hidrofobia ini berbeda dari aquaphobia atau ketakutan terhadap air pada umumnya yang terjadi akibat masalah psikologis.
Dikutip dari situs CPD Online College (20/10/2022), fobia air yang terjadi karena masalah psikologis akan mengalami gejala lain seperti merasa takut, cemas, dan panik.
Sementara penderita rabies tidak merasakannya karena lebih berupa kondisi fisiologis daripada psikologis.
Hidrofobia terjadi pada tahap akhir pertumbuhan virus rabies di tubuh penderita. Hal tersebut menyebabkan kejang dan rasa sakit di tenggorokan saat minum atau berpikir untuk minum air.
Baca juga: Benarkah Penderita Rabies Takut Air dan Cahaya? Dokter Berikan Penjelasannya
Penyebab rabies sebabkan hidrofobia
Dilansir dari Medical News Today (26/4/2023), penyebab takut air adalah penyakit tersebut menyebabkan kejang hebat di tenggorokan saat seseorang mencoba menelan.
Tak hanya itu, pikiran untuk menelan air juga dapat dapat menyebabkan kejang. Kondisi tersebut menimbulkan kesan penderita hidrofobia takut terhadap air.
Kejang di tenggorokan yang menyakitkan dapat mengakibatkan ketakutan atau kepanikan ekstrem ketika orang tersebut melihat, merasakan, mengecap, atau mendengar air.
Rasa sakit dan sulit menelan kemungkinan besar menyebabkan orang tersebut tidak mau minum air.
Hidrofobia mencegah penderita rabies menelan kelebihan air liurnya dengan cara minum atau berkumur dengan air.
Akibatnya, virus tetap ada di mulut dan bisa menyebar ke lingkungan sekitar sehingga meningkatkan penyebaran rabies.
Baca juga: Bagaimana Pertolongan Pertama Digigit Hewan Penular Rabies?
Gejala dan perawatan hidrofobia
Gejala rabies muncul dalam rentang waktu seminggu atau bahkan satu tahun setelah terkena virus.
Dikutip dari Discover Magazine (3/10/2023), gejala rabies termasuk hidrofobia akan muncul setelah virusnya mencapai sistem saraf pusat.
Di tahap ini, penderita akan mengalami kejang-kejang, mulut berbusa, dan sulit menelan.
Dia akan kesakitan saat meminum atau bahkan hanya berpikir untuk menelan air. Meski begitu, mereka mungkin merasa sangat haus.
Kejang dan hidrofobia akan berhenti saat penderita memasuki fase kelumpuhan. Selanjutnya, dia bisa mengalami koma hingga meninggal dunia.
Dikutip dari Cleveland Clinic, tidak ada perawatan khusus bag penderita yang sudah menunjukkan gejala rabies seperti hidrofobia.
Karena itu, orang yang melakukan kontak dengan hewan diduga rabies perlu segera mendapatkan perawatan. Luka gigitan hewan harus dicuci bersih dengan air dan sabun.
Selanjutnya, dia akan mendapatkan beberapa kali suntikan vaksin. Pasien juga mendapatkan perawatan antibodi.
Untuk mencegahnya, hindari kontak dengan hewan liar, beri vaksin ke peliharaan, dan dapatkan vaksin untuk manusia.